Mengenal Adenomiosis, Gangguan pada Rahim yang Bisa Sebabkan Infertilitas

27 September 2023 12:45 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi adenomiosis. Foto: nuiza11/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi adenomiosis. Foto: nuiza11/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ladies, tahukah kamu bahwa selebriti dan presenter Melaney Ricardo mengalami kondisi kesehatan yang mengharuskan dia menjalani operasi angkat rahim? Penyakit yang diidap oleh Melaney dikenal sebagai adenomiosis. Kondisi ini tak jarang juga disebut sebagai “kembaran” dari penyakit endometriosis.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Cleveland Clinic, banyak perempuan yang tidak menyadari bahwa mereka mengidap adenomiosis. Penyakit ini memang belum terlalu banyak diketahui dan, tak jarang, perempuan yang menderitanya tidak merasakan gejala apa pun
Nah, apa itu penyakit adenomiosis? Menurut Mayo Clinic, adenomiosis merupakan kondisi ketika jaringan yang biasa melapisi rahim atau endometrium tumbuh di otot rahim. Ini berbeda dengan endometriosis, yang merupakan kondisi saat endometrium tumbuh di luar rahim.
“Jadi, jaringan tersebut seperti terperangkap di dalam otot rahim. Makanya, biasanya ketika menstruasi, jaringan itu, kan, tidak bisa ikut luruh, tidak bisa ikut keluar sebagai darah haid karena dia terperangkap di dalam otot rahim,” jelas Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG, FFAG., kepada kumparanWOMAN.
Dok. dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG, FFAG Foto: Dok. Pribadi
Itulah mengapa, kata Dinda, gejala yang paling sering dialami oleh penderita adenomiosis adalah nyeri haid yang hebat.
ADVERTISEMENT
“Biasanya, seorang penderita adenomiosis mengeluhkan nyeri haid atau dismenore karena jaringan dinding rahim itu terperangkap dalam otot rahim, tidak bisa keluar,” kata obgyn yang akrab disapa DokDin ini.
Jaringan endometrium yang terperangkap dalam otot rahim ini menyebabkan penderitanya merasakan sensasi kontraksi atau squeeze pada rahim, membuat menstrasu terasa sangat menyakitkan.
Selain nyeri menstruasi yang hebat, tanda adenomiosis lainnya yang bisa dialami oleh para penderita adalah infertilitas atau ketidaksuburan.
Adenomiosis biasanya diderita oleh perempuan dalam usia reproduksi, atau sekitar 20–45 tahun. Sebab, perempuan di rentang usia ini biasanya memiliki tingkat hormon estrogen yang tinggi.
“Karena adenomiosis itu sangat berkaitan dengan hormon estrogen, jadi rentang usia penderita adenomiosis ini adalah perempuan yang estrogennya masih tinggi, yaitu di usia reproduksi, misalnya di antara usia 20 sampai 45 tahun,” ucap Dinda.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi rahim. Foto: Helena Nechaeva/Shutterstock

Apa penyebab adenomiosis?

Menurut Dinda, penyebab adenomiosis masih menjadi kontroversi. Masih belum diketahui dengan pasti apa yang memicu terjadinya pertumbuhan endometrium yang tidak normal ini.
“Kalau ditanya apa penyebabnya, sebenarnya ini masih kontroversi, masih belum dapat dipastikan,” ucapnya. Namun, menurut Dinda, adenomiosis kemungkinan bisa disebabkan oleh sejumlah faktor, mulai dari hormon hingga reaksi autoimun.
“Tapi, sama dengan endometriosis, biasanya ini disebabkan oleh perubahan kadar hormon, misalnya karena menstruasi; ada peradangan; ada juga reaksi autoimun seperti endometriosis. Dia (endometrium) bisa tumbuh di mana saja, jadi, biasanya berkaitan dengan autoimun,” imbuh Dinda.
Senada dengan Dinda, Mayo Clinic juga menyebut bahwa penyebab adenomiosis masih diperdebatkan. Namun, ada beberapa teori soal penyebab penyakit ini, seperti pertumbuhan jaringan invasif, penyakit bawaan sejak dalam kandungan, peradangan rahim yang berkaitan dengan persalinan, dan sel punca atau stem cells.
Ilustrasi perempuan menderita adenomiosis. Foto: sitthiphong/Shutterstock

Apakah bisa diobati?

Menurut Dinda, adenomiosis bisa ditangani dalam beberapa cara yang disesuaikan dengan setiap kasus. Tingkat pengobatan pertama adalah dengan memberikan obat antinyeri atau painkiller. Kemudian, langkah pengobatan lainnya adalah pengobatan secara hormonal.
ADVERTISEMENT
“Yang kedua adalah (pengobatan secara) hormon, yang tujuannya menekan estrogen. Karena adenomiosis ini berkaitan dengan hormon estrogen, berarti kita harus mencoba menekan estrogennya supaya tidak terlalu tinggi sehingga adenomiosisnya tidak aktif,” jelas Dinda.
Pengobatan lainnya adalah tindak operasi. Operasi ini pun tidak langsung operasi angkat rahim seperti yang dilakukan oleh Melaney Ricardo.
“Ketiga, baru operatif. Itu juga bisa mengangkat adenomiosisnya saja kalau misalkan reproduksinya masih mau dikonservasi atau dipertahankan, misalnya pada kasus masih ada rencana untuk hamil,” paparnya.
Ilustrasi perempuan menderita adenomiosis. Foto: sutadimages/shutterstock
Namun, Dinda mengatakan, jika pasien merasa sudah tidak ada rencana untuk hamil lagi, bisa dilakukan tindak operasi pengangkatan rahim.
“Kalau dirasa anaknya cukup dan keluhannya lebih mengganggu, bisa diangkat rahimnya, seperti kasusnya Melaney Ricardo,” tutup Dinda.
ADVERTISEMENT
Ladies, jika kamu mengalami gejala-gejala seperti nyeri haid yang sangat hebat, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan obgyn. Penyakit tertentu akan bisa ditangani dengan lebih baik jika kondisi atau tingkat keparahannya bisa diketahui lebih awal.