Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Perusahaan mainan Mattel kembali meluncurkan varian Barbie yang berbeda. Untuk pertama kalinya, mereka menghadirkan Blind Barbie atau Barbie Tunanetra. Boneka perempuan seri ini dirilis sebagai upaya Mattel untuk lebih inklusif dan bisa merepresentasikan lebih banyak perempuan di masyarakat, termasuk penyandang disabilitas.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari CNN, Barbie Tunanetra ini merupakan hasil kolaborasi Mattel dengan American Foundation for the Blind (AFB), yayasan untuk penyandang tunanetra yang berbasis di Amerika Serikat, serta Royal National Institute of Blind People (RNIB).
Dengan kehadiran boneka Barbie ini, harapannya, semakin banyak anak perempuan tunanetra yang merasa terepresentasikan.
“Barbie berfokus pada kebahagiaan—menemukan dan memahami dunia lewat permainan. Sangatlah luar biasa bagi saya ketika mengetahui bahwa anak-anak dengan disabilitas penglihatan kini bisa bermain dengan Barbie yang mirip dengan mereka,” ucap Director of Customer Advice and Support di RNIB, Debbie Miller, kepada CNN.
Tampilan Barbie Tunanetra
Boneka Barbie terbaru ini masuk ke dalam lini ‘Fashionista’ Barbie. Barbie Tunanetra memiliki desain khusus untuk mengakomodasi para penyandang tunanetra. Pandangan mata boneka ini dirancang sedikit mengarah ke atas dan terlihat tidak fokus.
ADVERTISEMENT
Kemudian, boneka ini juga dilengkapi dengan aksesori seperti kacamata hitam dan tongkat bantuan berwarna putih, merah, dan hitam. Baju yang dikenakan Barbie Tunanetra juga dibuat dengan kain tactile, yakni kain bertekstur yang bisa memicu sensorik lewat sentuhan. Baju atasan dibuat dengan kain berbahan satin dan rok ruffle bertekstur.
Tak hanya itu, kemasan Barbie Tunanetra ini juga memiliki huruf braille yang memudahkan penyandang tunanetra memahami teks yang tertulis.
Peluncuran Barbie ini disambut baik oleh komunitas tunanetra. Lucy Edwards, aktivis tunanetra dan duta Barbie Tunanetra, mengatakan bahwa kehadiran boneka ini membuatnya merasa diterima oleh masyarakat.
“Saat saya masih kecil, saya hanya bisa bermimpi soal momen ini; bisa diterima seperti ini, sampai akhirnya boneka terpopuler di dunia ini pun memiliki masalah penglihatan dan terlihat mirip saya,” tulis Lucy di unggahan Instagramnya, Selasa (24/7).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Mattel dan Barbie dikritik keras karena dianggap mempromosikan standar kecantikan tradisional yang tidak nyata. Boneka Barbie dulu hadir dalam satu warna kulit, yakni putih, dan tubuh yang kurus tinggi. Merespons kritik tersebut, mulai 2016, Mattel memproduksi boneka Barbie dengan penampilan yang lebih inklusif.
Selain boneka Barbie Tunanetra, Mattel juga telah meluncurkan sejumlah Barbie dengan kondisi disabilitas lainnya, seperti Barbie Tuli yang dilengkapi dengan alat bantu dengar, Barbie dengan kaki palsu, hingga Barbie dengan kondisi kulit vitiligo.