Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Louis Vuitton Buka Gerai Terbesar di New York, Ada Cafe sampai Perpustakaan
22 November 2024 12:54 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Lebih dari sekadar tempat berbelanja, toko ini dirancang sebagai House of Culture yang mencerminkan semangat dan identitas merek Louis Vuitton di era modern. Lalu, apa saja yang dihadirkan Louis Vuitton di gerai mewahnya ini? Yuk kita lihat sama-sama, Ladies!
ADVERTISEMENT
1. Memiliki 5 Lantai yang Dipenuhi Instalasi Menarik
Gerai dengan 5 lantai ini didekorasi semenarik mungkin tanpa membuang ciri khas LV. Namun, tak sebatas ‘khas Louis Vuitton’, toko ini juga memberikan pelanggan pengalaman baru dengan instalasi monumental.
Dengan ruang masuk mengarah ke atrium besar yang dihiasi patung bebas hasil kolaborasi dengan Shohei Shigematsu dari OMA, empat menara koper Courrier Lozine 90 yang menjulang hingga 16 meter ke atas, serta menampilkan berbagai material Louis Vuitton, seperti Monogram klasik dan Damier putih.
Tak sampai di sana, pada bagian belakang atrium, tas bercermin disusun membentuk dinding vertikal setinggi 18 meter, menciptakan instalasi visual dinamis. Dindingnya dihiasi foto besar karya kolaborator Louis Vuitton, seperti Richard Prince dan Yayoi Kusama.
ADVERTISEMENT
Desain interiornya pun menciptakan suasana hangat dengan furnitur vintage dan kontemporer, serta karya seniman seperti Todd Eberle dan Chris Martin.
Lantai pertama toko ini dikhususkan untuk barang kulit, termasuk tas dan aksesori . Lantai kedua dikhususkan koleksi wanita, dan lantai ketiga untuk pria. Lantai kelima memiliki ruang pribadi untuk koleksi Objets Nomades dan Art de la Table, serta ruang rahasia untuk jam tangan dan perhiasan mewah Louis Vuitton. Pembukaan toko ini juga memperkenalkan Capsule Collection di Amerika Serikat.
2. Lantai 4 Hadirkan Perpaduan Café dan Perpustakaan
Nah, bagi Ladies yang bingung apa isi dari lantai 4 karena belum disebutkan, maka ini adalah tempat di mana kamu dapat menemukan perpaduan menarik antara budaya dan kuliner ala Paris di sekitaran New York.
Le Café Louis Vuitton, cafe serta ruang perpustakaan yang dapat membuat kamu lupa waktu karena tenggelam dalam suasana selama berada di sana yang memancarkan desain ala Paris dan penuhi dengan buku dari setiap sudut dinding. Setibanya di sana, kamu akan diantar ke ruang utama, yang terdiri dari restoran utama, ruang baca dengan tempat duduk sofa, dan bar dengan total 70 kursi.
ADVERTISEMENT
3. Hidangan Luxury Snacking Buatan Chef Ternama
Tak hanya menjual suasana, Le Café Louis Vuitton juga memperkenalkan menu santapan mewah yang dihidangkan langsung oleh Chef Arnaud Donckele dan Maxime Frederic, pasangan chef terkenal langganan Louis Vuitton. Dalam mengusung konsep baru, LV kolaborasikan pasangan chef tersebut dengan Christophe Ballanca dan Mary George untuk menghadirkan konsep “luxury snacking”, di mana makanan khas dihadirkan dalam porsi besar, namun tetap elegan.
Beberapa menu andalan di cafe ini yaitu ravioli lobster, truffle yang dihias dengan bunga Monogram, tartlet Damier yang diisi dengan bahan-bahan segar, Croque sandwich yang sempat menjadi sensasi di Paris, dan terakhir, burger, hidangan kegemaran bagi hampir setiap orang.
ADVERTISEMENT
4. Debut Le Chocolat Shop di AS
Menyusul kesuksesan di Paris, Singapura, dan Shanghai, pembukaan toko ini juga sekaligus memperkenalkan Le Chocolat dari Louis Vuitton Le Café pertama di Amerika Serikat. Bukan toko cokelat sembarangan, dalam pembuatan Le Chocolat, Maxime Frédéric memilih secara langsung bahan baku berkualitas tinggi, seperti telur dari ayam ras khusus dan hazelnut unik dari Montflanquin.
Bahan lain diambil dari petani kakao kecil di Vietnam, Peru, Madagaskar, Republik Dominika, dan São Tomé, yang semuanya memiliki aroma khas masing-masing. Saat berkunjung ke sana kamu akan melihat cokelat yang didesain kreatif, salah satunya Vivienne on a Malle, kotak musik berbentuk trunk.
Penulis: Monica Tobing
ADVERTISEMENT