Mengenal Skin Positivity, Gerakan untuk Rayakan Ketidaksempurnaan Kulit

21 Juli 2022 11:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 8 Agustus 2022 9:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Skin Positivity, Gerakan untuk Rayakan Ketidaksempurnaan Kulit. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Skin Positivity, Gerakan untuk Rayakan Ketidaksempurnaan Kulit. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Apakah kamu pernah mendengar istilah skin positivity? Ya, skin positivity merupakan gerakan yang tidak hanya menerima ketidaksempurnaan kondisi kulit, tetapi juga merayakannya.
ADVERTISEMENT
Gerakan skin positivity sebenarnya telah lama hadir di dunia kecantikan. Hal ini tidak terlepas dari peran media sosial.
Di tengah maraknya foto selfie atau penampilan yang sempurna yang dibagikan di media sosial, khususnya Instagram, ada orang-orang yang menyuarakan konsep mencintai diri sendiri, termasuk kelebihan maupun kekurangannya.
Namun, mengutip The Independent, skin positivity bukan sekadar mengunggah foto selfie tanpa make up. Menurut Dr Anjali Mahto, konsultan dermatologis di London, Inggris, ada stigma besar seputar masalah kulit yang muncul dari minimnya pemahaman tentang berbagai kondisi kulit.
Ilustrasi Skin Positivity, Gerakan untuk Rayakan Ketidaksempurnaan Kulit. Foto: Kmpzzz/Shutterstock
"Skin positivity adalah tentang kepercayaan diri, cinta diri, serta mengurangi stigma dan rasa malu yang dapat dikaitkan dengan kondisi kulit yang terlihat seperti jerawat, jaringan parut pada kulit, atau tanda lahir," kata Anjali kepada The Independent.
ADVERTISEMENT
Mengutip Vogue India, skin positivity campaigner, Lex Gillies, juga memiliki definisi sejalan terkait skin positivity. Menurutnya, skin positivity merupakan gerakan untuk mencintai kulit dan merasa cantik, bahkan dengan kekurangan yang ada pada kulit.
Menurut Anjali, dengan semakin banyaknya konsep keberagaman kondisi kulit yang dibicarakan di media sosial, semakin besar pula kesempatan untuk mendobrak standar kecantikan.
Ilustrasi Skin Positivity, Gerakan untuk Rayakan Ketidaksempurnaan Kulit. Foto: Shutterstock
Anjali sendiri mengaku dirinya telah bertahun-tahun berjuang dengan jerawat kistik. Ia pun akhirnya dapat menerima ketidaksempurnaan kulitnya tersebut sehingga ia mampu membagikan foto selfie dengan kondisi kulit berjerawat ke Instagram.
Di samping itu, ia mengungkapkan bahwa berjuang dengan kondisi kulit juga dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan mental, seperti depresi dan citra tubuh yang negatif. Kondisi ini dikenal dengan sebutan psikodermatologi.
ADVERTISEMENT
Karena itu, gerakan skin positivity memiliki dampak yang cukup luas. Anjali memandang penting untuk menunjukkan kepada orang-orang yang menghadapi masalah kulit bahwa mereka tidak sendirian.