Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Sosok Asmara Abigail di industri film Indonesia sedang hangat-hangatnya diperbincangkan. Sejak ia tampil dalam film bisu karya Garin Nugroho, Setan Jawa, kehadirannya sontak mencuri perhatian publik.
ADVERTISEMENT
Selain bakat menari dan akting yang dimiliki Asmara Abigail, warna kulit eksotisnya menjadi ciri khasnya. Kehadiran Asmara dalam hiburan tanah air seakan membawa angin segar dengan mengubah standar kecantikan yang identik yaitu perempuan berkulit terang.
Di balik warna kulit Asmara, terdapat cerita yang membuatnya menghindari pertemanan semasa sekolah. Sejak duduk di sekolah dasar sampai ke bangku SMA, Asmara mengaku tidak memiliki banyak teman. Itu terjadi karena ia sering menghadapi bully terkait warna kulitnya.
Walaupun begitu, Asmara tidak pernah tertarik untuk mengubah warna kulitnya dengan berbagai perawatan yang menawarkan hasil kulit cerah. Malah ia mendapat dukungan penuh dari sang ibu dan tantenya. Menurut mereka, warna kulit Asmara sangat cantik.
ADVERTISEMENT
“Saya nggak pernah coba produk pemutih karena tidak tertarik. Mama dan tante-tante selalu bilang kalau warna kulit saya itu bagus sekali,” ucap Asmara Abigail di acara peluncuran POND’S Perfecting Cream #SemuaKulitBisaWOW di Lucy in the Sky, Jakarta Selatan, Jumat (8/11).
Meski begitu, tetap saja Asmara harus menghadapi bully yang sering dilakukan teman-teman sekolahnya. Untuk itu, Asmara mempunyai cara sederhana dan jitu.“Cukup dengan tidak berteman dengan mereka, jadi lumayan nggak punya teman dulu. Jadi dari SD, SMP, SMA saya lumayan dibully tapi saya nggak terlalu stres dan memikirkan itu,” jelasnya.
Asmara lebih mengutamakan untuk cepat menyelesaikan sekolahnya dan mengambil jurusan kuliah yang diinginkan. Ia berharap bahwa di masa kuliah nanti akan bertemu dengan orang-orang yang positif dan mempunyai teman yang satu aura dengannya.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, apa yang diharapkan Asmara terbukti. “Teman-teman yang dulu itu malah nggak konteks sekarang. Bukannya maunya diterima sama mereka, tapi saya malah meninggalkan mereka karena menurutku toksik sekali,” paparnya.