Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kenapa 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan Penting Diperingati?
30 November 2022 13:33 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Sejak 25 November hingga 10 Desember mendatang, masyarakat dunia memperingati 16 Days of Activism Against Gender-based Violence atau 16 Hari Anti-Kekerasan terhadap Perempuan (16 HAKtP). Nah, selama lebih dari dua pekan ini, dunia dengan aktif mengampanyekan penghapusan kekerasan berbasis gender, Ladies.
ADVERTISEMENT
Buat kamu yang belum akrab dengan peringatan ini, 16 HAKtP merupakan kampanye yang diusung oleh para aktivis di momen inagurasi Women’s Global Leadership Institute pada 1991 silam. Beberapa tahun sejak itu, PBB dan UN Women (badan PBB untuk kesetaraan gender dan pelindungan perempuan) terus mendukung kampanye 16 hari tersebut.
Nah, menurut International Women’s Development Agency (IWDA), 16 HAKtP dimulai pada Hari Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan yang jatuh pada 25 November. Kemudian, peringatan ini akan berakhir pada Hari Hak Asasi Manusia Internasional yang jatuh pada 10 Desember.
Yang dilakukan oleh dunia selama 16 HAKtP tahun 2022 adalah kampanye mengakhiri kekerasan dan pembunuhan terhadap perempuan, Ladies. Istilah pembunuhan terhadap perempuan dan anak perempuan ini dikenal sebagai femicide.
Alasan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan begitu krusial
Ada berbagai alasan mengapa 16 HAKtP ini sangat penting untuk diperingati, Ladies. Simak penjelasan yang sudah kumparanWOMAN rangkum dari berbagai sumber berikut ini.
ADVERTISEMENT
1. Adanya tren peningkatan pembunuhan perempuan dan anak perempuan
Menurut situs resmi UNODC (United Nations Office for Drugs and Crime), pada 2020, sekitar 47 ribu perempuan dan anak perempuan tewas dibunuh oleh pasangannya atau anggota keluarganya. Ini artinya, rata-rata satu perempuan atau anak perempuan dibunuh setiap 11 menit.
Yang mengerikannya lagi, angka ini mungkin bisa terus meningkat, jika femicide dan kekerasan terhadap perempuan tidak dihentikan. Selama pandemi COVID-19, sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Spanyol, Turki, Meksiko, dan Islandia mencatat peningkatan drastis dalam femicide.
Bahkan, menurut situs resmi 16 Days of Activism, 50 persen dari pembunuhan terhadap perempuan dilakukan oleh pasangannya sendiri. Ini jauh lebih tinggi ketimbang rata-rata global, yaitu 38 persen.
2. Pembunuhan terjadi akibat kekerasan berbasis gender
Kemudian, data yang dihimpun oleh UNODC menyimpulkan bahwa pembunuhan terhadap perempuan itu terjadi bukan karena tindakan yang spontan atau tak jelas. Pembunuhan itu justru disebabkan oleh kekerasan terhadap perempuan yang sudah berlangsung lama dan terus menerus terjadi, hingga berujung pada penghabisan nyawa.
ADVERTISEMENT
Dalam data tahun 2017, disebutkan bahwa 87.000 perempuan di seluruh dunia meninggal akibat pembunuhan yang disengaja. 58 persen dari total pembunuhan tersebut bahkan dilakukan oleh pasangan intimnya, Ladies.
3. 16 HAKtP mengangkat pembicaraan soal kekerasan terhadap perempuan
Data-data di atas menunjukkan betapa buruknya situasi yang dihadapi banyak perempuan di dunia. Oleh sebab itu, perlu adanya aksi tegas dari dunia untuk menyuarakan penolakan terhadap kekerasan pada perempuan.
Nah, lewat 16 HAKtP ini, berbagai organisasi di negara-negara dunia mengangkat topik ini menjadi pembicaraan dan diskusi yang serius. Dikutip dari International Women’s Development Agency (IWDA), 16 hari kampanye ini semakin menyorot aksi para aktivis dan lembaga HAM untuk melobi pemerintah negara setempat untuk mau bergerak lebih cepat mengentaskan kekerasan terhadap perempuan.
Selain itu, 16 hari peringatan ini juga menyorot aksi para aktivis dalam mendorong perubahan tindakan yang diskriminatif gender di masyarakat. Ini dilakukan untuk merespons dan mencegah kekerasan berbasis gender.
ADVERTISEMENT
Selain itu, 16 HAKtP juga kian membuat masyarakat sadar bahwa kekerasan, bahkan pembunuhan, terhadap perempuan memang nyata adanya. Itulah mengapa, 16 hari peringatan ini sangat penting untuk dirayakan, Ladies.