Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 Β© PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Selama ini, Plaza Indonesia dikenal sebagai salah satu pusat perbelanjaan premium yang menyediakan brand-brand fashion high end dari luar negeri. Namun kini, pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat itu mulai menghadirkan brand yang lebih terjangkau oleh kalangan lebih muda sekalipun. Di antaranya, lewat keberadaan Kotoko, sebuah retail baru yang akan mengusung konsep toko offline sekaligus online.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, Kotoko membuka gerai pertamanya di Plaza Indonesia. Toko yang namanya diambil dari kata co-retailer ini merupakan hasil dari program milik Antler, sebuah startup incubator dari Singapura. Untuk masa opening, startup ini hadir dengan 16 brand fashion lokal dan satu brand minuman.
Kepada kumparanWOMAN, Cynthia Krisanti, co-founder Kotoko mengatakan, bisnis ini tidak hanya dibuat untuk menjadi multi brand store semata. Mereka juga memiliki aspirasi untuk bisa menjadi growth partner untuk brand lokal maupun brand independen di Indonesia.
"Kami menyediakan multi-brand store secara offline yang (harganya) terjangkau dan lokasinya strategis untuk brand lokal," sebut Cynthia ketika ditemui di opening Kotoko di Plaza Indonesia, Sabtu (7/12).
"Di saat yang sama, kami juga (akan) memiliki consumer web yang bisa digunakan brand untuk memahami data pelanggan, (persisnya soal) customer behavior di toko seperti apa dan untuk mengurangi load sales juga," ujarnya menambahkan.
Lebih lanjut, Cynthia menjelaskan, brand-brand yang ada di Kotoko akan menyasar milenial dan kaum pekerja muda di sekitar Plaza Indonesia. Barang-barang di tempat ini dijual dengan kisaran harga Rp 300 ribu ke atas.
ADVERTISEMENT
Terkait pilihannya untuk membuka gerai pertama di Plaza Indonesia, Cynthia mengatakan bahwa hal ini dilakukannya karena brand image mall tersebut.
"Ini adalah salah satu mal yang paling lama ada di Indonesia. Brand imagenya selalu premium dan paling bagus di Indonesia. Makanya, kita pengin mengasosiasikan brand ini dengan brand-nya PI," ujarnya.
Kemudian, Cynthia menjelaskan bahwa ia juga membuka brand ini karena melihat market trend yang berada di Amerika Serikat. Sebab, di negara itu, beberapa brand online sudah kembali membuka toko offline.
Pemilik brand kasual, M. Alam Akbar, mengatakan bahwa mereka setuju bergabung dengan Kotoko karena merasa toko ini memiliki kesempatan untuk sukses. Brand menswear ini juga mengatakan bahwa Kotoko membuka kesempatan bagi brand lokal untuk membuka bisnis di Plaza Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Menurut kami (masuk ke Plaza Indonesia) itu susah, sih. Apalagi kami brand lokal dan baru. Jadi pas ada kesempatan, kami langsung ambil," tutur Alam di sela acara peluncuran Kotoko.
Sementara, Glenn Marsalim, brand owner MGKYM mengatakan bahwa ia setuju untuk bergabung ke Kotoko karena gerai ini menggabungkan konsep bisnis secara online. Ia merasa, bisnis offline belum sepenuhnya mati. Masih akan ada orang-orang yang memilih untuk mendatangi langsung toko offline, dibandingkan dengan berbelanja online. Hal ini ditambah dengan lokasi Kotoko yang berada di tengah kota, memudahkan orang untuk mengakses toko tersebut.
Saat ini, Glenn sendiri memasarkan β2020β, sebuah koleksi terbaru MGKYM di Kotoko. Koleksi ini terdiri dari pakaian dan kain berwarna terang dan cerah.
ADVERTISEMENT
βIni seharusnya buat Spring/Summer. Tapi, koleksi Fall/Winter kami sudah habis, jadi ya sudahlah kami pajang aja,β tutur Glenn.
Kemudian, ada pula Riana Bismarak, founder brand pakaian perempuan, Ree. Selama ini, Riana lebih banyak menggunakan metode online dalam memasarkan brand-nya, supaya dapat menjangkau pelanggan di seluruh penjuru Indonesia.
Namun, ia tertarik untuk membuka toko di Kotoko, karena ia ingin memberikan alternatif bagi orang-orang yang ingin merasakan memegang pakaiannya secara langsung. Ia juga merasa, lokasi Kotoko sesuai dengan target pasar yang diincarnya.
"(Pengalaman) memegang dan merasakannya juga dapat, buat orang-orang yang tidak terlalu digital savvy, orang yang ingin merasakan bahannya. Nanti kalau suka, kan mereka bisa beli di website kalau sudah tahu brandnya," ujar Riana.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Kotoko sendiri baru dibuka di Plaza Indonesia. Namun, dalam dua tahun ke depan, toko fashion itu berencana melakukan ekspansi hingga sekitar 20 toko dalam berbagai kota di Indonesia.
Bagaimana menurut Anda, Ladies?