MSD & YKI Gelar Pameran Seni Penuh Makna untuk Rayakan Hari Kanker Sedunia

1 Februari 2024 19:24 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pameran Seni Hari Kanker Sedunia 'Close the Care Gap' oleh MSD dan Yayasan Kanker Indonesia di Indonesia Design District, PIK 2, Kamis (1/2/2024). Foto: Judith Aura/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pameran Seni Hari Kanker Sedunia 'Close the Care Gap' oleh MSD dan Yayasan Kanker Indonesia di Indonesia Design District, PIK 2, Kamis (1/2/2024). Foto: Judith Aura/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ladies, tahukah kamu bahwa seni memiliki peran penting dalam kehidupan para pejuang dan penyintas kanker? Ya, seni, dalam berbagai rupanya, menjadi wadah bagi mereka untuk menyalurkan emosi dan menceritakan perjalanan dalam melawan kanker. Berkaca dari pentingnya seni, perusahaan farmasi global MSD dan Yayasan Kanker Indonesia (YKI) menggelar pameran seni hasil karya pejuang dan penyintas pada 2-4 2024 Februari mendatang.
ADVERTISEMENT
Digelar di Indonesia Design District, PIK 2, pameran seni penuh makna ini mengambil tema Close the Care Gap. Art Exhibition yang dibagi ke dalam empat bagian ini digelar dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia (World Cancer Day) yang jatuh pada 4 Februari setiap tahun.
Ketika memasuki ruang pameran, para pengunjung disambut dengan fase pertama pameran yang bertajuk Perjalanan 1: Hati dan Pikiran saat Terdiagnosis Kanker. Sesuai dengan suasana hati yang dipenuhi kemurungan dan keterkejutan saat menerima diagnosis, fase ini direpresentasikan lewat pemilihan warna hitam dan abu-abu yang sendu. Puisi, lukisan, hingga karya seni abstrak menjadi perwujudan dari emosi yang dirasakan para penyintas dan pejuang kanker.
Pameran Seni Hari Kanker Sedunia 'Close the Care Gap' oleh MSD dan Yayasan Kanker Indonesia di Indonesia Design District, PIK 2, Kamis (1/2/2024). Foto: Judith Aura/kumparan
Kemudian, perjalanan berlanjut ke fase kedua, yaitu Perjalanan 2: Warna-warni Mimpi Pejuang Kanker. Di instalasi ini, warna-warna cerah seperti kuning, oranye, dan pink menjadi tema utama. Fase ini merepresentasikan impian dan tekad para pejuang kanker untuk bisa mengalahkan kanker. Ya, lewat fase ini, para pejuang dan penyintas menyadari bahwa hidup tidak berakhir usai menerima diagnosis kanker.
ADVERTISEMENT
Lalu, memasuki fase ketiga, yakni Perjalanan 3: Ceritaku Bersama Kanker, para pengunjung disuguhkan dengan instalasi berupa ruangan di rumah sakit. Dalam fase ini, para penyintas kanker mengisahkan cerita penuh haru tentang perjuangan mereka melawan kanker.
Di bagian terakhir, pengunjung disambut oleh instalasi yang lebih modern, lengkap dengan lampu-lampu neon dan lukisan yang lebih kontemporer. Perjalanan 4: Perjuangan dan Mimpi Sebagai Penyintas Kanker mengisahkan harapan para penyintas kanker ke depannya, usai berjuang melawan penyakitnya.
Pameran Seni Hari Kanker Sedunia 'Close the Care Gap' oleh MSD dan Yayasan Kanker Indonesia di Indonesia Design District, PIK 2, Kamis (1/2/2024). Foto: Judith Aura/kumparan
Pameran Close the Care Gap ini menghadirkan total 124 karya seni dalam berbagai rupa oleh para penyintas kanker. Kamu bisa datang langsung untuk menikmati keindahan karya seni mereka pada 2–4 Februari 2024 di Indonesia Design District, PIK 2.
ADVERTISEMENT

Pentingnya membuka pembicaraan soal kanker

Kanker sudah lama menjadi salah satu penyakit yang paling ditakuti. Ditambah, kanker mulai banyak menyerang mereka yang berusia di bawah 50 tahun. Dikutip dari keterangan resmi MSD dan YKI, tercatat ada 396.914 kasus kanker di Indonesia dengan jumlah kasus kematian mencapai 234.511 pada 2020.
Cukup tingginya angka kematian akibat kanker ini menyebabkan kanker tak cuma ditakuti, tetapi menjadi salah satu penyakit yang tabu untuk dibicarakan. Padahal, ketakutan akan kanker ini justru berpotensi memperburuk penanganan kanker di Indonesia.
Pameran Seni Hari Kanker Sedunia 'Close the Care Gap' oleh MSD dan Yayasan Kanker Indonesia di Indonesia Design District, PIK 2, Kamis (1/2/2024). Foto: Judith Aura/kumparan
“Kanker masih dianggap hal tabu yang jangan dibahas. Keengganan berobat, di Indonesia masih banyak yang ‘nanti, nanti’, takut mengobati di awal. Padahal, kalau (terdeteksi) di stadium awal, akan lebih baik pengobatannya. Keterlambatan pengobatan efeknya sangat panjang. Kalau pengobatan paliatif (pengobatan yang dilakukan saat pasien kanker sudah di stadium lanjut), hanya memperpanjang hidup saja (bukan menyembuhkan),” jelas Communication Lead MSD Indonesia, Nabila Astari.
ADVERTISEMENT
Misinformasi terkait kanker merupakan salah satu tantangan besar dalam mengentaskan kanker di Indonesia. Selain itu, ketidakmauan untuk melakukan skrining di awal dan keengganan untuk menjalani pengobatan juga menjadi rintangan. Ini disebabkan oleh berbagai mitos dan cerita menakutkan terkait pengobatan kanker di Indonesia.
Menurut Koordinator Bidang Humas YKI, Pratiwi Astar, temuan terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal British Medical Journal mengungkap bahwa kasus kanker baru pada orang-orang usia di bawah 50 tahun mencapai 1,82 juta di seluruh dunia. Angka ini meningkat 79 persen selama tiga dekade terakhir, Ladies.
Itulah mengapa, menutup kesenjangan pengobatan atau care gap sangat penting untuk dilakukan. Pemeriksaan sedini mungkin dapat mencegah perburukan kondisi kesehatan pada pasien kanker. Bahkan, pengobatan yang dilakukan secara dini mampu meningkatkan potensi kesembuhan pasien.
ADVERTISEMENT