Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Mengapa Representasi Perempuan di Bidang Sains Masih Rendah? Ini 3 Alasannya
10 Agustus 2022 13:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Sudah menjadi rahasia umum bahwa perempuan memiliki keahlian dalam beragam bidang, tak terkecuali STEM (science, technology, engineering, mathematics). Sejumlah perempuan hebat berhasil menorehkan prestasi gemilang dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan. Contohnya, Marie Curie: seorang ilmuwan yang pernah menerima Anugerah Nobel di bidang Fisika pada tahun 1903 dan Kimia pada 1911.
ADVERTISEMENT
Indonesia juga memiliki perempuan-perempuan hebat di bidang sains. Carina Joe adalah salah satunya. Ia merupakan salah satu ilmuwan yang menjadi pemain penting di balik terciptanya vaksin COVID-19 AstraZeneca. Kemudian, ada Ars-Vita Alamsyah, perempuan Indonesia pertama yang menjadi seorang engineer di SpaceX, perusahaan dirgantara milik Elon Musk.
Jika dijabarkan seperti itu, mungkin rasanya perempuan sudah mendapatkan pengakuan yang cukup di bidang sains. Namun kenyataannya, perempuan belum mendapat representasi yang cukup di bidang ini, Ladies.
Dilansir American Association of University Women (AAUW), perempuan hanya mencakup 28 persen dari total tenaga kerja di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika. Menurut data UNESCO pada 2020, secara global, perempuan yang berprofesi sebagai peneliti di bidang sains hanya mencakup 30 persen. Di Asia Timur dan Pasifik, angkanya 25 persen.
ADVERTISEMENT
Sementara menurut Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, di dunia, hanya satu dari tiga peneliti bidang sains dan teknik merupakan perempuan. Alasannya? Tantangan struktural dan sosial menghambat para perempuan berkecimpung dalam bidang sains.
Kemudian, dikutip dari situs resmi PBB, perempuan masih kurang direpresentasikan di antara ilmuwan-ilmuwan senior; lebih sedikit menerima pendanaan penelitian ketimbang laki-laki; dan memiliki kesempatan lebih rendah untuk menerima promosi. Menurut UNICEF, di bidang kesehatan, perempuan mendapat representasi yang baik. Namun, ini tidak berlaku di bidang sains, teknologi, dan teknik.
Alasan rendahnya representasi perempuan di bidang sains
Lantas, apa yang menyebabkan masih rendahnya representasi perempuan? Berikut pemaparan oleh AAUW dan PBB yang telah kumparanWOMAN rangkum, Ladies.
1. Stereotip gender
Stereotip gender dalam bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya representasi perempuan dan ketimpangan gender. Dilansir AAUW, sering kali, bidang STEM dicap sebagai bidang yang “maskulin”, sehingga perempuan dianggap kurang cocok untuk mendalaminya. Ini berujung pada orang tua dan guru yang cenderung meremehkan kemampuan anak perempuan dalam bidang sains dan matematika.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari The Conversation, sebuah disiplin ilmu dengan representasi perempuan yang tinggi cenderung dianggap sebagai “soft science” atau “sains lunak.” Jika representasi perempuannya rendah, sebuah disiplin ilmu akan lebih dirujuk sebagai “hard science.” Tentunya, ini merupakan pelabelan yang diskriminatif secara gender, sebab “sains lunak” mengarah pada orang-orang yang mendevaluasi atau menilai disiplin itu lebih rendah.
2. Masih sedikitnya role model bagi perempuan
Jika dibandingkan dengan role model laki-laki di bidang sains, role model perempuan jumlahnya masih jauh lebih sedikit. Mungkin sejak kecil, kamu sudah tahu bahwa Albert Einstein dan Stephen Hawking adalah ilmuwan besar. Namun, apakah kamu dikenalkan dengan Caroline Herschel, perempuan pertama yang menemukan komet; atau Marie Curie, satu-satunya ilmuwan perempuan yang dua kali menerima Anugerah Nobel?
ADVERTISEMENT
Dilansir AAUW, perempuan memiliki lebih sedikit role model di bidang sains yang bisa menginspirasi mereka untuk bisa terjun ke dalam dunia tersebut. Oleh karenanya, semakin sedikit juga anak-anak perempuan yang terinspirasi.
3. Kurangnya kesempatan yang setara
Faktor lainnya yang menyebabkan perempuan masih kurang direpresentasikan di bidang sains adalah kurangnya kesempatan kerja yang setara. “Rendahnya kesempatan yang setara di lingkungan kerja menjauhkan perempuan dari pekerjaan di bidang penelitian,” ungkap PBB.
Selain itu, menurut UNICEF, diskriminasi gender dan bias yang terdapat di lingkungan kerja membuat perempuan menjadi lebih enggan untuk masuk dan bertahan dalam pekerjaan-pekerjaan bidang STEM.