Mengemban Banyak Peran, Ini Tips Chief HR Ninja Xpress untuk Ibu Hebat Indonesia

22 Desember 2022 15:05 WIB
·
waktu baca 7 menit
clock
Diperbarui 2 Januari 2023 11:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maria A Octasya, istri, ibu dua anak, sekaligus Chief HR Ninja Xpress Indonesia yang suka akan tantangan. Foto: dok. Ninja Xpress
zoom-in-whitePerbesar
Maria A Octasya, istri, ibu dua anak, sekaligus Chief HR Ninja Xpress Indonesia yang suka akan tantangan. Foto: dok. Ninja Xpress
Menjalankan lebih dari satu peran sekaligus tentu tidak mudah. Lancarnya pekerjaan harus bisa dijaga, tapi kewajiban di rumah juga tak boleh sampai terabaikan.
Pada prosesnya, kita pun perlu mengatur waktu, membagi perhatian dan energi, juga pikiran untuk banyak hal. Apalagi bila pekerjaan yang kita jalani punya peran sangat penting untuk kelangsungan perusahaan. Semuanya jadi harus serba ekstra.
Walau terkesan berat, bukan berarti Anda tidak bisa menjalankannya. Ya, yang Anda perlukan adalah mempunyai strategi yang tepat dan sesuai dengan kemampuan Anda.
Hal tersebut jugalah yang diterapkan oleh Maria A Octasya. Ia memiliki strategi tersendiri agar perannya sebagai ibu dua anak, istri, sekaligus Kepala Staf HR Ninja Xpress, bisa berjalan dengan baik dan seimbang.
Kira-kira, sesibuk apa, ya, Maria dalam menjalankan berbagai perannya? Lalu, siasat seperti apa yang dia terapkan agar tiap-tiap peran bisa seimbang? Yuk, simak kisahnya di bawah!

Kiprah Maria A Octasya di Dunia Human Resource

Maria A Octasya, istri, ibu dua anak, sekaligus Chief HR Ninja Xpress Indonesia yang suka akan tantangan. Foto: dok. Ninja Xpress
Maria merampungkan pendidikan Master Management-nya di Universitas Gadjah Mada. Pada awal karirnya, dia dipercaya menjadi staff recruitment officer and consultant, dengan fokus menyediakan solusi bagi klien terkait masalah manajemen karyawan, produktivitas, pengembangan budaya perusahaan, serta pengelolaan sistem sumber daya manusia.
Selain itu, Maria juga pernah bekerja sebagai trainer di perusahaan penyedia layanan pelatihan karyawan, HRBP Manager (HRD Head) di Electrolux, HR Business Partner Senior Manager di Millward Brown Indonesia, sebelum menjadi Chief Human Resource di Ninja Xpress.
Saat ditanya tim kumparan mengapa memilih bergabung dengan Ninja Xpress, Maria dengan bangga menjawab dirinya adalah orang yang menyukai tantangan.
“Aku pribadi orang yang suka challenge. Jadi, aku pernah kerja sebagai consultant recruitment, trainer, pernah juga di agency, jadi HR juga pernah. Kebanyakan memang di industri yang lumayan besar. Tapi untuk di startup, selama karir aku belum pernah,” kata Maria.
Dia merasa tertantang bekerja di Ninja Xpress karena saat mulai bergabung pada 2017, sistem HR yang baik belum dikembangkan di sana. Kondisi tersebut amat jauh dengan tempat Maria bekerja sebelumnya. Padahal menurut dia, sistem HR yang baik sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu perusahaan.
Company itu sebenernya bisa berhasil atau tidak tergantung dengan manusianya, entah itu cara bekerja dan berpikirnya seperti apa, motivasinya apa, dan lain-lain. Kalau ini positif semua pasti akan bisa jalan bareng. Jadi, sistem HR itu sangat penting, dan diharapkan seorang atasan atau leader, harus jadi people manager yang tidak hanya bisa manage timnya sendiri, tapi juga harus bisa develop, memenuhi kebutuhan anak buah, harus tahu yang dibutuhkan dan diinginkan mereka,” paparnya.
“Aku diskusilah dengan former country head waktu itu. Di sini, benar-benar merumuskan dari awal. Dulu itu belum ada sistem recruitment. Jadi semua tim bisa rekrut tim sendiri dan pilih orang sendiri,” kenang Maria.
Namun sekarang, ada lebih dari 40.000 karyawan yang bekerja di Ninja Xpress baik sebagai pekerja tetap maupun subkontrak. Semuanya, dalam sistem human resource yang Maria kembangkan.

