Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Mengenal Bulimia, Gangguan Makan yang Diderita Putri Diana Semasa Hidup
23 Februari 2023 21:07 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
Gangguan makan atau eating disorder merupakan salah satu kondisi yang banyak dialami oleh perempuan di dunia. Kondisi ini tidak memandang umur maupun status sosial; bahkan, mendiang Putri Diana pernah mengidap gangguan makan semasa hidup.
ADVERTISEMENT
Eating disorder yang diderita sang Putri adalah bulimia nervosa, atau lebih dikenal dengan bulimia. Jika kamu pernah menonton serial Netflix The Crown Season 4, kamu mungkin pernah melihat adegan tokoh Putri Diana (diperankan oleh Emma Corrin) memuntahkan makanannya dengan sengaja. Nah, itu adalah salah satu perilaku pengidap bulimia nervosa.
Dilansir Elle, gangguan makan Putri Diana dimulai sekitar satu pekan setelah ia dan Pangeran Charles bertunangan. Dalam buku biografi Putri Diana yang bertajuk Diana: Her True Story, saat itu Charles menyebut bagian pinggang Diana agak chubby. Setelah kejadian tersebut, sang Putri mulai memuntahkan makanannya secara paksa.
Apa itu bulimia?
Secara detail, apa itu bulimia? Dilansir Mayo Clinic, bulimia merupakan gangguan makan yang berpotensi membahayakan nyawa penderitanya.
ADVERTISEMENT
Para pengidap bulimia biasanya sengaja melakukan binge eating—memakan makanan dalam jumlah banyak secara langsung dan tanpa kendali. Kemudian, mereka memuntahkan seluruh makanan itu kembali. Memuntahkan kembali makanan merupakan salah satu cara para penderita untuk menghilangkan kalori berlebih yang masuk ke tubuh mereka.
Jadi, secara umum, pengidap bulimia berkeinginan untuk menghilangkan kalori berlebih dalam tubuh mereka dan mencegah bertambahnya berat badan.
Dikutip dari Johns Hopkins Medicine, setidaknya ada dua cara yang diterapkan oleh para pengidap bulimia untuk membatasi kalori mereka.
Pertama, mereka memuntahkan makanan mereka lewat cara-cara tertentu, seperti memaksakan diri untuk muntah hingga menyalahgunakan obat-obat yang mengandung laxatives, diuretics, atau enemas.
Cara kedua adalah dengan tidak memuntahkan makanan mereka secara langsung, tetapi melakukan berbagai hal secara berlebihan untuk mencegah peningkatan berat badan. Contohnya adalah puasa berlebihan dan olahraga yang terlalu memberatkan.
Penyebab gangguan makan bulimia
Mengutip Johns Hopkins Medicine, masih belum diketahui dengan pasti apa penyebab bulimia. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa lingkungan masyarakat dan budaya berperan besar, seperti adanya standar kecantikan yang bersinggungan dengan bentuk tubuh dan berat badan.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, terdapat pula dugaan bahwa bulimia memiliki kaitan genetik. Ini mengingat gangguan makan cenderung turun temurun dalam keluarga.
Dilansir NHS UK, perempuan dan anak perempuan cenderung lebih mudah menderita bulimia. Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan laki-laki juga mengidap gangguan makan ini.
Tanda-tanda bulimia
Gangguan makan bulimia nervosa ini memiliki tanda-tandanya tersendiri. Dilansir Johns Hopkins Medicine, berikut beberapa gejala yang harus diwaspadai:
1. Melakukan binge eating secara berulang
2. Merasa ketakutan tidak bisa berhenti makan
3. Sering memaksa diri untuk memuntahkan makanan
4. Puasa atau olahraga secara berlebihan
5. Penyalahgunaan laxatives atau diuretics secara
6. Berat badan cenderung normal atau di atas rata-rata
7. Menstruasi yang tidak teratur
8. Rasa tidak percaya diri dan tidak bahagia akan tubuh sendiri
ADVERTISEMENT
Jika penderita gangguan makan lain seperti anoreksia cenderung memiliki berat badan di bawah rata-rata, beda halnya dengan bulimia. Menurut Johns Hopkins Medicine, penderita bulimia biasanya memiliki berat badan normal atau di atas rata-rata. Ini merupakan salah satu cara untuk menyembunyikan gangguan makan yang mereka derita.
Bahaya bulimia
Bulimia bukan sekadar makan berlebih lalu memuntahkannya kembali, Ladies. Gangguan makan ini justru bisa menjadi sangat berbahaya bagi tubuh.
Bulimia bisa menyebabkan iritasi lambung, kerusakan gigi akibat sering terkena asam lambung, gangguan jantung, masalah ginjal, pembengkakan kelenjar di dekat pipi, depresi, hingga perilaku tendensi untuk bunuh diri.
Nah, jika kamu merasa diri kamu atau orang terdekat menderita gejala-gejala bulimia, maka langkah tepat yang harus dilakukan adalah meminta pertolongan profesional pada dokter dan psikolog. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan sebelum akhirnya mendiagnosis kamu dengan gangguan makan ini.
ADVERTISEMENT
Namun, jangan khawatir, Ladies. Bulimia nervosa bisa diobati, kok. Dikutip dari Johns Hopkins Medicine, pengobatan bulimia dilakukan dengan cara terapi, baik terapi individu maupun keluarga. Dalam menyembuhkan diri dari gangguan makan ini, dibutuhkan dukungan yang memadai dari orang-orang sekitar.