news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kisah Pendiri Aplikasi Kencan Bumble, Sukses Jadi Miliuner Perempuan Termuda

16 Februari 2021 14:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
CEO Bumble Whitney Wolfe-Herd, dok. Instagram/@whitney
zoom-in-whitePerbesar
CEO Bumble Whitney Wolfe-Herd, dok. Instagram/@whitney
ADVERTISEMENT
Pendiri sekaligus CEO Bumble, Whitney Wolfe-Herd, belum lama ini dinobatkan sebagai miliuner perempuan termuda di dunia. Ia sukses menjadi seorang pengusaha dan memimpin perusahaan senilai 13 miliar dolar AS (Rp 181 triliun), setelah Bumble resmi melantai di bursa efek Nasdaq.
ADVERTISEMENT
Hal ini pun diunggah dalam akun Twitter Whitney yang memperlihatkan dirinya sedang merayakan peresmian Bumble yang melantai di bursa efek Nasdaq. Dalam foto itu, ia terlihat tengah menggendong putranya yang berusia satu tahun sambil memencet bel pertanda pasar saham telah dibuka.
"Hal ini bisa terjadi berkat 1,7 miliar perempuan yang berani mengambil langkah pertama dalam aplikasi kami, hingga kami bisa berada di dunia bisnis seperti ini. Terima kasih untuk semua orang yang membuat hal ini menjadi nyata," ujar Whitney dalam akun Twitternya.
Bumble adalah aplikasi kencan online yang mengharuskan perempuan memulai percakapan terlebih dulu setelah match. Aplikasi ini didirikan oleh Whitney pada 2014 lalu di usia 24 tahun dan didedikasikan untuk perempuan yang berani mengambil langkah pertama dalam memulai percakapan dengan match-nya.
ADVERTISEMENT
Dalam satu tahun berdiri, Bumble memiliki 8 juta pengguna dan lebih dari 15 juta percakapan. Jumlah ini meningkat setiap tahunnya dan di 2020 lalu, Bumble tercatat memiliki pengguna lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia.

Turut dirikan Tinder dan keluar karena alami pelecehan seksual

Sebelum mendirikan Bumble pada 2014 lalu, Whitney pernah bekerja di sebuah perusahaan teknologi bernama Hatch Labs. Di sanalah ia bertemu dengan Sean Rad dan Chris Gulczynski hingga akhirnya mereka bertiga mengembangkan Tinder. Whitney yang merupakan co-founder Tinder diketahui sebagai orang yang mencetuskan nama dan logo Tinder berbentuk api, sekaligus mempopulerkan aplikasi ini di kalangan mahasiswa.
Namun pada 2014 lalu, Whitney melayangkan surat gugatan kepada perusahaannya atas tuduhan pelecehan seksual. Meski tidak menjelaskan detail pelecehan seksual yang dialaminya, Whitney memenangkan kasus ini dan mendapatkan uang jaminan lebih dari 1 juta dolar AS. Tak lama setelah itu, Sean Rad mengundurkan diri sebagai CEO Tinder.
ADVERTISEMENT
"Saya tak ingin orang-orang mengalaminya (pelecehan seksual), terutama ketika Anda berusia 25 tahun," ujar Whitney dalam wawancaranya dengan Business Insider.
Tak mau berlarut dalam keterpurukan terlalu lama, Whitney bangkit dan resmi mendirikan Bumble dua bulan setelah keluar dari Tinder. Ia pun menikah dengan pebisnis restoran asal Texas, Michael Herd pada 2017 dan melahirkan anak pertamanya, Bobby Herd, pada 2019 lalu.

Bercita-cita menjadikan Bumble sebagai perusahaan ramah keluarga

Sejak mengumumkan kelahiran anak pertamanya, Whitney membuat beberapa kebijakan baru di Bumble. Ia memberikan bonus, cuti melahirkan dan jam bekerja fleksibel untuk para orang tua baru, baik ibu maupun ayah.
Sebelum itu, para karyawan di Bumble telah mendapatkan hak cuti selama empat bulan setiap tahunnya dan bonus 1.000 dolar AS untuk biaya mengurus anak di tempat penitipan anak. Bahkan, ia juga memberikan tunjangan reimburse untuk para ibu menyusui yang ingin mengirimkan ASI untuk bayinya di rumah.
ADVERTISEMENT
"Saat saya hamil, saya memahami kebutuhan ibu hamil untuk periksa ke dokter setiap minggu. Saya tak bisa membayangkan ketika seseorang tak bisa periksa kandungannya karena tak dapat izin cuti. Jadi saya benar-benar mulai memikirkan tentang hal ini, terutama ketika orang tua kembali bekerja dan memastikan bahwa mereka bisa bekerja dengan fleksibel," ujar Whitney pada Fast Company.
Baginya, para karyawan di Bumble adalah sebuah tim yang telah bekerja keras untuk mendukung pemberdayaan perempuan. Bila mereka sukses dalam hubungan percintaan, maka tidak menutup kemungkinan mereka bisa sukses dalam hal lainnya.
"Untuk kamu yang akan mengambil langkah pertama dalam hal apapun di hidupmu, jangan pernah menerima jawaban tidak, percayalah pada diri sendiri dan ubah rasa sedih menjadi sebuah tujuan," demikian tutup Whitney Wolfe-Herd.
ADVERTISEMENT