Membuktikan Tren TikTok, Benarkah Air Garam Laut Dapat Menghilangkan Jerawat?

20 September 2021 13:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menyembuhkan jerawat dengan air garam laut. Foto: Dok. Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menyembuhkan jerawat dengan air garam laut. Foto: Dok. Freepik
ADVERTISEMENT
Ladies, kalian pasti tahu bahwa selalu ada konten baru mengenai skincare, termasuk mengatasi jerawat, yang beredar di TikTok. Beberapa konten tersebut mungkin benar-benar berkhasiat. Namun, yang lainnya bisa jadi membahayakan kulit.
ADVERTISEMENT
Nah, baru-baru ini, ada pula video tentang menghilangkan dan mencegah jerawat yang beredar di TikTok. Video yang berasal dari seorang pengguna di TikTok bernama Aubyrn Jade (@aubyrnjadeart) ini telah mengumpulkan empat juta views dan kemungkinan akan terus bertambah karena menunjukkan transformasi kulit bersihnya secara dramatis. Yang menarik perhatian adalah ia bisa mencapai itu dengan perawatan air garam laut.
Aubyrn mengaku menyemprotkan campuran garam laut dan air ke wajahnya dua kali sehari untuk menghilangkan bekas jerawatnya. Dia mempelajari tips ini dari kreator konten lain di TikTok, Leenis (@leacrylics) yang mulai menggunakan ramuan garam laut setelah menyadari bahwa kulitnya menjadi bersih setelah berenang di laut. Keduanya mengklaim ramuan itu mampu bekerja karena menyeimbangkan pH kulit dan membunuh bakteri.
ADVERTISEMENT
Lantas, bagaimana para ahli memandang hal ini? Mengutip Allure, menurut dokter ahli kulit bersertifikat asal Connecticut, Amerika Serikat, Mona Gohara, cara ini mungkin berhasil secara teori, tetapi itu jelas bukan perbaikan secara permanen untuk jerawat atau bekas luka.
“Ketika ilmu kecantikan berhubungan dengan air laut dan matahari, itu merupakan sesuatu yang rumit,” kata Mona.
Ia menjelaskan bahwa air laut memang mengandung banyak magnesium yang digunakan sebagai obat untuk semua penyakit. "Jerawat dapat mengambil manfaat dari efek pembersihan pori dari cairan ini secara sementara. Garam secara teoritis dapat mengeluarkan minyak dan mengeringkan jerawat."
Namun, ia menekankan bahwa air laut yang benar-benar berasal dari laut dan air garam laut yang merupakan campuran air dan garam merupakan dua hal yang sangat berbeda. Karena itu, terkait tips menghilangkan jerawat dengan air garam laut, ia mengatakan, “Belum ada penelitian tentang hal ini. Saya pikir masih banyak bahan lain yang bekerja lebih baik juga."
ADVERTISEMENT
Sementara itu, dokter kulit bersertifikat asal New York, Shari Marchbein menyarankan untuk menghindari solusi pengobatan muka yang dilakukan sendiri tanpa pengawasan ahli. Ia mengatakan bahwa pengobatan alami di rumah mungkin bekerja pada tingkat permukaan secara sementara. Namun, menggunakan pengobatan alami dan menambahkannya pada rutinitas skincare dapat memperburuk keadaan kulit dalam jangka panjang.
“Air garam laut dapat membantu peradangan kulit ringan dan kemerahan secara sementara. Saya tentu tidak menganggap ini sebagai pengobatan yang layak untuk jerawat dan saya juga tidak akan merekomendasikannya,"kata Shari.
Lebih lanjut, ia mengatakan, "Saya khawatir mereka yang menggunakan pengobatan ini mungkin tidak mendapatkan perawatan dari dokter kulit ahli. Hal ini berpotensi meningkatkan hiperpigmentasi tambahan dan menimbulkan bekas jerawat yang lebih tahan lama."
ADVERTISEMENT
Terkait klaim tentang pengobatan jerawat dengan air laut menghasilkan keseimbangan pH dan kontrol bakteri, ahli membantahnya. Menurut cosmetic chemist, Ginger King, hal ini tidak benar.
"Air laut memiliki pH basa 8. Kulit yang rentan jerawat juga memiliki pH basa. Biasanya para ahli menggunakan pH asam untuk menyeimbangkan kulit. Oleh karena itu, kami menggunakan asam glikolat dan asam salisilat untuk membantu masalah kulit," ujar Ginger.
Dia menambahkan bahwa air garam laut memang memiliki efek antimikroba, tetapi tidak cukup kuat untuk membunuh jerawat. Banyak orang mungkin mendapatkan hasil dari pengobatan jerawat dengan air garam laut secara sementara.
Akan tetapi mereka tidak mempertimbangkan efek samping yang dihasilkan dalam jangka panjang. Karena belum ada penelitian lebih lanjut tentang hal ini, lebih baik untuk tetap mengandalkan konsultasi dengan dokter dan melakukan perawatan kulit.
ADVERTISEMENT
Penulis : Adonia Bernike Anaya