Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kronologi Raja Charles III Diteriaki Senator Perempuan saat Kunjungi Australia
23 Oktober 2024 21:11 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Lawatan Raja Charles III di Australia tidak selamanya disambut meriah oleh rakyat Negeri Kanguru. Pada Senin (21/10), seorang senator keturunan masyarakat adat Australia, Lidia Thorpe, meneriaki Charles dan menudingnya melakukan genosida. Insiden itu terjadi saat Raja Charles III dan Ratu Camilla mendatangi Gedung Parlemen Australia, Ibu Kota Canberra.
ADVERTISEMENT
Dilansir The Guardian, kunjungan ke Gedung Parlemen merupakan salah satu agenda penting dalam tur Charles dan Camilla di Australia. Di momen tersebut, putra sulung Ratu Elizabeth II ini menyampaikan pidato yang membahas soal kunjungannya ke Australia di masa lalu, soal pandemi COVID-19, hingga terkait masyarakat adat Australia.
“Sepanjang hidup saya, Penduduk Asli Australia telah memberikan kehormatan besar untuk saya, yakni berbagi kisah dan budaya mereka dengan tangan terbuka. Saya hanya bisa menyaksikan betapa pengalaman saya telah dibentuk dan diperkuat oleh kearifan lokal yang ada,” ucap Raja Charles III dalam pidatonya, sebagaimana dilansir CNN.
Namun, begitu Charles menyelesaikan pidatonya, Lidia Thorpe menghampiri podium dan berteriak ke arahnya. Lidia menegaskan bahwa Australia bukanlah negeri Charles.
ADVERTISEMENT
“Anda melakukan genosida terhadap rakyat kami. Kembalikan tanah kami. Kembalikan semua yang telah Anda curi—tulang belulang kami, tengkorak kami, bayi-bayi kami, rakyat kami. Anda menghancurkan tanah kami. Berikan kami perjanjian. Kami ingin perjanjian di negara ini. Anda adalah pelaku genosida,” teriak Lidia, sebagaimana dilansir The Guardian.
Saat petugas mengamankan Lidia menuju pintu, ia kembali berteriak, “Ini bukan negeri Anda. Anda bukan raja saya. Anda bukan raja kami.”
Raja Charles III dan Ratu Camilla kabarnya tidak bereaksi apa-apa ketika insiden tersebut terjadi. Charles disebut langsung menoleh ke arah Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dan mengatakan sesuatu dengan suara pelan.
Hingga saat ini, Australia masih menjadi bagian dari wilayah persemakmuran Inggris. Artinya, Australia dikepalai oleh Raja Charles III dan pemerintahannya dipimpin oleh PM Anthony Albanese. Meskipun sudah banyak aksi yang mendorong agar Australia berubah menjadi republik, sentimen positif rakyat terhadap monarki Inggris masih kuat.
ADVERTISEMENT
Koloni Inggris tiba di benua Australia pada abad ke-18 lalu. Saat itu, Australia sudah dihuni oleh penduduk asli, seperti masyarakat Aborigin dan masyarakat Kepulauan Selat Torres. Di masa penjajahan, Inggris melakukan pembantaian terhadap masyarakat adat di ratusan wilayah Australia.
Dilansir CNN, tindak keji ini disebut dilakukan hingga tahun 1930. Sayangnya, hingga kini, masih banyak penduduk asli Australia yang menjadi korban diskriminasi dan kekerasan. Masyarakat adat Australia juga tidak pernah memiliki perjanjian maupun obrolan soal monarki dengan Kerajaan Inggris.
Sosok Lidia Thorpe
Lidia Thorpe adalah anggota parlemen independen. Dulunya, ia merupakan politikus dari Partai Hijau Australia. Lidia adalah perempuan keturunan suku Djab Wurrung Gunnai Gunditjmara.
Sejak lama, Lidia selalu memperjuangkan hak-hak masyarakat adat Australia. Ia juga sering menyuarakan dilakukannya perjanjian antara masyarakat adat dan Kerajaan Inggris. Perempuan berusia 51 tahun ini juga beberapa kali pernah menyatakan penolakannya terhadap Kerajaan Inggris.
ADVERTISEMENT
Dilansir The Guardian, pada upacara pengambilan sumpah anggota parlemen di 2022, Lidia menyuarakan ketidaksukaannya pada Ratu Elizabeth II.
Ia menyebut Elizabeth sebagai “Yang Mulia Ratu Elizabeth II sang Penjajah”. Akibatnya, ia diminta untuk mengulang sumpahnya lagi. Lidia pun melakukannya sembari mengangkat kepalan tangan ke atas.
Tindakan Lidia pada Senin (21/10) itu dikritik oleh tetua masyarakat Aborigin, Aunty Violet Sheridan. Violet menyebut, aksi protes Lidia itu tidak sopan.
“Dia tidak mewakili suara saya,” kata Violet, sebagaimana dikutip dari BBC.