Menjadi Perempuan Mandiri yang Cerdas Finansial di Workshop 360 Ladies

1 Agustus 2022 8:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
clock
Diperbarui 8 Agustus 2022 11:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Workshop kumparanWOMAN 360 Ladies 'Menjadi Perempuan Cerdas Finansial '. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Workshop kumparanWOMAN 360 Ladies 'Menjadi Perempuan Cerdas Finansial '. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Tak bisa dipungkiri, saat ini seorang perempuan dituntut untuk serba bisa, salah satunya dalam hal finansial. Tidak hanya bagi yang sudah menikah saja, tapi bagi setiap perempuan yang sudah memiliki penghasilan sendiri juga harus bisa mengelola keuangannya dengan benar.
ADVERTISEMENT
Sebagai respons dari hal tersebut dan untuk menjadi wadah bagi para Ladies belajar mengenai financial planner, pada Jumat (29/7), kumparanWOMAN telah sukses menggelar workshop melalui program 360 Ladies yang mengusung tema seputar keuangan. Acara ini mengajak Ladies agar dapat menjadi perempuan yang cerdas finansial dan bisa mengelola keuangan dengan baik. Workshop ini menghadirkan narasumber Annisa Steviani, yaitu seorang Influencer Financial Planner.
Workshop kumparanWOMAN 360 Ladies 'Menjadi Perempuan Cerdas Finansial '. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Ladies, melalui acara yang diselenggarakan sekitar satu jam di Rumah Kenangan, Senopati ini, Annisa memberi tahu tips dan trik seputar keuangan, informasi bagaimana kita bisa mengelola keuangan dengan baik, dan upaya agar bisa mencapai financial freedom.
Workshop kumparanWOMAN 360 Ladies 'Menjadi Perempuan Cerdas Finansial '. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Annisa Steviani menyatakan bahwa pengelolaan keuangan sebenarnya komprehensif karena tidak hanya membicarakan investasi, tapi dari bagaimana caranya menghasilkan uang. Bagaimana kalau ada kondisi darurat, sakit, hingga ketika memasuki masa pensiun.
ADVERTISEMENT
“Kenapa penting sekali buat perempuan harus berdaya karena tidak selamanya kita bisa bergantung dengan orang lain, pada akhirnya kita sendirian, yang lebih penting dan lebih pasti daripada hal-hal itu adalah kematian. Aku paling khawatir dari perempuan-perempuan yang tidak berdaya, tidak punya ilmu pengelolaan keuangan ini adalah kalau suatu hari kalau suaminya meninggal dan ternyata masih ada anak yang harus dibesarkan itu harus bagaimana,” ujarnya.
Lebih lanjut, Annisa menjelaskan bahwa pengelolaan keuangan itu sangat penting karena kita tidak selamanya bekerja, pasti suatu saat akan pensiun, tapi yang menjadi perhatian adalah bagaimana kita memenuhi semua kebutuhan hidup saat tidak ada pemasukan yang stabil. Oleh karena itu, dalam workshop ini penting sekali untuk menabung untuk memasuki financial freedom saat akan pensiun nanti.
Workshop kumparanWOMAN 360 Ladies 'Menjadi Perempuan Cerdas Finansial '. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
“Ketika kita berbicara mengenai pensiun, yang orang tidak pernah bahas adalah kita bekerja dalam jangka waktu yang tidak lama, dari fresh graduate sekitar umur 22 tahun, anggaplah sampai umur 55, yaitu sekitar 33 tahun. Kita sering melupakan bahwa dari umur 55 tahun itu kita masih hidup, tandanya listrik tetap harus dibayar, semua pengeluaran tetap masih ada tapi penghasilannya yang sudah tidak ada. Nah, darimana kita dapat penghasilannya? Dari cara kita menabung sejak umur 22 hingga 55 tadi,” ucap Annisa.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi hal tersebut, Annisa memaparkan untuk membagi pengeluaran keuangan ke dalam tiga hal, yakni kewajiban, kebutuhan, dan keinginan. “Bayar cicilan, bayar utang, bayar zakat, bayar pajak itu wajib, tidak bisa ditoleransi. Ada yang namanya kebutuhan. Nah kebutuhan ini kita butuh tapi bisa dikelola, kita butuh makan tapi tidak harus di restoran mewah selalu. Kalau keinginan, ini hal-hal yang kalau tidak dibeli kamu cuma akan sakit hati saja, perasaan kamu saja,” tuturnya.
Workshop kumparanWOMAN 360 Ladies 'Menjadi Perempuan Cerdas Finansial '. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Ada empat masalah utama dalam mengelola keuangan, di antaranya adalah self-control, fear of missing out (FOMO), self-limiting belief, dan marriage issues. Sejujurnya, hal-hal ini bukan masalah keuangan, tetapi menjadi sangat berpengaruh pada kondisi keuangan. Termasuk hubungan dengan orang tua, dengan mertua. Nah masalah yang sebenarnya di luar keuangan, tapi juga dalam pernikahannya. Mungkin karena kurangnya komunikasi, sehingga ada hal-hal yang harus didiskusikan dan disepakati ulang.
ADVERTISEMENT
Ladies, yuk kita mulai bijak untuk mengelola keuangan supaya nanti di masa depan kita bisa mandiri dan berdaya. Semua menjadi bisa ketika kita sudah dapat belajar mengatur keuangan dengan sebaik mungkin.