Kepala BKKBN: Childfree Bisa Bikin Struktur Demografi Tak Seimbang

16 Juli 2024 12:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. Foto: BKKBN
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo. Foto: BKKBN
ADVERTISEMENT
Kepala BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional), dr. Hasto Wardoyo kembali menyita perhatian warganet. Ya, belum lama ini, ia menyampaikan statement bahwa pasangan menikah yang memutuskan untuk childfree (tidak memiliki anak) bisa membahayakan masa depan bangsa.
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita tahu bahwa saat ini istilah childfree tengah ramai diperbincangkan. Tak sedikit pasangan menikah yang memutuskan untuk melanjutkan hidup hanya berdua tanpa memiliki keturunan.
Tentu saja, berbagai pertimbangan pasti sudah dipikirkan tiap pasangan yang memutuskan untuk childfree. Namun ternyata, dr. Hasto memiliki pandangan yang berbeda.

Childfree membuat struktur demografi tidak seimbang

Ilustrasi pasangan. Foto: Shutterstock
Dikutip dari Antaranews, dr. Hasto bilang Indonesia belum mengalami peningkatan atau bonus demografi. Belum lagi, pendidikan para generasi baby boomer atau orang tua, cenderung bisa dikatakan masih rendah.
Alhasil, bila pasangan memutuskan untuk childfree, maka hal tersebut bisa memicu struktur demografi yang tidak seimbang dan membahayakan masa depan bangsa.
"Jadi nanti kan populasi yang sekarang sudah usia hampir tua itu kan banyak. Generasi 'baby boom' ini kan banyak. Kalau ini naik menjadi usia tua, (generasi) yang di bawahnya itu sedikit, itu berbahaya," ujar dr. Hasto seperti yang dilansir Antaranews.
ADVERTISEMENT
"Kan orang tua sekarang pendidikannya rendah, ekonominya rendah. (Dengan keputusan childfree) Struktur demografisnya tidak imbang," tambahnya.

dr. Hasto bahas childfree dari segi kesehatan

Ilustrasi perempuan. Foto: Ronnachai Palas/Shutterstock
dr. Hasto juga menyoroti fenomena childfree dari sisi kesehatan. Menurutnya, childfree bisa menyebabkan masalah kesehatan untuk perempuan, salah satunya kanker payudara.
Kata dr. Hasto, perempuan yang kena payudara biasanya adalah orang-orang yang tidak menyusui. Untuk itu, menurutnya hamil dan menyusui akan memberikan manfaat kesehatan bagi perempuan.
Bicara soal perempuan yang tidak hamil dan menyusui tapi bisa kena kanker payudara, ternyata itu benar adanya, Ladies. Menurut dr. Bob Andinata, SpB(K)Onk dari Rumah Sakit Kanker Dharmais, menyatakan bahwa tidak menyusui memang merupakan salah satu faktor risiko kanker payudara.
Ilustrasi kanker payudara. Foto: siam.pukkato/Shutterstock
“Kanker payudara sangat tergantung dengan hormon estrogen yang ada di dalam tubuh kita. Kanker payudara itu jika kita tidak menyusui, faktor risikonya tinggi. Jadi, beberapa pasien-pasien saya ketika disurvei, umumnya pasien tersebut satu tidak menyusui atau menyusui kurang dari satu tahun, dan beberapa ada yang tidak punya anak,” ujar dr. Bob Adinata.
ADVERTISEMENT
Ya, mengingat kanker payudara sangat bergantung pada hormon estrogen. Alhasil, semakin lama perempuan terpapar hormon estrogen, semakin meningkat risiko terjadi kanker payudara.
“Ketika kita hamil, hamil itu tidak murni estrogen di tubuh kita. Makanya hamil adalah salah satu cara kita menurunkan faktor risiko kanker payudara. Menyusui juga adalah salah satu cara kita menurunkan faktor risiko kanker payudara,” ungkap Fellow Bedah Onkologi di RSUPN Cipto Mangunkusumo, dr. Sinta Chaira Maulanisa, SpB.