Mengenal Oversharing, Kebiasaan Terlalu Banyak Bercerita yang Enggak Perlu

22 Januari 2023 11:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi kumpul bersama sahabat Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi kumpul bersama sahabat Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ladies, pernahkah kamu merasa terlalu banyak berbagi cerita mengenai dirimu sendiri? Sering kali ketika bertemu dengan orang baru, kita terdorong untuk berbagi momen pribadi yang penting dan tak seharusnya perlu diketahui publik. Bisa jadi, kondisi ini menandakan bahwa kamu mengalami oversharing.
ADVERTISEMENT
Dalam kamus Oxford, istilah oversharing merujuk pada pengungkapan sejumlah detail yang tidak pantas tentang kehidupan pribadi seseorang kepada khalayak atau orang asing. Kehidupan pribadi seseorang ini dapat memiliki arti mengenai dirinya sendiri atau bahkan orang lain.
Ilustrasi berbicara dengan sahabat. Foto: Shutterstock
Bila diartikan ke dalam bahasa Indonesia, oversharing diartikan sebagai berbagi berlebihan atau terlalu banyak berbagi. Tanpa disadari, kebiasaan oversharing dapat terjadi di media sosial maupun di dunia nyata.
Lantas, apa alasan seseorang menjadi oversharing? Adakah bahaya di balik kebiasaan ini? Cari tahu selengkapnya, seperti yang telah kumparanWOMAN rangkum dari berbagai sumber, dalam artikel berikut ini.

Alasan seseorang menjadi oversharing

Menurut psikolog asal Inggris, Dr. Kirren Schnack, salah satu penyebab oversharing dapat dikaitkan dengan trauma yang belum terselesaikan. Selain itu, orang-orang yang oversharing tersebut meyakini, dengan berbagai informasi yang berlebihan tentang diri sendiri, mereka akan dapat membangun hubungan yang lebih dekat.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, psikolog yang telah bekerja di layanan kesehatan mental selama lebih dari 17 tahun ini mengungkapkan bahwa oversharing menjadi pertanda bahwa seseorang memiliki kesulitan dalam mengatur batasan dan rasa cemas yang berujung pada anxiety attack.
ilustrasi wanita cemas, stres atau depresi Foto: Shutterstock
“Kecemasan Anda membuat Anda berbicara tak terkendali. Semakin banyak Anda berbagi, semakin cemas yang Anda dapatkan, tetapi Anda tidak bisa berhenti untuk mengendalikannya,” kata Kirren seperti dikutip dari Stylist.
Kirren melanjutkan, kebiasaan oversharing juga dapat dikaitkan dengan, “Bagian dari diri Anda yang merasa kesepian dan ingin terhubung dengan orang lain.”
Hal senada juga diungkapkan seorang terapis asal Los Angeles, Amerika Serikat (AS), Dr. Gary Brown. Menurutnya, pelaku oversharing biasanya tidak memiliki kemampuan “membaca” dan mengatur batasan yang baik kepada lawan bicara.
ADVERTISEMENT
Jika seseorang berasal dari keluarga yang semua anggotanya doyan bicara, di mana oversharing menjadi kebiasaan hidup mereka, ia mungkin mempraktikkan kebiasaan ini dalam kehidupan sehari-hari. Pelaku oversharing biasanya merasa perlu membagikan semua yang terlintas dalam pikiran dan semua orang perlu mendengarnya.

Bahaya oversharing

Terlepas dari apa pun alasannya, oversharing memiliki bahaya dari sisi psikologis. Kebiasaan ini bisa menimbulkan kecemasan karena membandingkan diri sendiri dengan orang lain yang juga ikut berbagi cerita. Orang yang oversharing akan terus merasa perlu berlomba-lomba untuk mendapat pengakuan dari lawan bicara.
Ilustrasi bermain media sosial. Foto: Shutterstock
Di media sosial, kebiasaan oversharing rupanya juga memberikan dampak buruk. Mengutip Microsoft Support, mengunggah detail yang terlalu pribadi dapat mempermudah pihak lain untuk mempelajari informasi penting mengenai akun pengguna.
ADVERTISEMENT
Misalnya, bila seseorang berbagi foto rumah atau hobi di media sosial, secara tidak sengaja ia mengungkapkan bahwa dirinya memiliki barang-barang berharga, seperti perhiasan, barang elektronik, atau koleksi yang diinginkan, kepada orang-orang yang ingin mencurinya.
Berbagi foto atau informasi tentang anggota keluarga juga dapat mengekspos identitas, lokasi, atau—yang lebih buruk—dapat menjadikan mereka sebagai target.

Cara menghindari oversharing

Dengan adanya bahaya yang bisa ditimbulkan, oversharing memang tidak disarankan karena punya berisiko merugikanmu nantinya. Kamu bisa mencegah kebiasaan oversharing dengan menyadari apa yang perlu dibicarakan dan tidak.
Ilustrasi seseorang yang tak berhenti berbicara. Foto: Shutter Stock
Mengutip New York Times, sebelum kamu berbicara, cobalah bertanya terlebih dahulu pada diri sendiri: Apakah ini sesuatu yang benar-benar ingin saya bagikan dengan banyak orang? Tanpa adanya kesadaran dari diri sendiri, kamu akan dengan sembarangan membagi cerita pada orang lain.
ADVERTISEMENT
Kamu juga bisa membahas sesuatu yang umum seperti cuaca saat itu, berita yang sedang hangat dibicarakan, atau hobi. Mengendalikan pembicaraan seperti ini akan menghindari terjadinya oversharing.