Melihat Noiva Do Cordeiro, Desa Unik di Brasil yang Penduduknya Perempuan Semua

14 Mei 2023 17:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Desa Noiva Do Cordeiro di Brasil yang penduduknya hanya perempuan. Foto: Instagram/@noivadocordeiro
zoom-in-whitePerbesar
Desa Noiva Do Cordeiro di Brasil yang penduduknya hanya perempuan. Foto: Instagram/@noivadocordeiro
ADVERTISEMENT
Ladies, apakah kamu pernah membayangkan tinggal di sebuah desa yang penduduknya adalah perempuan? Nah, di Brasil ada sebuah desa bernama Noiva Do Cordeiro yang sebagian besar penduduknya adalah perempuan.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari National Post, desa ini berada di perbukitan dekat Belo Vale, di negara bagian Minas Gerais, Brasil. Daerah ini dikenal juga dengan lembah yang indah karena dipenuhi perkebunan jeruk, pisang, dan pohon ipe yang diselimuti bunga kuning cerah.
Desa ini dulunya didirikan oleh Maria Senhorinha, seorang perempuan yang dicap sebagai pezina. Pada tahun 1891, ia lari ke sebuah desa yang punya aturan ketat bagi perempuan karena dipimpin oleh pendeta.
Setelah pendeta tersebut meninggal, para perempuan di desa tersebut pun memutuskan untuk tidak pernah lagi membiarkan laki-laki mendikte bagaimana perempuan harus hidup.
Berdasarkan National Post, Noiva Do Cordeiro dihuni oleh lebih dari 600 perempuan, mayoritas berusia 20 hingga 35 tahun. Beberapa perempuan di Noiva de Cordeiro memang ada yang sudah menikah dan memiliki keluarga. Uniknya, para suami harus bekerja jauh dari rumah dan hanya diperbolehkan kembali di akhir pekan.
ADVERTISEMENT
Desa Noiva do Cordeiro di Brasil yang sebagian besar dihuni wanita. Foto: Instagram @noivadocordeiro
Tapi, ternyata mayoritas penduduk perempuan di desa ini masih lajang dan sedang mencari cinta.
“Di sini, pria lajang yang kami temui hanyalah pria yang sudah menikah atau memiliki hubungan keluarga dengan kami; semua orang adalah sepupu,” kata Nelma Fernandes, salah satu penduduk Noiva Do Cordeiro dikutip dari The National.
“Saya sudah lama tidak mencium seorang pria. Kita semua bermimpi untuk jatuh cinta dan menikah,” sambungnya lagi.
Meski begitu, ketimpangan rasio perempuan dan laki-laki di desa ini tidak seburuk yang dibayangkan. Para perempuan di desa ini pun memilki kekuasaan terhadap aturan yang berlaku.
Berkat kerja keras perempuan, desa ini menjadi lebih cantik, lebih terorganisir, dan jauh lebih harmonis.