Mengenal Breadcrumbing, Bentuk Manipulasi saat Kencan Online

11 Mei 2022 10:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi dating online. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dating online. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ladies, apakah kamu pernah mendapat beberapa kode di media sosial dari lawan jenis yang menunjukkan dia tertarik padamu? Kode-kode tersebut bisa berupa pesan singkat, unggahan atau like di Instagram, tapi kalian sebenarnya tidak pernah bertemu dan tidak memiliki hubungan yang nyata.
ADVERTISEMENT
Jika itu yang terjadi, kamu bisa saja mengalami breadcrumbing. Belakangan ini, memang banyak istilah bermunculan untuk menggambarkan aneka situasi dalam dunia percintaan. Salah satu istilah yang mungkin sering kalian dengan adalah breadcrumbing.
Mengutip Verywell Mind, breadcrumbing adalah bentuk manipulasi yang umum terjadi saat kencan, dan sejalan dengan munculnya kencan online.
Breadcrumbing juga digambarkan sebagai aktivitas mengirim pesan secara sporadis—seperti percakapan via chat, unggahan atau like di Instagram—yang menunjukkan bahwa seseorang masih menyukai kamu, padahal, kalian tidak pernah bertemu dan tidak mungkin memiliki hubungan yang nyata.
Sesuai namanya, breadcrumbing juga dipakai untuk menggambarkan seseorang yang meninggalkan 'breadcrumb' atau 'remahan roti' bagi orang yang disukainya. Dengan kata lain, ia sesekali menunjukkan perhatiannya, termasuk dengan menyukai unggahan kamu di media sosial.
ADVERTISEMENT
Namun, perhatiannya hanya sebatas itu. Ia tidak pernah mengajak kamu bertemu secara langsung atau memberikan lebih dari sekadar perhatian kecil.
Breadcrumbing berbeda dengan gaslighting
Aplikasi kencan online Tinder. Foto: Tinder
Breadcrumbing dan gaslighting memang sama-sama merupakan bentuk manipulasi dalam hubungan. Konon, tipe kepribadian yang sama dapat melakukan keduanya. Namun, breadcrumbing dan gaslighting sebenarnya berbeda.
Mengutip Verywell Mind, gaslighting adalah upaya yang disengaja untuk mengaburkan konsep seseorang tentang realitas, yang menyebabkan seseorang mempertanyakan penilaian dan persepsi mereka. Tujuan pelaku adalah untuk meyakinkan seseorang memiliki pemikiran yang salah dan mengikis kepercayaan diri.
Sementara itu, breadcrumbing melibatkan sedikit upaya yang tidak konsisten dari pelaku, sehingga membuat seseorang merasa seolah-olah mempunyai peluang lebih terkait hubungannya. Breadcrumbing juga menimbulkan pertanyaan apakah pelaku benar-benar peduli.
ADVERTISEMENT
Breadcrumbing dapat menyebabkan perasaan terluka dan tidur yang tidak nyenyak pada seseorang. Namun, breadcrumbing tidak memanipulasi secara langsung seperti gaslighting.
Dr. Sabrina Romanoff, seorang psikolog klinis di New York, menjelaskan bahwa breadcrumbing dan gaslighting memiliki kesamaan, karena membuat korban meragukan dan mempertanyakan perspektif mereka sendiri dan niat orang lain.