Main Film KDRT, Blake Lively Dianggap Nggak Peduli sama Korban Kekerasan

24 Agustus 2024 13:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Blake Lively Foto: Charly Triballeau/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Blake Lively Foto: Charly Triballeau/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Nama aktris AS, Blake Lively sedang menjadi topik hangat di media sosial. Pasalnya istri dari aktor Ryan Reynolds itu telah berhasil memerankan karakter Lily, seorang perempuan korban KDRT di film terbarunya berjudul It Ends With Us.
ADVERTISEMENT
Film yang mengangkat isu sensitif itu menuai banyak pujian karena dianggap membantu korban kekerasan untuk berani speak up, seperti halnya Lily yang berhasil memutus tali KDRT di dalam karya sinema tersebut. Alih-alih mendapatkan tanggapan yang sama seperti karakter Lily, Blake Lively di kehidupan nyata justru memanen kritik pedas dari berbagai pihak.
Ya Ladies, Blake saat ini tengah disibukkan dengan berbagai aktivitas promosi film yang membuatnya harus melakukan banyak sesi wawancara. Namun di beberapa kesempatan, perempuan 36 tahun itu dianggap menjawab pertanyaan dengan kalimat-kalimat yang tidak sensitif terhadap korban kekerasan.
Dilansir Glamour, saat ditanya mengenai pendapatnya soal korban kekerasan yang mungkin menonton filmnya, Blake justru merespons dengan jawaban yang terkesan bukan dukungan tulus.
ADVERTISEMENT
“Saya pikir kamu jauh lebih dari sekadar penyintas atau korban kekerasan. Meski kekerasan adalah hal yang besar, kamu adalah terdiri dari banyak hal, dan apa yang telah dilakukan seseorang kepadamu itu tidak mendefinisikan dirimu,” ujar Blake.
Aktor AS Blake Lively berpose di karpet merah setibanya di sana untuk menghadiri pemutaran gala Inggris untuk "It end with us" di Odeon Luxe di alun-alun Leicester, pusat kota London pada 8 Agustus 2024. Foto: Justin TALLIS / AFP
Jawaban yang dilontarkan ibu empat anak itu dianggap sama sekali tidak mencerminkan kepekaan terhadap korban kekerasan seperti yang direpresentasikan filmnya. Pilihan diksi “lebih dari sekadar korban” seolah menyiratkan sesuatu yang buruk atau memalukan apabila seseorang mengaku dirinya sebagai korban kekerasan.
Satu lagi yang lebih menimbulkan kebingungan, Blake mengklaim film yang diperankannya hanya sebuah cerita yang memiliki kisah KDRT di dalamnya dan bukan sekadar tentang KDRT semata.
Bagaimana menurutmu, Ladies? Kalau kamu sudah menonton filmnya, ceritakan pendapatmu di kolom komentar, ya!
ADVERTISEMENT