Kisah Ellie Goldstein, Perempuan Down Syndrome yang Jadi Model Sampul Vogue

20 September 2023 16:38 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ellie Goldstein, model dengan kondisi Down Syndrome asal Inggris. Foto: Instagram/elliejg16_zebedeemodel
zoom-in-whitePerbesar
Ellie Goldstein, model dengan kondisi Down Syndrome asal Inggris. Foto: Instagram/elliejg16_zebedeemodel
ADVERTISEMENT
Kondisi down syndrome tidak mematahkan semangat Ellie Goldstein untuk meraih mimpi. Perempuan berusia 21 tahun ini sukses mematahkan stigma terkait disabilitas di dunia modeling dan tampil di berbagai sampul majalah fashion, salah satunya Vogue.
ADVERTISEMENT
Ellie Goldstein menjadi model untuk cover British Vogue edisi Mei 2023. Dalam wawancaranya bersama British Vogue, Ellie mengungkapkan bahwa hal itu sudah menjadi cita-cita besarnya sejak lama.
“Saya ingin terus melanjutkan karier modeling saya dan terus menunjukkan kepada dunia siapa saya. Target utama saya sejak lama adalah tampil di sampul majalah Vogue. Saya selalu memiliki impian tersebut!” ucap Ellie, sebagaimana dikutip dari British Vogue.
Tampil di cover British Vogue hanya satu dari berbagai prestasi yang berhasil diraih Ellie. Sebelumnya, Ellie pernah muncul di kampanye milik Gucci pada 2020, yaitu “Unconventional Beauty” dalam kolaborasi bersama Vogue Italia. Berkat kampanye tersebut, Ellie mengukir namanya di industri fashion dunia.
“Hari itu (hari pemotretan bersama Gucci -red) adalah hari yang luar biasa dan penuh dengan kewalahan. Rambut, makeup, dan busananya sungguh brilian. Ketika saya akhirnya melihat hasil pemotretannya, saya merasa aneh karena foto-foto tersebut sangat menunjukkan kepribadian saya,” ucap Ellie, sebagaimana dikutip dari Harper’s Bazaar.
ADVERTISEMENT
“Bagi saya, foto-foto tersebut menunjukkan bahwa saya tidak akan pernah menyerah dan menunjukkan alasan mengapa mengikuti mimpi-mimpimu adalah keputusan yang baik,” lanjut Ellie.

Sosok Ellie Goldstein

Ellie Goldstein lahir pada 18 Desember 2001. Ia didiagnosis mengidap down syndrome sejak lahir dan para dokter mengatakan bahwa Ellie tidak akan bisa bicara, berjalan, atau hidup mandiri akibat kondisinya tersebut.
Namun, Ellie berhasil mematahkan seluruh prediksi dokter itu. Dikutip dari Harper’s Bazaar, saat Ellie masih kecil, ia mulai menikmati seni drama dan menari. Di usia lima tahun, dirinya muncul dalam pertunjukan di Royal Albert Hall dan The Royal Opera House.
Sayangnya, kondisi down syndrome Ellie masih membuat orang lain memandangnya sebelah mata. Ellie mengatakan, para guru memperlakukan Ellie seakan-akan dia bodoh. Banyak orang yang berasumsi bahwa Ellie tidak bisa berbicara.
ADVERTISEMENT
Memasuki usia remaja, Ellie Goldstein memilih fashion sebagai jalur untuk mengekspresikan dirinya. Ia pun menjadikan shopping sebagai hobinya. Kecintaannya terhadap fashion pun didukung oleh sang ibu dan kakak, Amy.
“Sejak saya kecil, saya sangat senang berdandan. Saya senang mengaplikasikan makeup milik kakak saya, Amy, di wajah saya, dan berpura-pura sedang berjalan di atas catwalk. Saya memiliki legging hitam berkilau dan baju perak berkilau. Ibu saya menata rambut saya dengan permata dan bando untuk menyesuaikan penampilan,” kata Ellie kepada British Vogue.
“Busana membuat saya merasa lebih percaya diri. Saya menyukai warna-warna cerah; pink, kuning… mereka membuat saya merasa bahagia dan cerah,” lanjutnya.
Akhirnya, di usia 15 tahun, Ellie Goldstein bergabung dengan agensi model Zebedee Management. Ini adalah agensi model yang merangkul model-model dengan disabilitas dan kelompok minoritas seperti transgender dan orang-orang nonbiner.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Harper’s Bazaar, selain bekerja sebagai model, ia juga menimba ilmu di New City College di Redbridge, Essex, dengan fokus pendidikan di seni drama. Tak hanya itu, ia juga mengambil kelas-kelas tari hip-hop dan kontemporer. Kesibukannya ini menunjukkan bahwa Ellie Goldstein menolak untuk dikecilkan ke dalam stereotip down syndrome dan bahwa disabilitas tidak menjadi penghalang kesuksesan.
Ellie pun berharap, industri fashion dan dunia secara umum bisa lebih inklusif. Dalam wawancaranya dengan British Vogue, Ellie memandang keberagaman dan inklusivitas terhadap penyandang disabilitas sebagai hal yang sangat penting.
Ia mengaku, sejak lama, ia sangat senang membaca majalah-majalah fashion. Namun, salah satu hal yang membuatnya sedih adalah dirinya tidak pernah melihat penyandang down syndrome di dalamnya.
ADVERTISEMENT
“Brand-brand tidak seharusnya takut untuk mempekerjakan orang seperti saya. Saya tahu saya membawa kebahagiaan dengan karya saya dan saya bisa membuat orang-orang tersenyum. Semua orang harus bisa terlihat, tidak disembunyikan. Kita sama saja seperti orang-orang lainnya—terkadang lebih lambat di sejumlah hal, tetapi kita perlu diberikan kesempatan,” tegasnya.