Kontroversi Arnold Putra, Desainer yang Buat Tas dari Tulang Manusia

15 April 2020 9:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arnold Putra Desainer yang buat tas dari tulang manusia. Foto: Instagram/@byarnoldputra
zoom-in-whitePerbesar
Arnold Putra Desainer yang buat tas dari tulang manusia. Foto: Instagram/@byarnoldputra
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, desainer asal Indonesia Arnold Putra menjadi bahan perbincangan di media sosial. Hal ini terkait dengan kreasi tasnya yang terbuat dari kombinasi material lidah buaya dan juga tulang punggung manusia.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah foto yang diunggah di Instagram pada September 2016 silam, Arnold mengaku bahwa tas tersebut terbuat dari tulang belakang anak yang menderita osteoporosis. Selain itu, ia juga menyebut bahwa tas tersebut dibuat di Los Angeles, Amerika Serikat.
Sontak, unggahan foto tersebut mendapat kecaman dari netizen. Beragam reaksi pun memenuhi kolom komentar foto yang diunggahnya di jejaring Instagram.
“Tega banget gila” tulis akun @dindott.
“Saya sangat berharap seseorang bisa membuat tas dari tulang punggung Anda” timpal akun @j_emceee.
“Tulang belakang anak-anak atau tulang punggung orang dewasa, ini menjijikan” kata @earthz101.
Reaksi dari netizen itu kemudian mendorong laman Insider untuk mengupas lebih jauh mengenai asal muasal material tas yang kontroversi tersebut. Menurut situs Insider, tas tangan ini adalah karya one-off seharga 5 ribu dolar Amerika Serikat atau setara Rp 78 juta rupiah. Selain itu, tas yang pertama kali dijual pada tahun 2016 tersebut juga berupa tas tangan bergaya keranjang yang terbuat dari kulit lidah buaya, dengan pegangan yang terbentuk dari tulang belakang manusia.
ADVERTISEMENT
Untuk menganalisis lebih lanjut mengenai tas kontroversial tersebut, Insider kemudian menghubungi dua ahli osteopati anak dan menunjukkan gambar tas itu. Lalu, keduanya mengatakan bahwa hampir dapat dipastikan bahwa tas itu terbuat dari tulang belakang manusia, meski mereka tidak setuju jika tas tersebut berasal dari punggung seorang anak.
Setelah polemik ini mereda, lalu pada 23 Maret kemarin seorang mahasiswa dan juga kurator, Maxim (19), kembali mem-blow up cerita ini ke media sosial. Lewat akun Twitter pribadinya @wqbisabi, ia mengunggah hasil tangkapan layar percakapan dari akun Instagram @byarnoldputra.
“Saya membagikan tangkapan layar tersebut karena saya pikir itu adalah sesuatu yang harus dilihat orang lain. Aku tidak percaya dia bisa lolos dengan apa yang telah ia lakukan,” kata Maxim kepada Insider.
ADVERTISEMENT
Dari sanalah, kabar ini kembali viral dan disertai dengan beragam kecaman dan kemarahan. Tak sedikit netizen menghujani akun Instagram Arnold Putra dengan pertanyaan mengenai material itu berasal hingga mempertanyakan mengapa dia mengubah tulang manusia menjadi sebuah tas. Namun setelah viral, Maxim kemudian memutuskan untuk menghapus cuitannya.

Arnold mengaku mendapat tulang belakang dari asupan medis di Kanada

Atas kontroversi tersebut, Arnold kemudian angkat bicara. Saat dikonfirmasi Insider, ia mengaku bahwa tulang belakang itu didapatkan dari asupan medis Kanada. Menurutnya, hal (membeli tulang manusia) itu sangat mungkin karena ia membelinya dari perusahaan berlisensi.
Perusahaan tersebut biasanya menerima spesimen manusia yang disumbangkan untuk obat-obatan, dan kadang-kadang pula menjualnya sebagai ‘surplus’ atau kelebihan. Pada bagian inilah Arnold kemudian mendapatkannya. Namun, ia menolak untuk menunjukkan kontrak jual beli tersebut, dengan dalih bahwa ia harus tunduk pada perjanjian rahasia.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Arnold juga menyebut bahwa tas tersebut bagian dari koleksi yang belum selesai dan melibatkan bahan serupa yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam pembuatan pakaian.
Sementara untuk material lidah buaya, ia mengatakan bahan itu adalah produk sampingan dari industri daging dan kulit buaya. Selain itu, Arnold juga menegaskan bahwa buaya nya pun tidak termasuk dalam kategori hewan yang terancam punah di Amerika Serikat.
“Butuh sedikit percobaan untuk membuat bahan dari lidah agar rata dan cukup kenyal,” katanya kepada Insider.
Menanggapi kemarahan di dunia maya, Arnold kemudian mengatakan, “Ini adalah bagian dari proses pembelajaran kreatif yang harus melibatkan oposisi. Jika tidak, itu hanya akan menjadi bentuk validasi berulang. Saya tidak berniat untuk menjual habis dan akan terus mewujudkan ide-ide saya,” tegas Arnold.
ADVERTISEMENT
Bagi Anda yang belum familiar dengan sosok Arnold Putra, ia adalah seorang perancang busana yang dikenal memiliki gaya flamboyan dengan selera mode yang sangat tinggi. Pada 2017, ia dimasukkan ke dalam kategori salah satu ‘kolektor mobil paling produktif di Indonesia’ oleh situs Tatler Indonesia.
----
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!