Mengenal Benazir Bhutto, Sosok Perempuan Inspiratif Pemimpin Negara Islam

8 April 2022 18:46 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Benazir Bhutto. Foto: AAMIR QURESHI / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Benazir Bhutto. Foto: AAMIR QURESHI / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jika berbicara soal pemimpin perempuan inspiratif, salah satu nama pertama yang muncul adalah Benazir Bhutto. Ia merupakan mantan Perdana Menteri Pakistan dan juga perempuan pertama di dunia yang memimpin negara Islam.
ADVERTISEMENT
Benazir Bhutto lahir dalam dinasti politik besar Pakistan. Ayahnya, Zulfikar Ali Bhutto, merupakan eks Presiden dan Perdana Menteri Pakistan. Kendati terlahir dalam keluarga yang berpengaruh, jejak Bhutto sebagai politikus perempuan tidaklah mudah. Ia menghadapi berbagai tantangan semasa hidup dan kariernya, bahkan hingga meninggal dunia dengan cara yang mengenaskan: menjadi korban serangan bom bunuh diri.

Siapa Benazir Bhutto?

Benazir Bhutto lahir di Karachi, Pakistan, pada 21 Juni 1953 silam. Perempuan tangguh ini dikenal oleh dunia sebagai tokoh perempuan yang sangat berpengaruh. Keluarga dan teman-teman Bhutto di negeri Barat mengenalnya dengan panggilan “Pinky.”
Dikutip dari situs resmi Benazir Bhutto, ia meninggalkan Pakistan di usia 16 tahun untuk mengenyam pendidikan di Radcliffe College Harvard dan lulus pada 1973. Kemudian, ia lulus dari University of Oxford, Inggris, pada 1976 dalam bidang filsafat, ilmu politik, dan ekonomi. Setelahnya, Bhutto menuntut pendidikan jenjang magister di universitas yang sama, jurusan hukum internasional, dan lulus pada 1977.
Mantan Perdana Menteri Pakistan, Benazir Bhutto. Foto: ASIF HASSAN / AFP
Menurut Britannica, Bhutto kembali ke tanah kelahirannya setelah ia lulus kuliah. Tak lama setelahnya, sang ayah, Perdana Menteri Zulfikar Ali Bhutto, dipecat dan dieksekusi mati oleh militer Pakistan.
ADVERTISEMENT
Sejak kematian ayahnya, Bhutto pun memegang peranan penting di Partai Rakyat Pakistan (Pakistan People’s Party, PPP). Mulai saat itu, Bhutto menemukan berbagai tekanan dan tantangan di dunia perpolitikan Pakistan. Seperti menjadi tahanan rumah pada 1979–1984, hingga diasingkan pada 1984–1986.

Karier politik Benazir Bhutto, dua kali menjabat sebagai perdana menteri

Karier politik Benazir Bhutto menanjak ketika ia terpilih sebagai ketua bersama (Co-Chair) PPP bersama ibunya, Nusrat Bhutto. Ketika Pemilu Pakistan digelar pada 1988, Benazir Bhutto berhasil terpilih sebagai perdana menteri. Di usia 35 tahun, ia menjadi perdana menteri perempuan pertama Pakistan.
Namun, kekuasaan Bhutto hanya berlangsung sekejap. Dua tahun setelah terpilih, tepatnya pada 1990, pemerintahan Bhutto dibubarkan oleh Presiden Ghulam Ishaq Khan atas tuduhan korupsi.
ADVERTISEMENT
Kemudian, pada Pemilu Pakistan 1993, PPP kembali memenangkan suara mayoritas. Benazir Bhutto pun terpilih sebagai perdana menteri untuk kedua kalinya. Kendati demikian, tuduhan berat kembali dilayangkan kepada Bhutto: korupsi, kesalahan pengelolaan ekonomi negara, hingga merosotnya hukum dan tatanan negara. Jabatan Bhutto dicabut oleh Presiden Farooq Leghari pada 1996.
Mantan Perdana Menteri Pakistan, Benazir Bhutto. Foto: STR/AFP
Di masa pemerintahan Bhutto yang sangat singkat, Bhutto belum berhasil menangani kemiskinan, korupsi di badan pemerintahan, dan meningkatnya angka kejahatan di Pakistan. Kendati demikian, Bhutto tetap memperjuangkan akses listrik ke perdesaan, membangun sekolah-sekolah di penjuru Pakistan, memasukkan pangan, perumahan, dan layanan kesehatan sebagai prioritasnya.

Akhir hidup Benazir Bhutto

Setelah pemerintahannya dibubarkan, Bhutto dan suaminya, Asif Ali Zardari, didakwa atas tuduhan korupsi pada 1999 oleh pengadilan di Lahore, Pakistan. Akan tetapi, keputusan pengadilan tersebut dibatalkan oleh Mahkamah Agung Pakistan pada 2001.
ADVERTISEMENT
Bhutto telah meninggalkan Pakistan sejak akhir 1990-an dan menghabiskan waktu bertahun-tahun di pengasingan.
Pada 2007, Bhutto memperoleh amnesti dan memutuskan untuk kembali ke Pakistan. Namun, ketibaannya pada Oktober 2007 disambut secara brutal oleh kelompok radikal. Konvoi yang mengiringi Bhutto mengalami serangan bom bunuh diri, dengan lebih dari 150 orang tewas. Bhutto selamat dari percobaan pembunuhan tersebut.
Kembalinya Bhutto ke Pakistan diiringi dengan cita-cita kepemimpinan periode ketiga. Ia pun mulai aktif berkampanye untuk Pemilu yang dijadwalkan berlangsung pada Januari 2008.
Mantan Perdana Menteri Pakistan, Benazir Bhutto. Foto: ASIF HASSAN / AFP
Namun, pada 27 Desember 2007, Benazir Bhutto tewas akibat serangan bom bunuh diri oleh seorang remaja 15 tahun. Dikutip dari BBC, saat itu Bhutto baru saja menyelesaikan kampanye di daerah Rawalpindi.
ADVERTISEMENT
Pelaku yang diperintahkan oleh Taliban Pakistan tersebut tiba-tiba menghampiri konvoi, menembak ke arah mobil Bhutto, dan meledakkan bom. Saat itu, Bhutto langsung dilarikan ke rumah sakit. Namun, nyawa perempuan pendobrak batasan itu tidak tertolong.

Peninggalan Benazir Bhutto

Langkah Benazir Bhutto sebagai perempuan di dunia politik yang didominasi laki-laki, membawa pesan dan pelajaran berharga bagi para perempuan di seluruh dunia.
Menurut Pakistan Today, Bhutto terus berjuang untuk meningkatkan kemampuan perempuan di tengah masyarakat yang didominasi laki-laki. Ia juga dikenal sebagai tokoh yang gigih melawan diskriminasi terhadap perempuan dan kelompok etnis minoritas.
Perempuan yang meninggal dunia di usia 54 tahun ini sempat menelurkan sejumlah autobiografi yang inspiratif, seperti Daughter of Destiny yang rilis pada 1989 dan Reconciliation: Islam, Democracy, and the West yang dirilis satu tahun setelah kepergiannya.
ADVERTISEMENT