Makna International Women’s Day bagi Perempuan Tangguh di Industri Kehutanan

8 Maret 2022 9:47 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perempuan yang bekerja industri kehutanan, salah satunya di APRIL Group. Foto: Dok. APRIL Group
zoom-in-whitePerbesar
Perempuan yang bekerja industri kehutanan, salah satunya di APRIL Group. Foto: Dok. APRIL Group
Ladies, siapa bilang hanya pria yang bisa bekerja di industri kehutanan dan lingkungan? Meski kerap dikaitkan dengan kegiatan fisik yang berat dan tempat bagi habitat satwa liar, hutan tidak selalu terkait dengan maskulinitas, lho.
Di era yang sudah semakin modern ini, perempuan juga punya peran besar dalam pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Nisa Vidya Yuniarti dan Ika Citra Marlia adalah contohnya. Bekerja sebagai sustainability professionals di salah satu perusahaan penghasil pulp dan kertas terbesar di dunia, APRIL Group, keduanya pun menceritakan kisah mereka di industri kehutanan.
Sejalan dengan International Women’s Day yang jatuh setiap tanggal 8 Maret, Nisa dan Ika juga berbagi pesan mengenai pentingnya kesetaraan gender untuk menciptakan pembangunan yang semakin berkelanjutan di masa depan.
Penasaran? Yuk langsung simak kisah mereka!

Belajar Sustainability Hingga ke London untuk Majukan Indonesia

Nisa Vidya Yuniarti, sustainability enthusiast yang bekerja di APRIL Group. Foto: APRIL Group
Nisa merupakan seorang sustainability enthusiast yang menamatkan pendidikan sarjana di Universitas Indonesia jurusan Geografi. Ia kemudian melanjutkan keilmuannya pada studi strata dua di London School of Economics and Political Science (LSE), jurusan Environment and Development.
Bagi Nisa, risiko krisis iklim akan menjadi bagian yang semakin tidak terpisahkan dalam perencanaan bisnis dan pembangunan suatu negara. Hal ini yang membuatnya tergerak untuk mendalami ilmu sustainability atau keberlanjutan, yang masih cenderung baru di Indonesia.
Kesempatan besar terbuka, APRIL Group kembali mengadakan program ASPIRE (APRIL Sustainability Professional Readiness Program) untuk merekrut Sustainability Management Trainee pada Oktober 2020 lalu. Ya, tentu tak butuh waktu lama bagi Nisa untuk melamar pekerjaan yang diidamkannya ini.
Sustainability adalah area bisnis yang dalam beberapa dekade terakhir menunjukkan tren yang terus meningkat, dan akan menjadi lebih signifikan ke depannya. Berada di dalam program ASPIRE yang menyiapkan profesional untuk menjadi pemimpin di bidang ini adalah kesempatan yang sangat valuable bagi saya,” ucap perempuan berusia 29 tahun itu.
Kini, sehari-hari Nisa bekerja sesuai dengan passion-nya: mengelola program yang berkaitan dengan sustainability di APRIL. Setelah sebelumnya mengerjakan proyek yang berkaitan dengan pengembangan masyarakat, Nisa diberi tanggung jawab untuk mengelola program yang berkaitan dengan wastewater treatment pada perusahaan penghasil serat rayon yang merupakan afiliasi APRIL, Asia Pacific Rayon, di Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau.
Nisa pun menyadari bahwa menjalani kariernya di bidang ini memiliki tantangan tersendiri, terutama dalam menghadapi stereotip kuno tentang maskulinitas di industri kehutanan. Ia menunjukkan bahwa perempuan juga mampu eksis dan bekerja dengan baik di industri yang sebelumnya sangat didominasi oleh laki-laki.
“Dengan semakin tingginya potensi risiko akibat krisis iklim, saya sangat yakin bahwa keberadaan perempuan di industri seperti ini akan membawa perspektif baru yang lebih sesuai dengan sustainability. Secara historis, perempuan dan alam punya ikatan yang tinggi, keduanya mengenal konsep regeneratif, memberikan layanan untuk masyarakat tanpa mengenal label “harga”. Jadi saya percaya perempuan punya peran besar dalam mengarusutamakan konsep sustainability,” jelas Nisa.
Perempuan yang hobi membaca dan menulis fiksi tersebut pun bangga bisa menjadi salah satu perempuan yang ikut menggerakkan bidang keberlanjutan di Indonesia. Menurut Nisa, bergabung di perusahaan yang sangat mengedepankan keberlanjutan dan kesetaraan gender seperti di APRIL sangat sejalan untuk menyukseskan agenda pembangunan dunia, yakni mencapai Sustainable Development Goals.
Tak hanya gemar bekerja untuk berkontribusi terhadap bumi, Nisa juga menerapkan konsep keberlanjutan dalam kehidupan sehari-harinya lewat aksi sederhana. Ia berusaha untuk meminimalkan jejak karbon dengan lebih sering menggunakan kendaraan umum, memilih produk yang sustainable dan diproduksi secara lokal, menjalankan hidup yang minimalis, hingga mendukung produk atau usaha-usaha yang memiliki komitmen tinggi dan dampak positif secara sosial dan lingkungan, termasuk dalam hal investasi.
Dalam beberapa tahun ke depan, perempuan yang pernah terpilih sebagai ADB Gender Ambassador untuk kegiatan Asia Pacific Youth Exchange pada 2016 ini ingin terus berkontribusi dan berkarier di bidang keberlanjutan. Dia berharap dapat mengambil peran yang lebih strategis dalam policy-making di bidang pembangunan berkelanjutan, terutama dalam hal kebijakan iklim dan ekonomi sirkular.
“Saya percaya dengan ekonomi yang lebih inklusif perempuan dengan perannya yang unik di bisa membantu mendidik dan memunculkan generasi berkualitas yang memahami moral dan nilai-nilai yang kita butuhkan untuk pembangunan berkelanjutan, seperti integritas dan keadilan.
Selain itu, Nisa juga meyakini bahwa dengan perekonomian yang lebih inklusif, perempuan melalui perannya yang unik bisa mendidik dan memunculkan generasi berkualitas yang mampu memahami moral dan nilai yang dibutuhkan untuk pembangunan berkelanjutan, seperti integritas dan keadilan.
“Perempuan juga bisa berkontribusi dengan menyuarakan hak dan pendapatnya, karena bagaimanapun pembangunan bisa dikatakan berkelanjutan jika tidak ada kelompok yang ditinggalkan atau No One Left Behind,” pungkasnya.

