Koleksi Spring 2024 dari Coach di New York Fashion Week: Relevansi Memori

16 September 2023 20:53 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Koleksi Spring 2024 dari Coach di New York Fashion Week: Relevansi Memori. Foto: Angela Weiss/ AFP
zoom-in-whitePerbesar
Koleksi Spring 2024 dari Coach di New York Fashion Week: Relevansi Memori. Foto: Angela Weiss/ AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Koleksi Coach musim semi 2024 menampilkan nostalgia di era modern. Stuart Vevers, sang direktur kreatif, yang menandai koleksi ini sebagai titik satu dekadenya berkarya di Coach, mempersembahkan serangkaian koleksi yang mendefinisikan gaya khas masyarakat urban di New York dari ramuan memori dan sudut pandang pribadinya.
ADVERTISEMENT
Walaupun berangkat dari konsep nostalgia, Vevers menolak jadi klise. Alih-alih mempersembahkan serangkaian koleksi yang sudah pernah diluncurkan atau mengolahnya ulang, ia mengumpulkan satu demi satu titik-titik memorinya tentang New York; resto Donohue’s, klub dansa Pyramid, dan diner (rumah makan khas Amerika) Lexington Candy Shop; dan menginjeksinya ke dalam ragam gaya desain yang tidak berlebihan, sesuatu yang disengajanya.
“Kami melucuti desainnya hingga menyisakan hal-hal yang esensial, agar tetap relevan hingga 80 tahun ke depan,” jelasnya kepada Women’s Wear Daily.
Fashion show Coach di New York Fashion Week. Foto: Coach
Bicara relevansi, Vevers tidak ingin melakukannya setengah-setengah. Pemilihan lokasi di Perpustakaan Umum New York adalah lantaran, bagi Vevers, musim semi adalah cara generasi kini mengisahkan diri mereka melalui fashion, dan perpustakaan terasa tepat sebagai lokasi untuk pembukaan sebuah bab gaya yang baru.
ADVERTISEMENT
Peragaan dimulai dengan terusan tanpa lengan dengan dua tali di bagian bahu (strap dress) berbahan kulit hitam. Ini adalah tentang Pyramid Club, tentang tampil sensual tanpa menjadi vulgar.
Dua koleksi berikutnya adalah setelan serba hitam, tribut sekaligus persembahan Vevers kepada para eksekutif perempuan muda kota New York. “Mereka yang bosan dengan power dressing dan mendefinisikan ulang setelan kerja,” paparnya.
Fashion show Coach di New York Fashion Week. Foto: Coach
Sementara itu, tributnya kepada Donohue’s ia kreasikan dengan cerdik sebagai logo pada pasangan sweatshirt lengan pendek dan celana joging.
Coach dan Vevers paham, generasi pewaris kota New York dan kota-kota megapolitan dunia lainnya sesungguhnya adalah generasi yang amat acuh. Amat acuh terhadap kelangsungan nasib hidup mereka, amat acuh terhadap kelanjutan nasib planet yang akan segera mereka warisi.
ADVERTISEMENT
Namun, Coach dengan tegas berkomitmen menghadirkan koleksi berkelanjutan melalui Coach (Re)Loved pada Musim Semi 2024 ini. Coach (Re)Loved, bertumpu pada tujuan untuk mengurangi limbah bahan, aksesori dan materi-materi pendukung lain sepanjang sebuah proses kreatif berlangsung.
Fashion show Coach di New York Fashion Week. Foto: Coach
Seperti untuk koleksi Spring 2024 ini, tim desain Coach mencipta dengan katun dari regenerative agriculture, kulit yang didaur naik, denim dari stok mati (dead stock), dan koleksi pre-loved yang diburu dan dikumpulkan dari berbagai sumber. Warna-warna pencelup pun datang dari sumber-sumber natural, antara lain bunga Marigold, Kenari Hitam, dan Indigo. Hasilnya? Tak ada kesan usang sama sekali.
Setelan blazer dan bawahan katun serta trench coat berdaya gaya giga, jaket kulit over-oversize dan para strap dress datang membahana, terusan rajut yang lubang-lubangnya ditisik tangan, melangkah seiring detak zaman.
ADVERTISEMENT
Kepedulian menggunakan bahan regenerative leather, berlanjut ke area aksesori. Ada sang ekstra besar yang maskulin berwarna spektrum bumi, atau Shine Collection dengan bentuk-bentuk menggodanya: hati, pita, dan bibir, dan si Tabby, serta tas-tas boling yang chic.
Fashion show Coach di New York Fashion Week. Foto: Coach
Tabby dan Shine Collection, kali ini kompak berjahit tindas zig zag dan berpulas warna warni pastel yang legit. Sementara di area alas kaki, ada sneakers hightop berbahan patent leather warna menyala dan sepatu datar balet berbahan karet transparan yang tetap genit dalam senyapnya, sibuk mencuri perhatian para selebritas yang tekun menyimak di perpustakaan malam itu.
Bicara selebritas, mereka yang muda dan tengah laris wara wiri di laman sosial maya mendominasi barisan undangan. India Amarteifio, Yoo Tae-yang (SF9), Camila Mendes, dan Lil’ Nas, adalah beberapa di antaranya.
ADVERTISEMENT
Dari Indonesia, ada Isyana Sarasvati dan Angga Yunanda, yang berdandan senada dengan paduan jaket shearling, bawahan denim dan sepatu boots hitam. Isyana, yang menyempurnakan tampilannya dengan tas dinosaurus mini serta bersolek dalam rambut warna merah, poni melengkung, dan dua juntai kepang mini, sukses berpijak pada konsep ikon pop Asia modern. Di sebelahnya, Angga, yang menenteng tas berbentuk bintang hitam dan poni acak, mengunci sempurna tampilan lover boy-nya.
Isyana Sarasvati dan Angga Yunanda menghadiri fashion show Coach di New York Fashion Week. Foto: Coach
Seusai peragaan, para undangan merayakan satu dekade Stuart Vevers berkarya bagi Coach dalam sebuah pesta makan malam. Kepada Vogue, Vevers menyatakan, “Satu hal yang selalu saya katakan kepada tim saya di Coach adalah, saya ingin produk-produk yang dikenakan ‘mengandung cinta’ (love-worn).” Arti love-worn adalah suatu produk yang lahir dari dan diisi oleh nostalgia, terutama kenangan akan cinta.
ADVERTISEMENT
Cinta yang terjadi di sebuah masa, sebuah tempat, sebuah kota. Cinta yang dibekukan ke dalam nostalgia dan melahirkan ciptaan-ciptaan dalam visi yang kini, dan yang akan datang.
Penulis: Rifina Muhammad