Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kultulibrasi, Cara Mel Ahyar Bantu Lestarikan Wastra Lewat Koleksi Baru
18 Agustus 2023 19:29 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Lewat Kultulibrasi, Mel Ahyar menghadirkan koleksi hasil proses akulturasi budaya yang indah. Semua dikemas dalam tiga segmen menarik dan tiap sesi diiringi oleh musik yang senada dengan tema koleksi.
Tak cuma itu, Kultulibrasi juga jadi salah satu cara Mel Ahyar membantu melestarikan wastra.
“Tidak ada generasi muda yang dari lahir sudah langsung berbudaya. Kolaborasi menggunakan wastra tidak hanya untuk meregenerasi pengrajinnya, tapi juga meregenerasi customers dari brand Mel Ahyar,” ujarnya.
Mel menyebut ingin terus mempelajari wastra lebih dalam. Sebab, ia yakin bila wastra akan terus terbarukan bila selalu dilakukan kolaborasi dengan para pengrajin atau pembinanya.
Penasaran seperti apa koleksinya? Simak selengkapnya di bawah ini.
RIKURIKU by HAPPA & XY
Mel membuka show dengan koleksi dua brand ready-to-wear, yakni HAPPA dan XY yang memamerkan koleksi RIKURIKU. Koleksi ini menonjolkan sisi maskulin khas pria Asmat tapi dilengkapi aksen playful.
ADVERTISEMENT
RIKURIKU memuat motif kerangka garis-garis floral dengan palet warna earthy yang diambil dari lukisan wajah khas Asmat. Untuk RIKURIKU, Mel Ahyar menggunakan pewarna alami, yakni merah tanah, putih bubuk cangkang kerang, dan hitam arang tumbuk.
Mel Ahyar ARCHIPELAGO
Kemudian show dilanjutkan dengan koleksi Archipelago yang memuat wastra dari tiga daerah, yaitu Tuban, Lampung, dan Medan.
Dari Tuban, Mel Ahyar memakai Batik Gedog Tuban ‘Onomatope’ yang merupakan batik tulis di atas kain tenun. Mengingat statusnya yang hampir punah, Mel memutuskan untuk menggunakan batik tersebut sebagai bahan utama secara utuh.
Beralih ke Lampung, pemeran utamanya adalah Tapis Lampung ‘Mulang Tiuh'. Ini merupakan sulaman usus khas Lampung yang dibuat di atas kain. Kesan modern dihadirkan lewat motif-motif pendamping yang tak kalah mencuri perhatian.
ADVERTISEMENT
Lalu koleksi berikutnya adalah Medan The Melting Pot. Mel mengeksplor beragam wastra dari Medan, seperti Songket Melayu, Ulos Batak, dan masih banyak lagi yang lainnya. Koleksi ini secara khusus memang menggabungkan berbagai wastra khas Sumatra Utara.
Mel Ahyar Fall/Winter 2023-2024
Terakhir, adalah show yang paling dinantikan. Primadona dari annual show Mel Ahyar tahun ini, yaitu koleksi Mel Ahyar Fall/Winter 2023-2024.
Tak cuma fokus pada masa kini, Mel menyelami desain mode dari tahun '40-an hingga 2000-an. Hasilnya tentu sangat menarik, mulai dari kebaya dengan siluet geometris dan asimetris, gaun malam berpotongan mermaid, hingga luaran oversized.
Mel juga menggunakan detail bunga 3D dari mika, sulaman tangan, sulam usus, tapis, serta efek dari bunga yang diawetkan. Lewat show ini, Mel Ahyar berinisiatif untuk mengembangkan wastra Indonesia sebagai sumber daya kreativitas terbarukan. Sebab, Mel yakin budaya itu sifatnya harus terus dipelajari.
ADVERTISEMENT