Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1

ADVERTISEMENT
Ladies, pasti kamu sudah pernah mendengar istilah detox atau detoksifikasi tubuh. Pasalnya detoksifikasi telah menjadi tren kesehatan yang populer selama beberapa tahun terakhir. Detoksifikasi merupakan salah satu cara yang banyak dilakukan untuk menjaga kesehatan karena dapat membuang racun dari dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
WebMD melansir bahwa metode detoksifikasi untuk membuang racun tubuh dalam tubuh bukanlah ide baru. Beberapa agama menggunakan puasa sebagai praktik "pemurnian racun" yang telah dilakukan selama ribuan tahun lalu. Kemudian jauh sebelum abad ke-20, para ahli kesehatan secara teratur menggunakan metode detoksifikasi puasa untuk mengobati manusia.
Dikutip healthline, detoksifikasi tubuh merupakan salah satu langkah mengonsumsi atau menggunakan produk tertentu yang dipercaya bisa membersihkan racun dari tubuh untuk meningkatkan kesehatan. Namun, sampai saat ini, belum ada penelitian secara pasti racun jenis apa yang dikeluarkan dari tubuh saat melakukan detoksifikasi. Biasanya detoksifikasi dilakukan dengan penggunaan obat pencahar, diuretik, vitamin, mineral, teh, dan makanan lain yang dianggap memiliki sifat detoksifikasi.
Fakta-fakta detoksifikasi tubuh
Meski sudah populer, sayangnya masih banyak yang belum memahami seputar detox atau detoksifikasi tubuh secara lebih mendalam. Karena itu, kumparanWOMAN pun telah merangkum beberapa fakta terkait detokfisikasi tubuh yang perempuan harus tahu. Penasaran apa saja? Simak penjelasan lengkapnya di artikel berikut ini.
ADVERTISEMENT
1. Efektivitas detox atau detoksifikasi tubuh dalam membuang racun berbahaya
Ada banyak jenis detoksifikasi tubuh, namun cara yang paling umum adalah dengan berpuasa selama 1 sampai 3 hari, mengonsumsi makanan sehat, rajin berolahraga, menghindari makanan tinggi logam berat, kontaminan, dan alergen, serta mengonsumsi suplemen untuk detoksifikasi.
Beberapa orang melaporkan merasa lebih fokus dan energik selama dan setelah melakukan detoksifikasi tubuh. Mengutip healthline, ada sebuah studi terkait efektivitas detoksifikasi pada pada perempuan yang memiliki berat badan berlebih di Korea. Mereka mengonsumsi lemon selama tujuh hari untuk mengeluarkan racun di dalam tubuh. Hasilnya secara signifikan bisa mengurangi berat badan, BMI, persentase lemak tubuh, rasio pinggang-pinggul, lingkar pinggang, penanda peradangan, resistensi insulin, dan kadar leptin tubuh.
Namun, hal ini juga disebabkan karena membatasi asupan kalori sehingga penurunan berat badan bisa terjadi secara cepat dan kesehatan metabolisme juga ikut meningkat.
ADVERTISEMENT
2. Tubuh bisa secara alami membuang racun
Healthline melansir tubuh manusia mampu membuang racun yang ada di dalam tubuh melalui hati, feses, urine, dan keringat. Contohnya, organ hati bertugas untuk mengubah zat beracun yang masuk ke dalam tubuh menjadi tidak berbahaya. Setelah itu, hati memastikan zat tersebut dapat dilepaskan dari tubuh, melalui feses, urine dan keringat.
3. Beberapa jenis racun tidak bisa hilang dengan mudah
Meskipun tubuh bisa secara alami membuang racun, ternyata ada beberapa bahan kimia yang tidak baik untuk kesehatan sulit untuk dihilangkan dari tubuh. Beberapa bahan kimia yang dimaksud, termasuk polutan organik persisten (POPs), ftalat, bisphenol A (BPA), dan logam berat. Bahan-bahan kimia cenderung menumpuk di jaringan lemak atau darah yang nantinya akan berbahaya untuk tubuh. Oleh sebab itu, dibutuhkan produk-produk yang diklaim bisa mendetoksifikasi tubuh dari racun agar bahan kimia ini bisa ke luar dari tubuh.
ADVERTISEMENT
4. Belum ada bukti ilmiah terkait manfaat detoksifikasi
Dikutip dari Live science, detoksifikasi atau praktik membersihkan tubuh dari zat racun berbahaya telah dipromosikan di banyak situs web dan didukung oleh sejumlah selebritas. Pendukung terapi detoks percaya bahwa racun dalam tubuh yang menumpuk dapat menyebabkan kanker dan penyakit lainnya. Untuk itu, kita perlu melakukan detoksifikasi demi membersihkan diri dari racun untuk mengurangi risiko penyakit, memiliki kulit yang lebih bercahaya dan memiliki lebih banyak energi.
Namun, berdasarkan penjelasan dari Stella L. Volpe, profesor dan ketua departemen ilmu nutrisi di Universitas Drexel di Philadelphia, sampai saat ini belum ada bukti ilmiah bahwa salah satu dari apa yang disebut pembersihan ini benar-benar bermanfaat bagi kesehatan seseorang.
5. Manfaat potensial tren detoksifikasi tubuh
Dikutip dari Healthline ada beberapa kemungkinan manfaat dari menjalankan diet detoks, di antaranya menghindari sumber makanan dari logam berat dan POPs, menghilangkan lemak berlebih, berusaha untuk berolahraga dan berkeringat secara teratur, mengonsumsi makanan sehat, menghindari makanan olahan, rajin minum air putih, dan mengelola stres.
ADVERTISEMENT
6. Detoksifikasi tidak bisa dilakukan dalam jangka waktu lama
Dikutip dari WebMD, detoksifikasi tubuh merupakan salah satu cara membuang racun yang dilakukan dalam jangka waktu pendek. Untuk itu, disarankan agar tidak terlalu sering melakukan 'pembersihan' karena bisa membuat metabolisme bekerja lebih lambat. Ketika metabolisme melambat, tubuh akan kesulitan untuk menjaga berat badan yang sehat.