Mengenal Evelyn Yonathan, Sosok Ibu bagi Karyawan Lazada Indonesia

21 April 2021 11:00 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Evelyn Yonathan, Chief People Officer Lazada Indonesia. Foto: dok. Lazada Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Evelyn Yonathan, Chief People Officer Lazada Indonesia. Foto: dok. Lazada Indonesia
Perjuangan Kartini untuk menyuarakan keadilan perempuan terus memperlihatkan buah manis dari tahun ke tahun. Salah satu bukti itu bisa kita lihat dari masifnya keterlibatan perempuan dalam ranah profesional.
Mulai dari yang membangun dan mengembangkan bisnis sendiri, bekerja di bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) yang kerap dikaitkan dengan industri laki-laki, hingga menduduki posisi manajerial dan mempunyai peran penting dalam pengambilan keputusan. Tanpa jasa Kartini, kita mungkin sulit untuk melihat tren tersebut.
Sekarang, telah lahir banyak Kartini masa kini yang berjuang dan menjadi sosok inspiratif lewat caranya sendiri. Pada Senin (19/4), kumparan telah melakukan wawancara dengan salah satunya. Sosok itu bernama Evelyn Yonathan, Chief People Officer Lazada Indonesia.
Evelyn mengawali kariernya di Lazada sejak 5 tahun silam dengan bergabung di commercial team. Pada tahun 2020, ia ditawarkan untuk menduduki posisi manajerial. Berangkat dari ilmu psikologi yang ia punya, Evelyn memberanikan diri untuk mengambil posisi tersebut.
"Awal mulanya itu karena CEO ingin mengubah the face of Human Resource (HR). Biasanya, HR adalah orang-orang di belakang meja, yang hanya mengurus masalah operasional karyawan. Beliau (CEO) mau HR harus berperan sebagai business partner dari perkembangan Lazada. Sebagai partner CEO, saya akan mengamati bisnis butuhnya apa, khususnya dari sisi sumber daya manusia, karena bisnis enggak akan jalan kalau enggak ada orang yang menjalankannya," cerita Evelyn.
Evelyn Yonathan, Chief People Officer Lazada Indonesia. Foto: dok. Lazada Indonesia
Selama lebih dari satu tahun mengemban tugas untuk memerhatikan kebutuhan karyawan, Evelyn mempunyai kiat-kiat tersendiri dalam memimpin. Ia mengaku harus "menjadi anak muda" untuk dapat mengerti kebutuhan dan kemauan karyawan Lazada yang sebagian besar milenial. Tak hanya itu, Evelyn juga tidak sungkan untuk meminta bantuan kepada karyawan lain jika memang dibutuhkan.
"Begitu pun sebaliknya. Apabila saya bisa bantu karyawan saat mereka merasa kesulitan dalam pekerjaan, akan saya bantu. Dari sikap itu, muncullah trust di kalangan karyawan. Bila sudah percaya, mereka akan menganggap kita sebagai partner," lanjutnya.

Lazada, Kesetaraan Gender, dan Pemberdayaan Perempuan

Bekerja di e-commerce terbesar di Asia Tenggara membuat Evelyn untuk ikut mendorong kesetaraan gender dalam lingkungan kerja. Bersama timnya, ia membuat kebijakan agar karyawan punya kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri.
Salah satu kebijakan tersebut adalah tidak adanya penyebutan level jabatan di lingkungan kantor. Evelyn ingin para karyawan Lazada bisa bekerja sama dengan siapa pun tanpa memedulikan titel yang melekat, sehingga tidak ada batasan untuk berkembang. Tak hanya itu, semua karyawan juga mendapatkan gaji yang sesuai dengan kinerjanya.
Tak ayal, lingkungan kerja di Lazada menganut sistem “bumi itu datar”. Maksudnya, setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk mengembangkan diri saat menjadi bagian dari Lazada.
"Kita semua di Lazada sangat terbuka sekali. Baik itu perempuan, karyawan yang baru masuk Lazada, atau karyawan yang baru lulus kuliah, semua punya kesempatan yang sama. Jadi, Lazada tidak peduli soal gender atau status seseorang. Selama kamu bisa menunjukkan kemampuan kamu, kamu akan mendapatkan reward yang sesuai dengan kinerja tersebut," pungkasnya.
Sebagian karyawan Lazada Indonesia. Foto: dok. Lazada Indonesia, 2019
Berkat kebijakan-kebijakan tersebut, Evelyn dianggap sebagai sosok ibu di kalangan karyawan Lazada. Dalam menjalankan perannya itu, Evelyn selalu mengulik cara untuk mengembangkan potensi yang dimiliki karyawan.
"Kebetulan anak-anak (re: karyawan) Lazada itu milenial, yang umurnya 30 tahun ke atas bisa dibilang lebih sedikit. Sebagai "ibunya anak-anak", saya punya peran yang sama seperti ibu di rumah. Memiliki anak milenial, supaya kita bisa keep up, kita harus memahami bagaimana mereka berinteraksi, dari situ mereka jadi lebih terbuka," kata Evelyn.
Terkait pengembangan karyawan, Evelyn mempunyai divisi khusus untuk memantau keseharian karyawan Lazada. Evelyn menyadari, ia tidak bisa bekerja sendiri untuk mengembangkan keterampilan ratusan karyawan. Karenanya, ia dibantu oleh tim Human Resource Business Partner.
"Kalau kita bicara soal pengembangan karyawan, Lazada punya Human Resource Business Partner (HRBP). Mereka ini yang menjadi perpanjangan mata dan telinga saya ke seluruh karyawan. Dari merekalah saya akan mengetahui bagaimana keseharian karyawan, bagaimana kepribadiannya, sehingga saya dan tim dapat membantu mengembangkan keterampilan yang dia punya sesuai dengan kebutuhan karier maupun kepribadiannya," ungkap Evelyn.
Selain menciptakan lingkungan kerja yang setara, Lazada juga turut berperan dalam memberdayakan perempuan di seluruh ekosistemnya, baik itu karyawan, penjual, hingga konsumen.
Hanna Suhardi sebagai pemenang Lazada Forward Women Awards 2021 dari Indonesia. Foto: dok. Lazada Indonesia
Evelyn bercerita, Lazada mempunyai berbagai program yang bisa mendukung pemberdayaan perempuan. Seperti Women's Club untuk menghadirkan sosok-sosok perempuan inspiratif yang bisa menjadi role model karyawan perempuan di Lazada. Lazada juga baru saja menggelar Lazada Forward Women Award sebagai bentuk apresiasi kepada seller perempuan. Sementara untuk konsumen, Lazada memiliki program Lazada Women Festival yang ditujukan untuk seluruh konsumen perempuan di Lazada.
Lewat program-program tersebut, Lazada berharap dapat secara konsisten memberikan dukungan serta apresiasi bagi banyak perempuan hebat di Indonesia.
Kontribusi Evelyn di bidang e-commerce merupakan contoh bahwa ia mampu menjadi Kartini masa kini lewat caranya sendiri. Untuk sampai di posisi seperti sekarang, Evelyn selalu percaya bahwa proses tidak akan mengkhianati hasil. Mengenali diri sendiri, mengetahui tujuan yang ingin dicapai, dan berjuang untuk menggapai hal itu menjadi pegangan Evelyn dalam menjadi perempuan yang berdaya.
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Lazada