Melihat Chief HR Ninja Xpress Bekerja

Maria saat memberikan program pengembangan kepada karyawan Ninja Xpress. Foto: dok. Ninja Xpress
Sistem perekrutan tentu bukan satu-satunya yang menjadi tanggung jawab Maria. Sebagai Kepala Staf HR, dia didorong juga untuk memperhatikan banyak urusan lain, seperti pengembangan keterampilan pekerja, ekosistem dan budaya kerja di perusahaan, hingga perkara gaji, keselamatan, dan kesejahteraan karyawan.
Kata Maria, dalam usaha mengembangkan kualitas tim, perlu ada dua program dengan materi dan target yang berbeda. Pertama, pelatihan dengan materi yang sama untuk semua karyawan. Kedua, program pengembangan yang disesuaikan dengan posisi dan peran tiap-tiap karyawan.
“Misalnya, kalau dia individual kontributor, kita ajarkan mereka untuk mengelola diri sendiri seperti apa. Kalau dia ada di level leader yang supervisor atau asisten manajer, mereka harus mampu juga mengenali kondisi tiap-tiap anggota tim, bagaimana berkomunikasi yang baik, dan seterusnya,” terang Maria.
“Kemudian untuk teknikal skill, kerja sama dengan atasannya, kami perlu tahu dulu apa yang dibutuhkan karyawan, sehingga kami bisa buat pelatihan secara departemen per departemen. Kalau di operation sendiri mereka punya pelatihan yang teknikal, kalau di sales itu pelatihan bagaimana berkomunikasi dengan klien dan lain-lain,” tambahnya.
Maria juga menyebut, bila ada karyawan yang terlihat berpotensi, timnya akan melakukan review secara mendalam sebelum memberikan pelatihan.
“Kami akan ngobrol dengan atasannya. Kalau memang karyawan itu mumpuni dan ada potensi, kami akan sediakan program pelatihan khusus, tidak semua orang ikut,” kata ibu dua anak tersebut.
“Bentuknya berupa training yang lebih mendalam. Misal program coaching dan mentoring. Jadi mereka dilatih untuk posisi yang lebih tinggi. Sebab kami sangat menghargai teman-teman Ninja Xpress yang berpotensi,” imbuhnya.
Semua upaya pengembangan SDM Ninja Xpress di atas, Maria rangkum dalam tiga program, yaitu pelatihan High Potential, Succession Planning, serta Ninja Acceleration Program yang baru akan berjalan pada Januari 2023 mendatang.
Sementara itu, untuk urusan culture kerja di perusahaan, Maria selalu berupaya menanamkan 3 nilai utama, yaitu kepedulian antar sesama alias solidaritas, integritas, serta gotong royong. Sejumlah nilai tersebut coba ditanamkan lewat berbagai program perusahaan, salah satunya Corporate Social Responsibility.

