Menurut Psikolog, Ini 5 Tips Merespons Komentar Orang Lain soal Masalah Kulit

1 Agustus 2022 18:05 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan dengan flek hitam di kulit. Foto: Sorn340 Studio Images/Shuttterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan dengan flek hitam di kulit. Foto: Sorn340 Studio Images/Shuttterstock
ADVERTISEMENT
Ladies mungkin sudah mengetahui rasanya mendengar komentar-komentar terkait masalah kulit yang dialami. Komentar tersebut bisa datang dari anggota keluarga, teman terdekat, rekan kerja, hingga orang lain yang ditemui di internet.
ADVERTISEMENT
Tak jarang, kamu akan merasa kesal ketika mendengar komentar seperti, “Wah, kulitmu jadi banyak jerawat, ya,” atau “Kok, kemerahan di kulitmu jadi semakin terlihat?” Bahkan, mendengar saran perawatan kulit dari orang lain saat tidak diminta juga bisa membuat kamu merasa kurang nyaman. Padahal, saat itu mungkin kamu sedang berjuang untuk berdamai dengan diri sendiri terkait kondisi kulit.
Komentar-komentar seperti itu bisa membuatmu berada di posisi yang cukup sulit, terutama jika yang mengucapkannya adalah anggota keluarga terdekat atau seniormu. Sebab, jika tidak direspons, kamu mungkin akan merasa sakit hati; tetapi jika direspons, kamu takut terdengar tidak sopan.
Untuk itu, psikolog klinis Disya Arinda memaparkan sejumlah tips yang bisa diterapkan ketika berhadapan dengan komentar-komentar soal masalah kulit. Simak penjelasan Disya berikut ini, Ladies.
ADVERTISEMENT

1. Ingat bahwa komentar orang lain di luar kendali kamu

Ilustrasi membaca komentar soal masalah kulit. Foto: fizkes/Shutterstock
Menurut Disya, sebelum kita bisa merespons komentar orang lain terkait kondisi kulit, ingatlah bahwa komentar orang lain sepenuhnya berada di luar kendali kamu. Contohnya, kamu tidak bisa meminta orang di media sosial untuk tidak mengomentari unggahanmu, karena keputusan untuk berkomentar itu ada di tangan mereka.
“Pertama, kita perlu tahu dulu bahwa komentar orang lain itu sering kali di luar kendali kita. Jadi, out of nowhere saja mereka bisa komentar… kita tidak ngapa-ngapain saja sering dikomentari,” kata Disya ketika diwawancara kumparanWOMAN pada Kamis (28/7) lalu.
Dengan menerima fakta bahwa komentar orang lain itu di luar kendali, kamu mungkin akan bisa lebih mudah melakukan acceptance atau penerimaan kenyataan. Menurut Mental Health America, menerima kenyataan ternyata mampu mengurangi perasaan malu, bersalah, dan cemas seseorang mengenai sesuatu yang dialaminya.
ADVERTISEMENT

2. Buatlah komentar buruk menjadi ajang lebih mengenal diri sendiri

Olphi Disya Arinda, psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia. Foto: Dok. Pribadi
Menurut Disya, cara lainnya yang bisa kita lakukan adalah menjadikan komentar tersebut sebagai ajang buat kita lebih mengenal diri sendiri.
“Mungkin kita bisa tanya ke diri sendiri, ketika kita mendapat komentar tersebut, apa yang kita rasakan? Apakah rasa kecewa, insecure, cemas, tidak percaya diri, atau sedih?” ungkap Disya.
“Jadi, di antara banyaknya kritik atau komentar yang kita hadapi, kita justru lebih memerhatikan diri sendiri, lebih sayang dengan diri sendiri. Cukuplah orang lain yang berkata pedas, kita jangan ikut-ikutan terhadap diri sendiri. Kita perhatikan dulu dan resapi apa yang kita rasakan,” imbuhnya.

