Kondisi Perempuan di Gaza di Tengah Konflik Israel–Hamas, Menurut Data UN Women

25 Oktober 2023 17:41 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi perempuan di Jalur Gaza di tengah konflik Israel-Hamas. Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi perempuan di Jalur Gaza di tengah konflik Israel-Hamas. Foto: Ibraheem Abu Mustafa/REUTERS
ADVERTISEMENT
Situasi dunia saat ini cukup mencekam akibat konflik Israel-Hamas yang terjadi di Jalur Gaza. Konflik yang pecah pada 7 Oktober tersebut masih berlangsung hingga saat ini, dengan serangan udara dari Israel terus menerjang Gaza. Ribuan warga sipil di Gaza pun menjadi korban, tak terkecuali perempuan dan anak-anak perempuan.
ADVERTISEMENT
Di tengah krisis kemanusiaan ini, UN Women mengumpulkan data terkait kondisi para perempuan dan anak-anak di Gaza. UN Women merupakan entitas PBB yang berfokus pada pencapaian kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Dalam data yang dihimpun UN Women hingga 20 Oktober 2023, tercatat sebanyak 98 persen perempuan Gaza mengkhawatirkan keselamatan diri mereka.
Kondisi perempuan di Jalur Gaza di tengah konflik Israel-Hamas. Foto: Raneen Sawafta/ REUTERS
Hingga saat ini, tercatat 3.786 warga Palestina tewas akibat konflik Israel-Hamas. Lebih dari 12.500 orang terluka dan 6.625 di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Sebanyak lebih dari satu juta warga—493 ribu di antaranya adalah perempuan—terusir dari rumah mereka. Jumlah ini adalah setengah dari total penduduk Gaza, Ladies. Selain itu, infrastruktur di seluruh Gaza juga hancur lebur akibat serangan udara Israel yang tanpa henti.
ADVERTISEMENT
UN Women memperkirakan, sebanyak 1.487 laki-laki di Gaza tewas akibat konflik ini. Hal tersebut menyebabkan 900 perempuan menjadi janda dan terpaksa mengambil peran sebagai kepala keluarga. Sebanyak 3.103 anak pun menjadi yatim akibat kehilangan ayah mereka dalam serangan.
Kondisi perempuan di Jalur Gaza di tengah konflik Israel-Hamas. Foto: Mohammed Salem/REUTERS
“Angka-angka ini akan terus bertambah jika tidak ada gencatan senjata,” tulis UN Women dalam laporannya.
Tak hanya itu, dalam data oleh UNFPA (United Nations Population Fund), terungkap bahwa 50 ribu perempuan di Gaza tengah mengandung. Sebanyak 5.522 perempuan di antaranya diprediksi akan melahirkan di bulan depan.
Krisis kemanusiaan di Gaza diperburuk dengan sulitnya akses ke kebutuhan pokok, seperti makanan, fasilitas kesehatan memadai, air bersih, hingga privasi. Bantuan kemanusiaan tetap diupayakan untuk didatangkan ke Gaza, tetapi berbagai tantangan mengadang. Dikutip dari Voice of America, bantuan terancam tertahan akibat kehabisan bahan bakar.
Kondisi perempuan di Jalur Gaza di tengah konflik Israel-Hamas. Foto: Ammar Awad/REUTERS
“Kiriman bantuan kemanusiaan yang memasuki Gaza tidak meliputi bahan bakar. Badan Bantuan dan Pemulihan untuk Pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan bahwa mereka akan kehabisan stok bahan bakar di Gaza dalam beberapa hari ke depan,” kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric.
ADVERTISEMENT
Akibat kritisnya situasi di Gaza, UN Women pun turut menyerukan perlunya gencatan senjata di dua sisi.
“UN Women menyerukan gencatan senjata kemanusiaan sesegera mungkin dan pengukuhan akses bantuan kemanusiaan untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan, yang meliputi makanan, air bersih, bahan bakar, dan alat-alat kesehatan untuk perempuan dan anak perempuan di Jalur Gaza,” ungkap UN Women dalam laporan mereka.
Kondisi perempuan di Jalur Gaza di tengah konflik Israel-Hamas. Foto: Raneen Sawafta/ REUTERS
Konflik Israel dan Hamas berlangsung sejak 7 Oktober 2023. Saat itu, Hamas meluncurkan serangan kejutan ke Israel. Pihak Israel kemudian membalas dengan melakukan serangan udara. Serangan demi serangan terus terjadi hingga saat ini, hampir tiga minggu usai dimulainya perang.