Tips dan Motivasi untuk Ibu yang Menjalankan Banyak Peran

Tak semata untuk keberlangsungan karir yang cemerlang, Maria yang merupakan istri dan ibu dua anak juga rupanya memiliki sejumlah cara agar perannya sebagai ibu rumah tangga dapat berjalan sebaik-baiknya.
Maria tak memungkiri sebagai istri, dirinya harus menghormati suami apa pun level pekerjaannya di kantor. Ia menyebut kelancaran pekerjaannya tak lepas dari izin, dukungan, dan kesepakatan dengan suami.
“Ini challenge juga. Karena tidak dapat dipungkiri istri harus menghormati suami bagaimanapun level di pekerjaan. Jadi, semua hal ini terjadi atas izin dan kesepakatan dengan suami. Kalau tidak ada dukungan, tidak akan seperti ini,” tuturnya.
Sementara itu, kepada sang buah hati, Maria coba memberikan pemahaman terkait profesi yang dia jalani. Untuk setiap waktu yang tersita karena pekerjaan, Kepala Staf Ninja Xpress ini berupaya menggantinya dengan quality time bersama kedua anaknya.
“Jadi, bukan banyaknya waktu, tapi kualitas waktunya. Kalau di perusahaan aku ada 1 on 1 dengan direct report, 1 on 1 dengan user. Nah, aku juga punya 1 on 1 dengan anak-anakku. Ada yang ngobrol bersama dan ada yang satu-satu untuk mengecek ini sudah sampai di mana. Aku dan suami juga sepakati kapan aku 1 on 1 sama kakak, berarti adeknya sama bapaknya. Jadi tidak berbarengan, dan sama sebaliknya,” Maria menjelaskan.
Ilustrasi ibu yang membantu anaknya bersiap sebelum berangkat sekolah. Foto: Shutterstock
Selain sesi 1 on 1, Maria juga menceritakan bahwa dirinya sebisa mungkin tak memegang pekerjaan setiap akhir pekan. Momen tersebut akan benar-benar ia habiskan hanya bersama keluarga.
“Aku jarang banget kecuali urgent untuk tanya timku ketika weekend, dan itu mereka sadari sebagai work life balance. Kalau weekend ya semua spend your time sesuai keinginan masing-masing. Karena orang terdekat bisa menjadi support system. Aku menggunakan semua aspek untuk jadi support system.”
Mengenai nilai-nilai yang coba ia tanamkan di lingkungan keluarga, Maria selalu berpesan kepada anak-anaknya mengerjakan apa pun secara tulus dan excellent.
“Kalau aku pribadi biasa pakai kata-kata ‘lakukan segala sesuatu dengan excellent dan tulus’. Excellent itu berbeda dengan perfeksionis yang istilahnya ‘aku maunya gini kalau ga gini nanti problem’. Kalau excellent itu melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin, hasilnya bisa saja tidak selalu sempurna, tapi harus lakukan terbaik dalam prosesnya, hasilnya pasti akan bisa kita terima.”
“Yang kedua itu ya harus tulus, kalau kita minta timbal balik dari orang, kita akan selamanya tidak berpuas diri, jadi lakukan saja yang bisa kalau memang tidak bisa ya ngomong, jadi simple banget si,” katanya.
Tak hanya itu, ibu dua anak ini juga menyempatkan diri untuk membagikan semangat kepada ibu rumah tangga hebat lainnya di Indonesia, yang mengemban banyak peran.
“Semua pasti punya multiple role sebenarnya, suami, anak, dan ibu juga pastinya. Jangan patah semangat, apa yang sudah dilakukan itu jalankan dengan tulus dan positif. Yakin apa pun tantangannya pasti ada jalan keluar. Jadi jangan pernah give up, kita harus tahu kalau kita enggak sendirian.”
Maria juga menyarankan agar ibu-ibu yang menjalankan beberapa peran sekaligus untuk mencari komunitas atau niche yang sama untuk sharing. Hal tersebut, menurutnya, akan lebih membantu, karena orang-orang dalam niche yang sama memiliki kesadaran dan kegelisahan yang serupa juga.
“Kalau kamu adalah ibu pekerja carilah komunitas ibu bekerja. Karena kamu mungkin akan membandingkan diri dengan orang yang misalnya tidak bekerja tapi punya semua fasilitas. Di komunitas yang sama, misal ada tantangan itu, kita bisa cerita dan dapet respon seperti ‘aku juga mengalami’. Jadi, kita tidak merasa sendirian,” tutup Maria.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Ninja Xpress