Mengenal Kombes Pol Nurul Azizah, Polwan Pertama yang Jadi Juru Bicara Polri

1 September 2022 12:52 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kabagpenum Divhumas Polri Nurul Azizah menyampaikan terkait saksi dalam sidang kode etik Ferdy Sambo di Gedung TNCC Polri, Jakarta, Kamis (25/8/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kabagpenum Divhumas Polri Nurul Azizah menyampaikan terkait saksi dalam sidang kode etik Ferdy Sambo di Gedung TNCC Polri, Jakarta, Kamis (25/8/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Dewasa ini, perempuan Indonesia semakin meyakinkan masyarakat luas bahwa mereka mampu menjadi pemimpin yang kompeten. Ini dibuktikan dengan kian banyaknya perempuan yang dipercaya memegang jabatan tinggi, baik di perusahaan maupun di institusi negara, salah satunya Kepolisian Republik Indonesia (Polri).
ADVERTISEMENT
Pada akhir Juni lalu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengangkat Kombes Pol Nurul Azizah sebagai Kabagpenum (Kepala Bagian Penerangan Umum) Divisi Humas Polri. Dengan ini, Nurul Azizah juga menjadi polwan (polisi wanita) pertama yang memegang posisi juru bicara tersebut, Ladies.
Nurul Azizah sendiri merupakan pribadi yang patut diakui kompetensinya. Ia pernah bertugas di Mabes ABRI di bagian personel, ketika TNI dan Polri masih bernaung di bawah ABRI. Kemudian, ia dua kali bertugas di Srena Polri (Staf Kapolri Bidang Perencanaan Umum dan Anggaran); pernah juga di bagian SSDM Polri (Staf Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia); hingga menjadi dosen utama dan Kepala Program Studi (Kaprodi) S3 di STIK Lemdiklat (Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian).
Konferensi Pers Kabag Penum Polri, Kombes Pol Nurul Azizah di Mabes Polri, Selasa (2/8). Foto: Zamachsyari/kumparan
Dikutip dari laman PDDikti, Nurul Azizah lulus dari STIK untuk jenjang S1 pada 2007 silam. Ia melanjutkan pendidikan magister di Universitas Indonesia dan lulus pada 2012, kemudian menyelesaikan studi doktoral di Universitas Negeri Jakarta pada 2017.
ADVERTISEMENT

Ingin mengabdi kepada negara sejak muda

Lahir di Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah pada 5 November 1972, Nurul sedari muda memang sudah bercita-cita menjadi abdi negara. Dalam wawancara eksklusif bersama kumparanWOMAN, Nurul mengungkapkan bahwa film Amerika Serikat Police Academy turut menjadi inspirasi baginya untuk mengejar impian sebagai polwan.
“Dulu ketika masih SMA, kita tahu bahwa ada profesi yang tidak hanya bisa diikuti oleh laki-laki, tetapi juga bisa diikuti oleh perempuan. Saya dulu ingin mengabdi kepada bangsa dan negara, dan idealnya, melalui jalur kepolisian yaitu Polwan,” papar Nurul ketika diwawancarai pada Senin (29/8).
Kabagpenum Divhumas Polri Nurul Azizah menyampaikan terkait saksi dalam sidang kode etik Ferdy Sambo di Gedung TNCC Polri, Jakarta, Kamis (25/8/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
“Dulu ada film Police Academy, di sana ada tokoh Polwannya. Nah, di situ saya terinspirasi, ‘Oh, jadi seperti ini, ya, gambaran Polwan di film tersebut.’ Oleh karena itu, saya pun terinspirasi, ternyata tidak hanya laki-laki yang bisa menjadi polisi.”
ADVERTISEMENT

Ingin membuat perubahan untuk polwan

Sebagai polwan pertama yang menjabat sebagai Kabagpenum Divhumas Polri, Nurul Azizah berharap bisa membuat perubahan untuk para polwan ke depannya. Seperti apakah perubahan tersebut?
“Saat ini, saya menjabat sebagai Kabagpenum. Ke depan, tentu saya ingin perempuan yang menjabat sebagai Kabagpenum itu bukan hanya saya. Saya ingin penerus-penerus kami [polwan lainnya] juga bisa menduduki jabatan ini. Dan juga jabatan lainnya; kita berharap jabatan tersebut diduduki oleh para perempuan,” jelas Nurul Azizah.
Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Nurul Azizah di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Selasa (28/6). Foto: Nugroho GN/kumparan
Kendati demikian, ia menegaskan bahwa ia ingin polwan-polwan penerusnya akan mampu menjabat posisi tinggi di Polri sesuai dengan persyaratan dan kompetensi yang dibutuhkan. Jadi, tidak sembarang menjabat saja.
“Kembali lagi, tanpa mengurangi kualitas dan persyaratan yang sudah disyaratkan. Jadi tidak sembarangan. [Para polwan] tetap harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan tugas yang akan diemban,” tutup Nurul Azizah.
ADVERTISEMENT