Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Merdi Sihombing Hadirkan Pameran Wastra Nusantara dengan Sentuhan Sustainability
13 November 2024 16:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Desainer Merdi Sihombing mengabadikan tapak tilas 25 tahun kariernya di industri mode lewat pameran wastra Nusantara berkonsep sustainability. Diselenggarakan di Museum Nasional Indonesia yang baru dibuka kembali, pameran bertajuk The Flying Cloth menjadi refleksi keindahan inovasi kain tradisional Indonesia.
ADVERTISEMENT
Instalasi seni tekstil ini menghadirkan ragam wastra Nusantara sembari memadukannya dengan prinsip keberlanjutan. Tidak hanya memberdayakan para perajin wastra di beragam daerah di Indonesia, Merdi Sihombing turut berkolaborasi dengan Lenzing, perusahaan serat botani yang memproduksi kain tencel dan ecovero yang terbarukan serta ramah lingkungan.
Lewat pameran ini, Merdi Sihombing menampilkan jajaran kain yang merupakan kerja samanya dengan para perajin lokal, terutama para perempuan perajin. Merdi mengedepankan revitalisasi dan reinventing ulos Batak, kain tradisional dari tanah kelahirannya, yakni Sumatra Utara.
Proyek revitalisasi ulos ini ia lakukan bersama Lenzing di empat kabupaten Sumut, yaitu Toba, Samosir, Tapanuli Utara, dan Tapanuli Selatan. Ia mengembangkan ulos dengan bahan yang lebih ramah lingkungan, sembari memberikan “rasa” baru dalam kain-kain tenun tersebut.
Ia melakukan eksperimen dengan motif klasik ulos, berinovasi dengan benang, serta bermain dengan teknik tenun, sulam, manik-manik, serta songket dengan cara memperkaya palet warna alami. Untuk memastikan wastra-wastra tersebut tetap ramah lingkungan, ia juga mengedepankan teknik pewarnaan alami atau natural dyeing pada kain-kain indah tersebut.
ADVERTISEMENT
Pengunjung akan dimanjakan dengan instalasi kain-kain tenun dalam berbagai macam warna dan motif mentereng. Sentuhan artistik Direktur Seni Heri Pemad dan kurator Ignatia Nilu menciptakan pameran The Flying Cloth yang dramatis dan berkesan, berkat kain-kain panjang menjuntai dari langit-langit hingga lantai.
Selain bekerja sama dengan perajin ulos dari empat kabupaten, Merdi Sihombing juga menjalin hubungan baik dengan para perajin dari Mentawai, Sumatra Barat, hingga Wamena, Papua.
Merupakan cita-cita Merdi Sihombing untuk bisa memperkenalkan wastra karya masyarakat adat kepada dunia, yang ia sebut sebagai indigenous fashion.
“Saya berharap The Flying Cloth menjadi forum untuk berdiskusi dan belajar bersama tentang kain budaya yang kita miliki. Kita memiliki warisan sangat berharga. Mari kita jadikan wastra Nusantara sebagai jendela dunia untuk melihat keindahan dan kekayaan budaya Indonesia,” ucap desainer yang akrab disapa Bang Merdi ini di konferensi pers The Flying Cloth di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Selasa (12/11).
ADVERTISEMENT
Merdi mengatakan, ia ingin Indonesia menjadi pusat mode bagi masyarakat adat atau indigenous fashion di panggung dunia. Sebab, negara yang kaya akan ragam budaya ini memiliki variasi keindahan wastra sebagai hasil kelincahan tangan dan kreativitas masyarakat adat, terutama para perempuan.
“Dari ujung barat hingga timur Nusantara, tiap suku memiliki warisan tekstil dan seni hias yang unik, yang dapat diperkenalkan dan dipersembahkan kepada dunia,” tegas Merdi.
Buat kamu yang tertarik melihat langsung pameran The Flying Cloth oleh Merdi Sihombing, kamu bisa datang langsung ke Museum Nasional Indonesia. Instalasi ini hadir hingga 24 November mendatang. Jadi, jangan sampai ketinggalan, Ladies.