Kontrasepsi Hormonal & Non Hormonal, Apa Beda Serta Efek Sampingnya?

26 September 2022 21:26 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi beragam metode kontrasepsi Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi beragam metode kontrasepsi Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ladies, setiap tanggal 26 September diperingati sebagai Hari Kontrasepsi Sedunia. Mungkin kontrasepsi saat ini masih menjadi salah satu topik yang tabu untuk dibicarakan. Padahal kontrasepsi memiliki banyak manfaat untuk kesejahteraan dan juga kesehatan seksual serta reproduksi.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Hari Kontrasepsi Sedunia merupakan salah satu cara untuk mendorong kesadaran masyarakat terkait keluarga berencana. Selain itu, ini juga menjadi momen untuk mengurangi kehamilan berisiko tinggi; kematian ibu dan anak; kehamilan remaja dan tidak direncanakan; dan, peningkatan kesehatan dan gizi anak.
Hal ini juga didukung dengan banyaknya pilihan alat kontrasepsi, mulai dari kontrasepsi hormonal dan nonhormonal. Namun, sayangnya masih banyak yang belum mengetahui perbedaan dari kontrasepsi hormonal dan nonhormonal.
Untuk itu, kumparanWOMAN telah merangkum beberapa penjelasan tentang apa itu kontrasepsi hormonal dan nonhormonal dan juga efeknya bagi perempuan. Yuk simak selengkapnya di sini, ya Ladies.

Penjelasan kontrasepsi hormonal

Mengutip Cleveland Clinic, kontrasepsi hormonal mengandung hormon yang disebut estrogen dan progestin. Mereka bekerja dengan menghentikan atau mengurangi ovulasi, proses pelepasan sel telur dari ovarium.
ADVERTISEMENT
Kontrasepsi hormonal dapat mengentalkan lendir serviks agar sperma tidak masuk ke dalam rahim. Kemudian bisa juga menipiskan lapisan rahim sehingga sel telur yang telah dibuahi lebih kecil kemungkinannya untuk menempel dan terjadi pembuahan.
Sebagian besar orang percaya bahwa kontrasepsi hormonal hanya memiliki manfaat untuk mencegah kehamilan. Padahal itu tidak sepenuhnya benar, lho Ladies. Kontrasepsi hormonal memang lebih efektif untuk mencegah kehamilan dibandingkan kontrasepsi nonhormonal, tetapi ada juga manfaat lain untuk kesehatan perempuan.
Ilustrasi perempuan minum pil KB. Foto: Pixel-Shot/Shutterstock
Dikutip dari Healthline kontrasepsi hormonal bisa mengatasi masalah kesehatan lainnya, seperti meredakan sakit menstruasi, mengatasi masalah kulit, risiko kanker ovarium dan endometrium, hingga penyakit radang panggul simptomatik.
Beberapa jenis kontrasepsi hormonal, antara lain pil KB yang paling terkenal dan harus diminum pada waktu yang sama setiap hari; patch atau koyo kontrasepsi yang harus ditempelkan di kulit dan diganti setiap minggu; cincin vagina yang diganti setiap bulan; suntikan kontrasepsi yang dilakukan setiap tiga bulan; atau implan yang ditempatkan di bawah kulit atau ke dalam rahim diganti setiap 3 tahun.
ADVERTISEMENT

Efek samping kontrasepsi hormonal

Namun, kontrasepsi hormonal bukan tanpa efek samping. Seperti semua obat, ada efek dari penggunaan kontrasepsi hormonal. Namun, semuanya akan berbeda-beda di setiap orang.
com-Ilustrasi wanita sedang menstruasi Foto: shutterstock
American Academy of Family Physicians mengemukakan beberapa efek samping yang umum terjadi dari penggunaan kontrasepsi hormonal, antara lain penambahan berat badan, sakit kepala, payudara terasa sakit, menstruasi tidak teratur, perubahan suasana hati, hasrat seksual menurun, jerawat, hingga mual
Lantas, apa yang harus dilakukan jika mengalami efek samping?
Jika kamu mengalami efek samping dalam jangka waktu lebih dari tiga bulan, silakan konsultasikan ke dokter dan coba beralih ke metode lain.

Penjelasan kontrasepsi nonhormonal

Dikutip dari Healthline, kontrasepsi nonhormonal dapat mengurangi risiko kehamilan yang tidak diinginkan tanpa menggunakan hormon. Biasanya hadir dalam berbagai metode, seperti metode penghalang (kondom) atau keluarga berencana alami (mengeluarkan sperma di luar vagina).
Ilustrasi alat KB spiral atau IUD Foto: Shutterstock
Jenis nonhormonal lainnya adalah alat kontrasepsi dalam rahim seperti intrauterine device (IUD) tembaga, spermisida dan gel kontrasepsi. Kontrasepsi non hormonal ini bisa mencegah kehamilan dengan membunuh sperma atau membuat lingkungan vagina atau rahim tidak ramah untuk sperma.
ADVERTISEMENT

Efek samping kontrasepsi nonhormonal

Sama seperti hormonal, kontrasepsi nonhormonal juga memiliki beberapa efek samping. Dikutip dari Medical News Today, jika kamu menggunakan kontrasepsi nonhormonal seperti IUD akan berisiko alami efek samping muncul bercak darah selama dua sampai tiga bulan setelah pemasangan IUD. Efek samping yang serius dari IUD termasuk penyakit radang panggul (PID), perforasi uterus, kehamilan ektopik.
Ilustrasi kondom. Foto: Shutter Stock
Sementara penggunaan kondom yang lebih populer dapat menyebabkan iritasi di sekitar organ intim karena tidak cocok dengan lateks, bahan dasar kondom. Dalam kasus yang parah, alergi lateks pada kondom bahkan dapat mengencangkan saluran udara dan menurunkan tekanan darah. Jika kamu atau pasangan alergi terhadap lateks maka disarankan untuk memilih kondom poliuretan.