Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Membahas soal Period Poverty Bersama Perfect Fit di Women's Week 2022
2 April 2022 9:34 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Ladies, hingga saat ini masih banyak perempuan yang belum sepenuhnya paham soal menstruasi . Menstruasi masih menjadi topik yang dianggap tabu, sehingga edukasi soal siklus bulanan perempuan ini masih rendah di banyak daerah. Ini pun memunculkan sebuah fenomena yang dinamakan “Period Poverty.”
ADVERTISEMENT
Pemahaman soal period poverty atau kemiskinan menstruasi ini dijelaskan oleh CEO dan Co-Founder Perfect Fit Indonesia, Tungga Dewi, dalam virtual conference di Women’s Week 2022. Sesi talkshow yang diselenggarakan oleh kumparanWOMAN ini mengangkat tema sustainability atau gaya hidup berkelanjutan.
Tungga menjelaskan, period poverty adalah kondisi di mana perempuan tidak memiliki memiliki manajemen menstruasi yang baik.
“Manajemen menstruasi yang baik itu yang bagaimana? Jadi yang ketika kita menstruasi, kita ada produknya, produknya mumpuni, bersih dan aman; ada fasilitas mendukung seperti toilet yang bisa ditutup, ada sabun, ada air bersih; dan ada edukasi soal apa yang terjadi di tubuh seorang perempuan itu dan apa yang seorang perempuan itu bisa dilakukan,” jelas Tungga pada Kamis (31/3), dalam acara yang disiarkan di YouTube kumparan.
“Ketika tidak punya tiga hal tadi, tidak punya produk menstruasi, tidak punya fasilitas yang memadai, dan tidak punya edukasi yang mumpuni mengenai apa yang terjadi di tubuh kita ketika menstruasi, disebut period poverty; kemiskinan menstruasi,” tambah dia.
ADVERTISEMENT
Ia pun menceritakan pengalamannya ketika bekerja dengan sebuah NGO di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Saat itu, Tungga melakukan sebuah riset dengan mewawancarai 150 perempuan di sana soal pengetahuan menstruasi.
“Aku sangat syok ketika hasil report di Ruteng Flores, we found out that 58% remaja perempuan di sana enggak tahu menstruasi itu darahnya datang dari mana. Ada yang bilang mungkin itu penyakit, ada yang bilang enggak tahu datangnya dari mana,” jelas dia.
Tungga menambahkan, ada sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa lebih dari 50% remaja perempuan di sana memiliki tantangan untuk melakukan manajemen menstruasi yang baik setiap bulannya.
Dampak buruk period poverty
Tungga mengungkapkan, fenomena ini tentu sangat berpengaruh terhadap masa depan perempuan. Sebab, kemiskinan menstruasi bisa menjadi penghalang bagi perempuan untuk beraktivitas secara maksimal.
ADVERTISEMENT
“Nah, dari situasi dan problem tersebut, komitmen Perfect Fit adalah untuk menyelesaikan masalah itu. Kenapa? Ketika perempuan tidak bisa punya akses terhadap produk menstruasi, atau tidak punya fasilitas, contohnya dia jadi tidak bisa perform di sekolah. Ketika dia tidak perform di sekolah, nilainya turun. Mungkin nanti dia bisa drop out, bisa hilang ranking,” papar dia.
Menurut Tungga, ketika perempuan kehilangan kesempatan untuk mencapai potensi penuhnya sebagai manusia, perempuan akan mengalami kesulitan untuk bisa mencapai kesetaraan dengan laki-laki. Contohnya, banyak yang perempuan memutuskan untuk tidak menyelesaikan edukasi atau menikah lebih cepat.
“Sangat sayang, hanya hal kecil dan the most natural thing to happen malah menjadi hambatan buat kita to fulfill our own potential,” ungkap Tungga.
ADVERTISEMENT
Itulah mengapa, Tungga Dewi memutuskan untuk mendirikan Perfect Fit dan berkomitmen dengan menyediakan produk menstruasi yang ramah lingkungan, sembari terus mengedukasi perempuan-perempuan di luar sana.
Perfect Fit merupakan brand yang menyediakan produk-produk menstruasi ramah lingkungan, seperti celana dalam menstruasi dan pembalut yang reusable.
—
Simak artikel menarik lainnya dalam rangkaian program Women's Week pada topik Women's Week 2022.