Memahami Apa Itu SLS pada Shampoo dan Risiko Penggunaannya

8 Agustus 2024 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Sampo yang Mengandung SLS. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sampo yang Mengandung SLS. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Saat memilih-milih sampo di pusat perbelanjaan, kamu mungkin sering menemukan label SLS-free yang berarti tidak menggunakan SLS dalam formulanya. Nah, sebenarnya apa itu SLS pada shampoo?
ADVERTISEMENT
SLS (sodium lauryl sulfate) adalah surfaktan yang tidak hanya ditemukan dalam sampo, tapi juga beragam produk perawatan tubuh lainnya. Mulai dari sabun mandi, sabun cuci wajah, pasta gigi, hingga produk skincare.
Surfaktan ini berguna untuk membersihkan minyak yang kadang menyebabkan masalah kulit. Lantas, jika memiliki manfaat, kenapa ada banyak produk perawatan yang memilih tidak menggunakannya? Temukan jawabannya dalam uraian ini, Ladies!

Apa Itu SLS pada Shampoo?

Ilustrasi perempuan keramas menggunakan sampo yang mengandung SLS. Foto: Shutterstock
Dalam laman Chemical Safety Facts dijelaskan bahwa SLS telah digunakan sebagai salah satu komponen utama sampo sejak tahun 1930-an. Sebagai surfaktan, bahan kimia ini bisa memerangkap minyak dan kotoran di rambut sehingga gampang dibilas dengan air.
Dibandingkan bahan pembersih lainnya yang juga sering dipakai dalam sampo, SLS masuk ke dalam kategori surfaktan anionik yang efektif mengangkat kotoran secara menyeluruh.
ADVERTISEMENT
Namun, zat pembersih tersebut cenderung tidak cocok dengan kulit sensitif, karena busanya berpotensi mengiritasi kulit. American Academy of Dermatology (ADD) bahkan menyarankan penderita rosacea untuk menggunakan sampo dengan label SLS-free.
Penderita eczema dan dermatitis kontak juga tidak disarankan menggunakan sampo berformula SLS. Sebab busa yang dihasilkan surfaktan tersebut berisiko tinggi mengiritasi kulit.
Selain itu, AAD juga menyebutkan bahan-bahan iritan lain dalam sampo yang harus dihindari pemilik kulit sensitif, yakni parfum, alkohol, glycolic acid dan lactic acid.
Reaksi yang mungkin akan muncul di kulit jika tidak cocok dengan SLS adalah kemerahan, ruam, pembengkakan (peradangan) rasa gatal, dan rasa seperti tersengat.
Jika kamu merasakan salah satu dari gejala reaksi yang disebutkan, jangan berpikir dua kali untuk menghentikan penggunaan sampomu, ya, Ladies.
ADVERTISEMENT

Dampak SLS pada Rambut

Ilustrasi perempuan keramas menggunakan sampo yang mengandung SLS. Foto: Shutterstock
Sekalipun tidak memiliki kulit yang sensitif, penggunaan SLS tetap harus ekstra hati-hati, Ladies. Pasalnya, surfaktan ini dapat mengurangi minyak alami pada rambut melalui busanya.
Jika rambut kekurangan kelembapan, teksturnya akan kering, kasar, dan mengembang. Tidak hanya itu, rambut kering juga jadi lebih rapuh dan mudah patah. Oleh karena itu, rambut tipis dan kering sebaiknya menghindari SLS agar kondisinya tidak makin parah.
Bagi yang memiliki rambut berwarna, penggunaan sampo berformula SLS juga tidak begitu direkomendasikan. Sebab surfaktan dinilai dapat menghilangkan warna rambut jika digunakan terus menerus.
Sebenarnya belum ada bukti ilmiah mengenai efek SLS terhadap warna rambut. Namun, dalam Medical News Today tetap disarankan untuk mempertimbangkan secara matang penggunaan SLS jika rambutmu berwarna.
ADVERTISEMENT
Selain itu, SLS diketahui dapat menyebabkan rambut kusut. Ini karena senyawa sulfat yang bersentuhan dengan rambut akan menghasilkan muatan listrik negatif. Alhasil, rambut jadi terlihat kusut setiap kali habis keramas.
Namun, jika rambutmu sangat sehat dan tidak gampang kusut, tidak ada salahnya sesekali menggunakan sampo yang mengandung SLS untuk mendapatkan efek pembersihan maksimal di kulit kepala.