Perempuan, Agen Perubahan dari Tingkat Rumah Tangga

Ika, seorang ibu pegiat sustainability yang bekerja di APRIL Group. Foto: Dok. APRIL Group
Sama seperti Nisa, Ika adalah penggiat sustainability yang selalu bersemangat untuk menciptakan perubahan bagi lingkungan sekitar. Ika percaya peran perempuan sangat kuat dalam mendukung keberlanjutan di Indonesia. Ibu dari satu anak ini bahkan menyebut perempuan adalah agen perubahan di tingkat rumah tangga.
"Kami memikul tanggung jawab untuk mengelola rumah tangga, memastikan pendidikan dan nutrisi yang tepat untuk anak-anak. Mengutip Bank Dunia, berinvestasi pada perempuan dan anak perempuan, baik melalui pendidikan, kesehatan atau akses ke pekerjaan, memiliki efek berganda pada produktivitas, efisiensi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Saya pikir konsep ini juga berlaku untuk Indonesia," ujar Ika.
Perempuan berusia 35 tahun yang menamatkan studi strata satu di Universitas Indonesia dan strata dua di Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore (NUS) ini merupakan salah satu peserta generasi pertama program ASPIRE. Kini, Ika telah bekerja selama tiga tahun dan menjabat sebagai Sustainability Assistant Manager di APRIL.
Sehari-hari, Ika bertanggung jawab untuk mengembangkan strategi dan kebijakan perusahaan untuk memitigasi risiko dan menyelaraskannya dengan konsep keberlanjutan. Salah satu pencapaian Ika adalah menjadi bagian dari tim dalam melahirkan komitmen keberlanjutan satu dekade APRIL, yakni APRIL2030.
Berkarier di dunia yang dianggap “macho”, Ika mengatakan dirinya kerap mendengar berbagai stereotip terhadap perempuan. Salah satunya, perempuan sering dianggap terlalu banyak pertimbangan, terutama mereka yang telah berkeluarga.
"Inilah mengapa pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender sangat penting agar perempuan mendapat kesempatan dan hak yang sama dalam berkarier. Tentunya didukung dengan sumber daya lainnya, agar perempuan dapat mengakses kesempatan tersebut," ujar Ika.
Di APRIL, Ika mengatakan bahwa perusahaan memberikan kesempatan yang besar bagi perempuan untuk merealisasikan aspirasi kariernya. Ini diperkuat dengan komitmen perusahaan, yaitu “APRIL2030”. Salah satunya, untuk menjamin kesetaraan gender dalam agenda keberlanjutan perusahaan.
"Saya bangga melihat semua perempuan memiliki peran penting dan APRIL memercayai mereka untuk memimpin dan membuat keputusan. Bahkan tim sustainability kami dipimpin oleh seorang direktur perempuan, yang sangat saya hormati," ujar Ika yang sering menghabiskan waktu senggangnya dengan membaca buku ini.
Fakta bahwa sangat sedikit perusahaan yang memiliki program pengembangan yang berfokus pada keberlanjutan, ditambah dengan minat saya pada penciptaan dampak melalui praktik berkelanjutan adalah alasan di balik keputusannya bekerja di APRIL.
Untuk beberapa tahun ke depan, Ika berharap akan terus memberikan kontribusi untuk kemajuan dunia sustainability. Dia mengajak perempuan untuk tetap percaya dengan kemampuan yang dimiliki dan ikut serta menjadi agen perubahan untuk kemajuan pembangunan.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan RAPP.