MMMI 2021: Pandemi Berdampak pada Beban Ganda Perempuan

24 Desember 2021 14:42 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Talkshow MMMI 2021 bertajuk 'Hero at Home, Hero at Work: Women’s Story in Juggling Double Role While Giving Impact'. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Talkshow MMMI 2021 bertajuk 'Hero at Home, Hero at Work: Women’s Story in Juggling Double Role While Giving Impact'. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perhelatan tahunan My Mom My Inspiration 2021 (MMMI) yang dipersembahkan kumparan melalui kumparanWOMAN dan kumparanMOM kembali digelar. Hari kedua MMMI 2021 diselenggarakan bertepatan dengan Hari Ibu, yakni pada Rabu (21/12).
ADVERTISEMENT
Salah satu tayangan spesial yang disuguhkan MMMI 2021 kali ini adalah talkshow bertajuk 'Hero at Home, Hero at Work: Women’s Story in Juggling Double Role While Giving Impact'. Menghadirkan narasumber Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo, dan VP General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto, talkshow ini membahas tentang dampak dan tantangan pandemi terhadap beban ganda perempuan, hingga peran perempuan untuk dapat tetap memberikan dampak positif bagi masyarakat.
Menurut studi McKinsey & Company tahun 2020 berjudul Women in the Workplace, perempuan yang menjalani peran ganda memiliki tanggung jawab pengasuhan dan sekolah anak yang tidak proporsional selama pandemi Covid-19. Data tersebut juga sejalan dengan laporan tentang dampak gender dari pandemi oleh UN Women di Indonesia bahwa sejak pandemi, 69 persen perempuan menghabiskan lebih banyak waktu mengerjakan pekerjaan rumah tangga tak berbayar.
ADVERTISEMENT
Selain itu, ada sekitar 39 persen perempuan yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengajar anak di rumah, termasuk membimbing dan melatih anak-anak dalam mengerjakan tugasnya. Dengan kata lain, beban ganda perempuan menjadi lebih besar dengan adanya kebijakan bekerja dan belajar dari rumah.
Menanggapi hal ini, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angela Tanoesoedibjo juga menyadari bahwa pandemi memang berdampak pada perempuan, khususnya ibu bekerja.
“Kalau saya amati, pada kehidupan sehari-hari dan saya banyak berinteraksi juga dengan berbagai teman-teman saya dan para perempuan dari berbagai kalangan memang pandemi ini betul-betul berdampak sekali kepada para perempuan, khususnya working moms di mana anak-anaknya itu usianya masih sangat kecil. Jadi, anak-anak ini butuh bimbingan yang lebih. Kalau dulu sebelum pandemi mungkin orang tuanya pergi kerja, anaknya juga pergi sekolah,” ujar Angela.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, menyeimbangkan antara anak-anak yang sekolah di rumah dan ibu yang juga bekerja dari rumah tentu membutuhkan penyesuaian yang sangat luar biasa. Belum lagi kalau ada anggota keluarga yang sakit, ibu menjadi sosok utama yang menjaga keluarga.
“Memang betul apa yang dikatakan McKinsey & Company dan UN Women bahwa pandemi ini benar-benar berdampak kepada banyak perempuan, terutama dalam kesehatan mental mereka dan menambah tanggung jawab dan beban kerja,” ujarnya.
Ia juga berbagi cerita tentang dampak pandemi terhadap perannya sebagai seorang ibu yang juga perempuan pemimpin di kantor. Ia mengungkapkan bahwa di awal pandemi, ia sempat kaget karena harus bekerja dari rumah dan kedua anaknya sekolah di rumah. Ia mengaku hal ini menjadi pelajaran tersendiri bagi dirinya.
ADVERTISEMENT
VP General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto juga berbagi pandangan mengenai double role yang dijalankan oleh perempuan. Menurutnya, menjalankan double role merupakan persoalan menjaga keseimbangan.
It’s not about juggling double role, kalau aku melihatnya, it’s about balancing karena everytime kita pasti punya choice dan life is about choices. Di satu saat memang kita harus memiliki prioritas yang lebih, misalnya, sebagai satu pekerja atau wanita karier, tapi di saat yang lain mungkin kita punya choices untuk bisa memprioritaskan keluarga dan role-role yang lain. Nah, ini bagaimana cara menjaga balance-nya yang tepat karena konteksnya setiap saat juga akan berbeda,” ujar Vera.
Lebih lanjut, Vera juga berbagi cerita mengenai tantangan yang ia hadapi sebagai ibu sekaligus perempuan pemimpin di kantor. Ia berkata, “Bagaimana saat anak-anak membutuhkan atau keluarga membutuhkan, sementara di tempat yang lain juga secara pekerjaan dan profesionalitas dituntut juga untuk melakukan sesuatu yang lebih.”
ADVERTISEMENT

Perempuan perlu mengetahui batasan dirinya

Meski perempuan adalah pahlawan di rumah dan pekerjaan, Vera juga menekankan bahwa perempuan juga manusia yang membutuhkan support system. Karena itu, perempuan harus tahu batasan dirinya dan menyuarakannya, entah itu melalui diskusi soal berbagi peran dengan suami atau support system yang lain, termasuk di dunia kerja.
Vera juga menyampaikan bahwa perusahaan diharapkan dapat mengakomodir kepentingan atau keunikan dari setiap karyawan, entah perempuan maupun laki-laki. Dengan demikian, perusahaan dapat merangkul semua karyawan dengan berbagai latar belakang dan memberikan fleksibilitas yang sesuai dengan kebutuhan tanpa melepaskan tanggung jawab.
“Kita bicaranya kalau sekarang, kebetulan di Danone adalah performance culture, bagaimana budaya untuk tetap menjaga performa ini dengan cara yang berbeda-beda, tetapi tentu prinsipnya sama. Nah, ini yang saya pikir akan menentukan karier perkembangan seseorang bukan dari sekadar apakah dia punya double role atau tidak,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Kalau sudah menemukan ritme dan mendapatkan support system yang baik, entah itu di rumah maupun kantor, perempuan akan bisa melakukan apa yang direncanakan dengan tepat. Double role memang luar biasa buat perempuan, tapi itu semua ditentukan kembali oleh cara perempuan dalam menyeimbangkan semuanya.