Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Salah satu ancaman terbesar para pria pada usia paruh baya adalah menderita rambut rontok yang berujung pada kebotakan . Salah satu contohnya adalah Pangeran William yang terlihat mengalami kebotakan drastis di area kepalanya, padahal ia baru berusia 37 tahun.
ADVERTISEMENT
Dituturkan oleh dr Endi Novianto, SpKK (K), kebotakan memang lebih sering dialami pria. Faktor penyebabnya pun beragam, mulai dari faktor genetik, penyakit, usia, mengonsumsi obat-obatan tertentu hingga faktor hormon. Riset menunjukkan, 70 persen laki-laki mengalami kebotakan selama hidupnya, berbeda dengan perempuan yang hanya di angka 40 persen saja.
"Memang kebotakan lebih sering dialami pria akibat dari hormon testosteron yang dimilki. Jadi memang ada bakat untuk rontok di bagian-bagian tertentu," ujar dr Endi saat ditemui kumparanWOMAN di acara peluncuran klinik laki-laki MEN/O/LOGY by ZAP di Kota Kasablanka beberapa waktu lalu.
Meski demikian, bukan berati masalah kebotakan pada laki-laki tidak dapat diatasi. dr Endi menjelaskan, salah satu cara yang ampuh untuk menangani masalah kebotakan adalah dengan melakukan Platelet-Rich Plasma atau PRP.
ADVERTISEMENT
Treatment yang diklaim tengah menjadi favorit laki-laki untuk mengatasi masalah kebotakan ini dilakukan dengan menggunakan darah pasien sendiri selama treatment. Dalam melakukan PRP, pertama-tama dokter akan mengambil darah pasien sekitarr 15 hingga 20 CC atau tergantung kebutuhannya.
Proses selanjutnya adalah mencari sel trombosit dari darah tersebut. "Ini komponen yang sangat sedikit, sekitar sepersepuluh dari darah yang diambil. Misalkan kalau mengambil darah sebanyak 15 CC, PRP atau konsentratnya hanya bisa didapat 3 CC saja," jelas dr Endi.
Trombosit itulah yang menjadi 'obat' untuk mengatasi masalah kulit dan kebotakan. Komponen tersebut dimasukkan kembali ke dalam tubuh dengan teknik injeksi pada area yang mengalami kebotakan .
"Di sini, kami hanya melakukannya untuk area wajah dan kepala bagian atas. Tapi di ZAP yang khusus untuk perempuan, PRP juga bisa untuk bagian tubuh yang mengalami stretch mark," katanya.
ADVERTISEMENT
Perawatan PRP ini mengklaim hasil yang terlihat cukup jelas dalam satu kali treatment saja. Namun dr Endi menyarankan untuk melakukan treatment secara berkala agar hasilnya maksimal.
"PRP tidak hanya bisa dilakukan sekali, biasanya dilakukan hingga 8 kali treatment dengan jarak waktu 2 minggu sekali. Karena PRP yang kita aplikasikan akan bekerja selama 14 hari ke depan setelah treatment. Jadi kalau mau dapat hasil maksimal, ya lakukan PRP tambahan lagi. Setelah 4 bulan treatment, orang biasanya sudah mulai merasakan perubahan yang signifikan," ungkap dr Endi.
Meskipun perawatan ini diklaim aman karena menggunakan darah sendiri dari pasien. PRP sangat tidak dianjurkan bagi pasien yang sedang sakit dan mengonsumsi obat pengencer darah. Selain itu, setelah melakukan PRP ada baiknya untuk menghindari bagian tubuh yang di-treatment dari kontak bahan kimia.
ADVERTISEMENT
"Untuk rambut, jangan pakai pomade, zat-zat kimia, pewarna rambut, baik itu sebelum atau sesudah treatment. Jika masih gagal dalam masa treatment akan ada treatment lagi setelah perawatan PRP, yaitu dengan suntik serum. Untuk lengkapnya memang harus konsultasikan dulu, nanti dokter di MEN/O/LOGY yang akan berikan solusi lanjutan," jelas dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut.
Ladies, Anda bisa menyarankan treatment ini untuk pasangan atau orang tercinta di sekitar Anda. Satu kali sesi PRP berdurasi satu jam dengan kisaran harga mulai dari Rp 1 jutaan di MEN/O/LOGY by ZAP.