Kisah Perempuan Korban Kebakaran Hutan Australia yang Telah Melalui 200 Operasi

12 Februari 2020 11:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Turia Pitt, Kisah Perempuan Korban Kebakaran Hutan Australia yang Telah Melalui 200 Operasi. Foto: dok. @turiapitt/ Instagram
zoom-in-whitePerbesar
Turia Pitt, Kisah Perempuan Korban Kebakaran Hutan Australia yang Telah Melalui 200 Operasi. Foto: dok. @turiapitt/ Instagram
ADVERTISEMENT
Turia Pitt merupakan seorang perempuan kelahiran Tahiti dan tumbuh besar di Australia. Ia bekerja sebagai insinyur pertambangan. Di luar kesibukannya bekerja, Turia juga merupakan seorang atlet maraton yang kerap mengikuti berbagai pertandingan. Mulai dari kompetisi maraton biasa hingga triathlon yang merupakan kombinasi dari marathon, bersepeda, dan berenang.
ADVERTISEMENT
Namun kehidupan Turia Pitt berubah seketika setelah dirinya menjadi salah satu korban kebakaran hutan besar dengan ketinggian api sekitar 2 meter di Australia Barat saat sedang melakukan ultra-marathon pada 2011.
Wajah Turia Pitt sebelum mengalami luka bakar akibat terjebak dalam kebakaran hutan di Australia. Foto: dok. @turiapitt/ Instagram
Ia mengalami luka bakar yang sangat parah, sebab 65 persen tubuhnya mengalami luka bakar tebal dan ia mengaku dalam kondisi sekarat saat sedang diselamatkan. Peristiwa ini juga membuatnya kehilangan tujuh jari, dirawat di rumah sakit hingga enam bulan, mengalami koma selama satu bulan, melalui lebih dari 200 operasi, dan menjalani proses pemulihan selama dua tahun.
Saat masa pemulihan, Turia harus mengenakan pakaian khusus dan topeng untuk menutupi seluruh tubuhnya. Ia hanya diperbolehkan melepasnya selama satu jam per hari. Pakaian ini berfungsi untuk membantu menghaluskan bekas luka di wajah dan tubuhnya.
ADVERTISEMENT
“Saya tahu sangat sulit rasanya mengatakan bahwa saya beruntung, tapi saya memang beruntung karena situasinya bisa saja jadi lebih buruk (saat itu),” ungkap Turia Pitt kepada 60 Minutes, sebuah acara televisi Australia pada 2012.
Pada 2013, untuk pertama kalinya, perempuan 32 tahun ini melepaskan masker wajah itu dalam sebuah acara televisi Australia bertajuk 60 Minutes. Dalam video tersebut, tampak Turia secara perlahan melepaskan masker wajahnya sambil menghadap cermin.
“Saya senang bisa mengenakan masker ini, saya sudah terbiasa mengenakannya. Sekarang saya tidak perlu memakainya lagi. Saya pikir saya mau membakar masker itu,” ungkapnya kepada 60 Minutes.
Turia Pitt, Kisah Perempuan Korban Kebakaran Hutan Australia yang Telah Melalui 200 Operasi. Foto: dok. @turiapitt/ Instagram
Ini bukanlah perjalanan yang mudah bagi Turia. Di usianya yang bisa dibilang muda, wajah cantik, sedang menjalani karier sebagai teknisi pertambangan, dan banyak mengikuti berbagai kompetisi maraton, ia harus berjuang agar kondisinya terus membaik pasca operasi, melewati masa-masa depresi dan trauma pasca kejadian, membangun rasa percaya diri, hingga kembali memberikan makna dalam hidupnya.
ADVERTISEMENT
“Selamanya hidup saya akan terbagi dalam dua babak, sebelum dan sesudah kebakaran,” tulis Turia Pitt.
Kembali Bangkit dan Menjalani Hidup
Kini, Turia Pitt telah bangkit kembali menjalani hidupnya. Ia sudah banyak dikenal masyarakat dunia sebagai atlet, motivator, penulis buku, dan philanthropy. Kisahnya bahkan berhasil menginspirasi banyak orang, terutama perempuan. Ia berhasil membuktikan bahwa ketika kita yakin dan percaya bisa melakukan sesuatu, maka kita akan berhasil melalui tantangan terberat dalam hidup sekalipun.
Sebagai motivator, perempuan ibu dua anak ini telah berhasil memotivasi ribuan orang melalui program-program online yang ia bangun sendiri. Turia juga banyak terlibat dalam program penggalangan dana dan aktif menjalani kegiatan-kegiatan sosial, terutama yang berkaitan dengan bantuan pada peristiwa kebakaran. Tak hanya itu, Turia bahkan sudah berhasil menulis dua buku best seller, yaitu ‘Everything To Live For’ (2013) dan ‘Unmasked’ (2017).
ADVERTISEMENT
Setelah mengalami tragedi kebakaran yang mengubah hidupnya, Turia memiliki dorongan untuk bisa berkontribusi lebih banyak bagi sesama. Ia justru memanfaatkan kejadian buruk dalam hidupnya ini untuk berbuat baik pada sesama. Ia juga memutuskan banyak berbagi pengalaman pada orang lain juga bisa membuat hidupnya jauh lebih baik.
“Ini cara saya melakukan banyak hal dalam hidup. Sebab berbagi banyak membantu membantu orang lain bisa membuat saya merasa baik juga,” ungkap Turia Pitt kepada majalah Stellar.
Lebih dari itu, Turia bahkan menunjukkan keberaniannya dengan kembali mengikuti kompetisi maraton. Pada Mei 2016, ia mengikuti kompetisi triathlon Ironman Australia dan pada Oktober 2016, ia berkompetisi pada Ironman World Championship di Kona Hawaii dan berhasil menyelesaikan kompetisi dalam waktu 14:37:30.
ADVERTISEMENT
“Saya akhirnya bisa mencapai goals yang telah saya upayakan sejak hari-hari awal pemulihan. Pertandingan di Kona, Hawaii, adalah pengalaman yang melelahkan sekaligus mengajarkan saya bahwa ketika kita memperbaiki pola pikir kita, kita benar-benar dapat mencapai apa pun,” tulis Turia dalam situs resminya.
Memiliki Pasangan yang Setia
Semua hal sulit yang ia lalui dalam hidup tak akan bisa ia lewati tanpa adanya dukungan atau support system dari keluarga dan orang-orang terkasih. Dalam hal ini, Turia Pitt memiliki Michael Hoskin, kekasih yang sudah ia kenal sejak SMA dan kini telah menjadi suaminya.
Michael merupakan sosok penting dalam hidup Turia. Terutama saat ia tengah menghadapi masa-masa sulit pasca kebakaran hutan yang hampir merenggut nyawanya. Pria ini sangat setia mendampingi Turia dalam masa penyembuhan. Michael bahkan juga menerima kondisi Turia apa adanya tanpa ada keraguan sedikitpun meski saat ini tubuh sang istri dipenuhi oleh luka dan jari-jarinya tak sempurna.
ADVERTISEMENT
Saat ini keduanya telah dikaruniai dua orang anak, Hakavai Hoskin dan Rahiti Hoskin. “Saya memiliki partner, keluarga, dan teman-teman yang sangat luar biasa. Jadi saya tidak paham ketika ada orang yang mengasihani saya. Saya tidak merasa kasihan dengan diri saya sendiri,” ungkap Turia pada ABC.