Klitoris pada Vagina Terasa Gatal? Kenali Penyebabnya di Sini

15 Juli 2022 16:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi klitoris pada vagina terasa gatal. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi klitoris pada vagina terasa gatal. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Klitoris, yang merupakan bagian kecil dari vagina, ternyata bisa mengalami rasa gatal. Rasa gatal ringan pada klitoris dapat terjadi karena peningkatan sensitivitas dari gairah atau rangsangan seksual.
ADVERTISEMENT
Namun, gatal yang terus-menerus muncul di luar aktivitas seksual dapat menandakan infeksi atau kondisi kesehatan tertentu. Klitoris juga sangat sensitif dan mengandung banyak ujung saraf, sehingga gatal pada klitoris bisa sangat mengganggu.
Namun, apa saja hal-hal yang bisa menyebabkan klitoris pada vagina terasa gatal? Untuk tahu lebih lanjut, simak selengkapnya seperti kumparanWOMAN rangkum dari Medical News Today.

1. Iritan

Rasa gatal pada klitoris bisa disebabkan oleh iritan, seperti pakaian dalam. Deterjen atau sabun cuci pakaian yang baru kamu pakai juga bisa menjadi iritan. Kamu mungkin dapat mencoba mengganti produk deterjen untuk melihat apakah hal itu dapat menyelesaikan masalah gatal pada klitoris atau tidak.

2. Gairah seksual

Ilustrasi gairah seksual. Foto: Shutterstock
Saat merasakan gairah seksual, aliran darah ke klitoris meningkat. Hal ini menyebabkan klitoris membengkak dan membuatnya lebih rentan terhadap iritasi.
ADVERTISEMENT
Terkadang, perempuan mungkin merasakan gatal sebelum, selama, atau setelah merasakan gairah seksual. Rasa gatal ini biasanya hilang dengan sendirinya dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun, tanda dan gejala lain juga harus diperhatikan untuk memastikan bahwa gatal yang muncul bukan karena infeksi suatu penyakit.

3. Bacterial vaginosis

Bacterial vaginosis adalah jenis peradangan vagina yang disebabkan oleh pertumbuhan berlebih dari bakteri yang secara alami terdapat di vagina. Dokter tidak mengetahui penyebab pasti dari kondisi ini, tetapi ada faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena bacterial vaginosis.
Beberapa faktor tersebut, yakni berhubungan seks, terutama dengan pasangan baru dan memiliki banyak pasangan untuk berhubungan seks. Bacterial vaginosis dapat menyebabkan gatal pada klitoris dan daerah sekitar vagina.

4. Infeksi jamur vagina

Ilustrasi vulva vagina. Foto: James Jiao/Shutterstock
Infeksi jamur vagina disebabkan oleh pertumbuhan jamur Candida secara berlebihan. Kondisi ini dapat membuat klitoris dan bagian vulva pada vagina sangat gatal. Gejala lain dari infeksi jamur vagina, yakni sensasi terbakar, kemerahan dan bengkak, buang air kecil yang menyakitkan, seks yang menyakitkan, dan keputihan kental berwarna putih yang menyerupai keju tapi tidak berbau.
ADVERTISEMENT

5. Lichen sclerosus

Gatal pada klitoris juga bisa disebabkan oleh lichen sclerosus. Ini adalah kelainan kulit tidak menular yang memengaruhi alat kelamin. Ini dapat terjadi di bagian mana saja pada tubuh, seperti kulit sekitar payudara, tapi paling sering terjadi pada alat kelamin dan anus.
Lichen sclerosus menyebabkan kulit menipis, iritasi, gatal, dan lecet. Pada awalnya, lichen sclerosus mungkin tidak menimbulkan gejala apa pun.
Namun, seiring perkembangannya, beberapa gejala yang mungkin mulai muncul adalah gatal pada vulva, nyeri saat buang air kecil, bintik putih yang tumbuh dari waktu ke waktu, nyeri saat berhubungan, dan melepuh.