Kisah Adhara Sánchez, Anak Perempuan Jenius yang Lulus Kuliah Usia 11 Tahun

13 Mei 2023 19:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Adhara Sanchez, anak perempuan jenius asal Meksiko yang lulus kuliah teknik di usia 11 tahun. Foto: Instagram/@adhara.maite.perez.sanchez
zoom-in-whitePerbesar
Adhara Sanchez, anak perempuan jenius asal Meksiko yang lulus kuliah teknik di usia 11 tahun. Foto: Instagram/@adhara.maite.perez.sanchez
ADVERTISEMENT
Dulu pernah menjadi korban perundungan, kini mampu membuktikan bahwa ia juga bisa sukses, bahkan di usia muda. Dia adalah Adhara Pérez Sánchez, seorang anak perempuan asal Meksiko yang disebut sebagai anak jenius.
ADVERTISEMENT
Adhara adalah anak perempuan berusia 11 tahun dengan kecerdasan di atas rata-rata. Ia memiliki IQ 162, lebih tinggi dibandingkan IQ ilmuwan ternama dunia Albert Einstein dan Stephen Hawking.
Kecerdasan Adhara turut dibuktikan lewat keberhasilannya memperoleh gelar sarjana di bidang teknik di usia yang sangat muda: 11 tahun.
Nama Adhara semakin dikenal sejak dirinya muncul di majalah Marie Claire Mexico pada April lalu.
Dalam wawancara dengan Marie Claire Mexico, ibu Adhara, Nayeli Sánchez, menceritakan perjalanan berat anak perempuannya sejak balita, hingga akhirnya bisa meraih prestasi yang sungguh gemilang.
Adhara Sanchez, anak perempuan jenius asal Meksiko yang lulus kuliah teknik di usia 11 tahun. Foto: Instagram/@adhara.maite.perez.sanchez

Adhara didiagnosis autisme

Nayeli mengungkapkan, saat Adhara berusia tiga tahun, dokter mendiagnosis dia mengidap autisme. Autisme sendiri merupakan gangguan pada saraf yang berdampak pada gangguan perilaku sosial dan kemampuan komunikasi pada penderitanya.
ADVERTISEMENT
Akibat autisme yang dialaminya, Adhara dirundung oleh teman-temannya. Dikutip dari Times of India, teman-teman dan gurunya tidak bersikap baik pada Adhara. Ia terpaksa tiga kali pindah sekolah. Pada akhirnya, Adhara menjauh dari lingkungannya dan menolak bermain dengan teman-teman sebayanya.
“Guru-guru Adhara tidak terlalu berempati. Ia mulai menjauhkan diri, tidak ingin bermain dengan teman-temannya, ia merasa aneh dan berbeda. Ia bisa berada di sekolah untuk beberapa saat dan kemudian ia jatuh tertidur, ia tidak ingin melakukan apa-apa lagi,” kata Nayeli, sebagaimana dilansir Marie Claire Mexico.
Dikutip dari Hindustan Times, Nayeli pun mendaftarkan Adhara ke sekolah khusus anak-anak berbakat secara intelektual, yaitu Center for Attention to Talent (CEDAT). Di sanalah, IQ 162 Adhara terungkap dan terkonfirmasi.
Adhara Sanchez, anak perempuan jenius asal Meksiko yang lulus kuliah teknik di usia 11 tahun. Foto: Instagram/@adhara.maite.perez.sanchez

Perjalanan pendidikan Adhara

Perhatian Adhara pun terpusat pada ilmu pengetahuan. Anak perempuan yang bercita-cita sebagai astronot ini mulai belajar aljabar secara otodidak. Ia juga mampu menghapal unsur-unsur dalam tabel periodik di usia yang sangat muda.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Times of India, kecerdasan Adhara membawanya menyelesaikan pendidikan sekolah dasar (SD) di usia lima tahun. Setahun kemudian, di usia enam tahun, ia lulus dari sekolah menengah.
Perjalanan pendidikan Adhara masih terus berlanjut. Setelah lulus dari sekolah menengah, ia mengenyam pendidikan jenjang sarjana di jurusan systems engineering atau teknik sistem di Universidad CNCI Meksiko. Akhirnya, di usia 11 tahun, ia berhasil meraih gelar sarjana.
Tak sampai di situ, Adhara kembali meneruskan pendidikannya ke jenjang magister. Dikutip dari Marie Claire Mexico, saat ini Adhara menimba ilmu di Technological University of Mexico. Ia memusatkan studinya di bidang teknik industri, dengan spesialisasi matematika.
Adhara Sanchez, anak perempuan jenius asal Meksiko yang lulus kuliah teknik di usia 11 tahun. Foto: Instagram/@adhara.maite.perez.sanchez

Bermimpi besar hingga ke luar angkasa

Kegigihan Adhara dalam menimba pendidikan akademik menjadi token inspirasi bagi banyak perempuan muda di Meksiko. Menurut Times of India, Adhara saat ini bekerja sama dengan Mexican Space Agency (Badan Antariksa Meksiko) untuk mendukung anak perempuan di dunia sains, khususnya di bidang antariksa dan matematika.
ADVERTISEMENT
Selain bercita-cita untuk menimba ilmu di University of Arizona, Amerika Serikat, Adhara juga ingin sekali bisa bergabung dengan NASA, badan antariksa Amerika Serikat.
Dalam beberapa bulan ke depan, Adhara akan memulai uji coba di NASA yang bernama G test. Tes ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi yang bisa terjadi pada astronot pada saat penerbangan.
Jika Adhara lolos, ia akan menjadi penyandang autisme pertama yang terbang bersama NASA ketika usianya 17 tahun nanti.