3. Jika memungkinkan, hindari orang yang suka berkomentar buruk

Ilustrasi Perempuan Menolak. Foto: Shutter Stock
Menurut Disya, cara selanjutnya adalah dengan menghindari orang yang berkomentar buruk atau situasi di mana kita berpotensi menerima komentar tidak mengenakkan. Ketika komentarnya sudah sangat mengganggu, kita memiliki opsi untuk menarik dan menyelamatkan perasaan kita sendiri.
ADVERTISEMENT
“Kalau bisa kita hindari interaksi tersebut, maka hindarilah. Misalnya, komentar tersebut terjadi di media sosial. Kita bisa mute, unfollow atau block orang-orang yang menurut kita komentarnya sudah sangat mengganggu. Kalau misalnya itu terjadi secara langsung, kita mungkin bisa menghindari atau pergi dari ruang interaksi tersebut,” kata Disya.
Dikutip dari Psychology Today, membuat batasan personal seperti ini adalah tindakan kembali mengklaim kuasa atas dirimu sendiri. Ya, Ladies, kamu memiliki hak untuk mendefinisikan batasanmu sendiri.

4. Tegaskan secara asertif soal ketidaknyamanan

Ilustrasi perempuan berani tegas dan asertif. Foto: CHAjAMP/Shutterstock
Disya menjelaskan, jika komentar tersebut sering terjadi dan dilakukan oleh orang terdekat, seperti keluarga, teman, atau pasangan, kamu harus bisa menyampaikan ketidaknyamanan kita secara tegas atau asertif.
“Secara asertif itu seperti apa? Dengan bilang, ‘Maaf, ya, aku sebenarnya tidak nyaman dengan komentar seperti itu. Komentar seperti itu justru membuat aku semakin kecewa, semakin sedih, semakin tidak percaya diri,’” jelas Disya.
ADVERTISEMENT
Kamu juga bisa menegaskan bahwa meskipun kamu memiliki masalah kulit, bukan berarti kamu tidak melakukan apa-apa untuk merawatnya. Kamu bisa berkata, “Aku juga sedang berusaha, kok, untuk merawat kulitku. Terima kasih untuk perhatiannya.”
Tak hanya itu, kamu juga berhak mengungkapkan bahwa kamu tidak nyaman dengan saran atau nasihat soal kulit yang diberikan tanpa persetujuan kamu.
“Kemudian, tanyakan juga, ‘Boleh tidak kalau misalnya ingin memberikan saran atau masukan buat aku, ditanya dulu, apakah aku butuh atau tidak?’” papar psikolog klinis lulusan Universitas Indonesia ini.
Disya menambahkan, jika mereka yang berkomentar memang benar-benar peduli pada kamu, mereka akan menghargai keinginanmu, memahami kamu dan kondisi kulitmu, hingga mendukung kamu selalu.

5. Jangan ikut menyerang diri sendiri

Ilustrasi masalah kulit wajah pada perempuan. Foto: Shutter Stock
Terakhir, Disya mengingatkan bahwa meskipun kamu menerima komentar kurang mengenakkan dari orang lain soal masalah kulitmu, kamu tidak boleh ikut mengkritik diri sendiri terlalu keras.
ADVERTISEMENT
“Apabila ada komentar dari orang lain atau kritik menjatuhkan, ingatlah bahwa kita ini adalah satu-satunya rumah yang paling aman, yang paling bisa dipercaya. Jadi, cobalah untuk banyak melakukan self-kindness. Tidak apa-apa orang lain berkomentar jahat, tetapi jangan sampai kita ikut-ikutan berkomentar jahat ke diri sendiri,” tutup Disya.
Ladies, meskipun kamu pernah menerima komentar buruk dari orang lain terkait kondisi kulit yang dialami, jangan pernah merasa dirimu kurang. Selalu ingat untuk menerapkan paham skin positivity dan menjalankan tips-tips di atas, ya!