Kisah Pilu Hijaber Pindah ke Korsel, Sempat Dikira Teroris & Dipaksa Lepas Hijab

27 Mei 2021 19:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hong Hana, seorang perempuan asal Uzbekistan yang memutuskan pindah ke Korea Selatan Foto: YouTube/KBS WORLD Indonesian
zoom-in-whitePerbesar
Hong Hana, seorang perempuan asal Uzbekistan yang memutuskan pindah ke Korea Selatan Foto: YouTube/KBS WORLD Indonesian
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belum lama ini jejaring media sosial dihebohkan dengan kisah seorang hijabers yang mendapatkan pengalaman kurang menyenangkan saat pindah ke Korea Selatan. Ia adalah Hong Hana, seorang perempuan asal Uzbekistan yang memutuskan pindah ke Korea Selatan sejak 2012.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah program acara bertajuk Hello Counselor yang tayang di KBS World TV pada April lalu, ia pun mengungkapkan kejadian tak menyenangkan yang dialami ketika baru tinggal di Korea Selatan.
“Ketika pertama kali datang ke Korea saya sangat senang dan berpikir bahwa ini adalah negara yang aman. Kemudian, saya menyadari kenyataan bahwa itu sedikit berbeda dari yang saya lihat di drama,” katanya seperti dikutip dari channel YouTube KBS Indonesia.
Lebih lanjut, Hong Hana pun mengungkapkan bahwa saat pindah ke Korea dirinya sempat mendapat perlakuan diskriminatif. Perlakuan itu ia dapatkan saat berkunjung ke sebuah restoran di Korea.
“Saya meminta lauk pauk ke server, tapi dia malah menyuruh saya bertanya kepada salah satu staf dapur. Kemudian saya melihat sekeliling dan menyadari bahwa server sedang menyajikan lauk pauk untuk pelanggan Korea. Saya pikir 'mengapa saya didiskriminasi,” jelas dia.
ADVERTISEMENT
Hong Hana menjelaskan, bahwa salah satu penyebab utama ia mendapatkan perlakuan diskriminatif lantaran penampilannya. Di mana ia mengenakan penutup kepala atau hijab.
“Hijab saya jelas merupakan salah satu alasan utama. Suatu hari saya sedang berjalan di jalan. Seorang pria menuding saya dan berkata, ‘Hei, apa yang ada di kepalamu? Apa yang Anda kenakan?’,” kenang Hong Hana.
Tidak hanya mendapatkan cacian karena penampilannya, Hong Hana juga diketahui pernah mendapatkan perlakuan kasar. Di mana kala itu, hijabnya ditarik oleh seorang perempuan tak dikenal saat berbelanja di sebuah toko.
“Saya sedang membeli bahan makanan di toko, lalu seorang perempuan mendatangi saya dan menarik hijab saya. Saya terkejut dan berkata ‘Ini Hijab saya. Ada apa?’ Lalu dia berkata, ‘Kamu di Korea. Kamu harus melepasnya’. Dia mengatakan kepada saya untuk tidak menggunakan hijab,” tutur perempuan berusia 32 tahun tersebut.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya di tempat umum, Hong Hana juga bercerita bahwa dirinya selalu mendapatkan perlakuan buruk ketika berada di lingkungan kerja. Di Korea, Hong Hana bekerja sebagai penerjemah bahasa, ia pun diketahui menguasai empat bahasa; seperti bahasa Inggris, Korea, Rusia, dan Uzbekistan.
“Saya bekerja sebagai penerjemah. Biasanya orang-orang memperhatikan saya dari ujung kaki sampai ujung kepala dan bahkan bertanya kepada rekan saya tentang apakah dia memenuhi syarat untuk bekerja di sini? Apa yang dia lakukan di sini dan darimana asalnya? Orang sering menanyakan hal ini. Itu benar-benar membuatku kesal dan melukai perasaanku,” tambahnya.

Pernah disebut sebagai teroris

Menurut Hong Hana, salah satu pengalaman terburuk yang pernah ia alami saat tinggal di ke Korea Selatan adalah ketika disebut sebagai seorang teroris. Hal ini terjadi saat Hong Hana pergi ke kantor pemerintah daerah untuk mengurus beberapa dokumen.
ADVERTISEMENT
“Ketika saya sampai ke sana, seorang staf perempuan melihat saya dan bertanya apakah saya teroris? Ini hal yang terdengar gila, itu terjadi pada tiga tahun lalu. Saya tidak dapat berkata-kata. Dia juga ingin memeriksa dompet saya. Saya kepadanya bahwa dia tidak punya hak untuk mengatakan atau melakukan hal-hal itu,” tegas Hong Hana.
Hong Hana, seorang perempuan asal Uzbekistan yang memutuskan pindah ke Korea Selatan Foto: YouTube/KBS WORLD Indonesian
Karena insiden itu, Hong Hana pun mengaku stres. Bahkan, ia juga sempat tidak keluar rumah selama satu bulan karena insiden itu. Bukan hanya itu, Hong Hana juga mengaku sempat melepaskan hijabnya selama empat bulan, lantaran depresi dan kesal karena menerima sejumlah diskriminasi.
“Saya melepas hijab saat itu, tapi karena rambut saya keriting beberapa orang mendatangi dan menyentuh rambut saya. Beberapa bahkan menunjuk ke arahku, saya tidak percaya itu. Saya mengalami diskriminasi walaupun saya memakai ini (hijab) atau tidak, jadi saya pikir saya harus memakai hijab saja," kata perempuan yang memiliki nama asli Abdullayeva Dilafruz Bahodirjanovna itu.
ADVERTISEMENT
Meski mendapat diskriminasi, Hong Hana mengaku tetap bersyukur karena putrinya Jimin yang selalu melindunginya. Misalnya saja saat Hong Hana dan Jimin pergi, sang putri kecilnya membelanya ketika mendapat diskriminasi di jalan.
"Suatu hari saya dan Jimin keluar bersama kami bisa mendengar orang berbisik tentang hijab saya. Mereka menatap dan menyebut saya orang asing. Lalu Jimin berkata 'Jangan lakukan itu, Ibuku orang Korea'. Saya tersentuh putriku mengatakan itu untuk melindungiku," tutup Hong Hana.
Setelah tinggal di Korea Selatan selama beberapa tahun, Hong Hana diketahui sudah memperoleh kewarganegaraan dari pemerintah Korea pada 2019. Sejak saat itu, ia pun mengubah namanya menjadi Hong Hana. Kini, ia dikabarkan hidup bersama kedua anaknya karena sudah bercerai dengan suaminya yang berasal dari Korea Selatan pada 2014.
ADVERTISEMENT