Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Perjuangan RA Kartini dalam membawa perempuan mencapai kesetaraan gender akan selalu terkenang sepanjang masa. Terbukti, hari lahir Kartini pada 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Tujuannya untuk mengenang jasa-jasa Kartini ketika memperjuangkan perempuan memperoleh kebebasan dalam mengenyam pendidikan.
ADVERTISEMENT
Bahkan pada tanggal 2 Mei 1964, Kartini ditetapkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional karena jasa-jasanya membawa derajat perempuan menjadi lebih tinggi dan setara dengan laki-laki. Semenjak itu, banyak sekali cara-cara untuk merayakan Hari Kartini seperti mengadakan lomba fashion show di tingkat sekolah hingga membuat puisi untuknya.
Menulis dan membaca puisi itu sendiri merupakan salah satu cara untuk mengingat kembali hobi Kartini yang gemar menulis surat, majalah, dan lainnya. Bahkan beberapa tahun terakhir sudah banyak puisi-puisi ciptaan masyarakat Indonesia yang ditujukan untuk merayakan Hari Kartini di setiap tanggal 21 April.
Nah, mengutip buku 'Puisi untuk Ibu Kartini: Puisi Pilihan Event 2nd Anniversary' karya Clarissa, dkk di tahun 2018, berikut kumparanWOMAN telah merangkumnya untuk kamu.
ADVERTISEMENT
R.A. Kartini
Oleh: Ahmad Maulana
Engkau adalah putri yang berjiwa pahlawan
Rela mengorbankan jiwa, serta ragamu
Tak gentar melawan takdirmu
Untuk memajukan negara ini
Engkau adalah sosok srikandi
Yang rela mengorbankan harta, dan bendamu
Tidak pernah merasa letih dalam
Memperjuangkan negara ini
Engkau adalah pahlawan dari kaummu
Cita-citamu amatlah mulia
Demi mewujudkan tunas bangsa
Kebanggaan agama serta negara.
Mengenang Kartiniku
Oleh: Alifia Intan Karima
Temgaung akan sebuah figur elok
Meraut nama dalam lintas sejarah
Tertutur indah santun dalam suatu pokok
Terajut keselarasan, membantang duka lara
Membungkam keselarasan sang ibunda
Mensakralkan kehangatan bunga negara
Terangi gelapnya isi bumi
Tentramkan hati, kaum insani
Bagai pendongkrak dunia
Runtuhkan ancaman kaum jahiliyah
Tegak kan kewajiban
ADVERTISEMENT
Tuk hapus kemunafikan
Terlintas bayangan sosok Kartini
Menguras problematika negeri nan pilu
Robohkan fitur anarki
Goreskan sejarah bak harum mewangi di bumi pertiwi
Ibu Kartini…
Wanita Berkebaya
Oleh: Alfaro Mohammad Recoba
Dua puluh satu April Tahun 1879 ia dilahirkan.
Bocah kecil bermata bulat berbinar memancarkan
Cahaya cemerlang, seolah menatap masa depan yang
Penuh dengan tantangan. Trinil, si ayah beri ia julukan
Ia datang mempelopori kesetaraan derajat,
Menumpas ketidakadilan mengenai adat.
Dengan pemikiran cerdas penuh inisiatif,
Dia akhirnya menjadi wanita inspiratif.
Wanita berkebaya, Raden Ajeng Kartini namanya.
Sang sosok pahlawan emansipasi wanita Indonesia.
Habis gelap terbit terang, inspirasi dari suratnya,
Dibaca sebagai sebuah roman kehidupan wanita.
“Aku mau.” Motto hidupnya.
Di dalam hati wanita Indonesia,
ADVERTISEMENT
Semangatmu masih tetap membara.
Walaupun memang engkau telah tiada.
Kesatria Wanita Indonesia
Oleh: Aisyah Nabilla
Ketika mereka menganggap wanita rendah
Di situlah kau memendam amarah
Ketika mereka berargumen wanita tak pantas sekolah
Kau datang berusaha mematahkannya
Kau datang menyelamatkan negeri ini
Dari tangisan wanita yang merindukan edukasi
Cita-citamu murni untuk negeri
Berjuang mengedepankan emansipasi
Kartini bagi perempuan laksana pahlawan
Kartini bagi perempuan laksana bintang
Kartini bagi perempuan laksana perwira
Kartini bagi perempuan laksana ksatria
Tak ada yang lebih berani darinya
Sang wanita perwira pahlawan Negara
Sang wanita yang pantang mundur sebelum setara
Memperjuangkan hak-nya dengan jiwa dan raga
Kasih Lembut Ibu Pertiwi
Oleh: Alif fia Wiraninda
Kartini…
Siapa yang tak mengenalmu, wahai Kartini.
ADVERTISEMENT
Wanita yang tangguh , wanita yang tak pernah merasa takut
Untuk melawan kejinya dunia ini.
Lembut kasihmu
Ramah tutur katamu
Membuat dunia ini menangis bersimbah darah atas kepergianmu.
Kau adalah wanita terhebat bagiku
Kau adalah ibu dari milyaran wanita di dunia ini
Kau mampu mempertaruhkan nyawamu demi negeri ini
Demi wanita Indonesia
Juga demi Bangsa Indonesia
Terima kasih Kartini
Penyelamat Negeri dan Kaumku
Oleh: Alifiyah Nurrohcmani
Di kala bumi pertiwi tengah terombang ambing
Berporak poranda hancur tiada keping
Tembak, jerit, tangis bahkan darah telah beraduk
Beraduk meleleh dialas bumi pertiwi nan suci
Tatkala kaum adam dijunjung
Sedang kaum hawa ditindas tak berujung
Tiada lagi nilai diri yang tersisa
Hanyalah larutan duka yang bersemayam
ADVERTISEMENT
Namun…
Secerca cahaya terang mulai menyeludup
Mengangkat puing-puing kehancuran
Pengobar kembali nilai diri kaum hawa
Dialah sang anugerah tuhan
Perempuan mulia tanpa tanda jasa
Sang pembangkit negeri di ambang musnah
Sang pembela nasib hawa tanpa kenal lelah
Terima kasih ibuku…
Ibu kartiniku…
Atas segala jerih payahmu
Sebagai penyelamat negeri dan kaumku.
Demi Aku, Kartinimu, dan Bianglala
Oleh: Ali Mufti
Nak, lawanlah tidurmu
Redup nyala lilin itu rayuan waktu,
agar lelapmu kian bersemayam
Mimpi-mimpi itu pun kebohongan,
darinya (waktu), si jahat yang mengincarmu
”Tak ada bedanya dengan apa yang ada di luar sana, begitu kejam,
biarkan saja, Bu!
Kupeluk waktu, dipapah Ibu.”
Jangan, Nak!
Ingatlah betapa ibu paksakan senyum dahulu,
dalam payah menyajikan riangmu
ADVERTISEMENT
Karena aku Kartinimu
Lekaslah melompat,
langkahi sanubari yang merundung
Sambutlah doa-doaku yang dijawab-Nya
Lekaslah, Nak!
Demi aku, Kartinimu
Penulis: Johanna Aprillia