PTR-MMMI 2020- Sri Mulyani

My Mom My Inspiration: Wawancara Eksklusif Sri Mulyani Bersama Putri dan Menantu

21 Desember 2020 10:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wawancara eksklusif Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama putri, Dewinta Illinia Sumartono & menantu, Hana Fadhilah. Foto: Fotto by Sweet Escape
zoom-in-whitePerbesar
Wawancara eksklusif Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama putri, Dewinta Illinia Sumartono & menantu, Hana Fadhilah. Foto: Fotto by Sweet Escape
Bagi sebagian dari kita, bekerja di akhir pekan mungkin merupakan hal yang kurang menyenangkan. Namun tidak bagi tim kumparanWOMAN. Pada Minggu (13/12) lalu kami sangat bersemangat untuk datang ke kantor karena kami ada janji wawancara dengan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan Republik Indonesia. Wawancara yang dilakukan secara virtual ini merupakan bagian dari program My Mom My Inspiration dari kumparan untuk memperingati Hari Ibu 2020.
Meski hanya melalui virtual, namun sapaan hangat perempuan yang biasa disapa Bu Ani ini sangat terasa. Begitu kamera menyala, ia bersama dengan anak perempuannya, Dewinta Illinia Sumartono dan menantunya, Hana Fadhilah, menyapa hangat awak kumparan.
(Kiri - Kanan) Hana Fadhilah, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Dewinta Illinia Sumartono. Foto: Kemenkeu RI
Sebuah pemandangan yang sungguh berbeda. Sebab biasanya kita pasti lebih sering melihat Sri Mulyani tampil sendiri sebagai sosok menteri keuangan
Membuka obrolan, Sri Mulyani memperkenalkan dengan bangga, anak perempuan satu-satunya, Dewinta, dan juga menantunya, Hana, istri dari anak keduanya, Adwin Haryo Indrawan.
Ia kemudian membahas kesibukan mereka bertiga selama masa pandemi. “Halo, ini saya kenalkan dulu ya. Di sebelah kiri ada anak perempuan saya Dewinta, dan di kanan ini menantu saya Hana,” sapa Sri Mulyani dengan hangat.
Selama masa pandemi, Sri Mulyani mengaku bahwa ia dan keluarga tetap sibuk menjalani hari-hari sebagai perempuan karier, ibu, dan juga mengurus keperluan rumah tangga. “Selama masa pandemi ini saya tentu melakukan Work From Home (WFH), begitu juga dengan Dewinta dan Hana,” ceritanya.
Selain membahas seputar kesibukan selama pandemi, pada momen Hari Ibu ini, kami juga banyak membahas mengenai sosok Sri Mulyani di mata anak dan menantunya.
Dewinta, sebagai anak perempuan pertama, dengan bangga menceritakan pengalaman sebagai anak dari Sri Mulyani yang merupakan salah satu sosok perempuan paling dikagumi di Indonesia.
Untuk mengetahui lebih lengkap seperti apa kedekatan antara Sri Mulyani dan anak serta menantunya, simak perbincangan hangat kumparanWOMAN bersama mereka berikut ini.

Bagaimana kesibukan Ibu dan anak-anak selama pandemi ini? Apakah masih sering bertemu? Seperti apa frekuensinya?

Sri Mulyani (SM): Kalau kesibukan, tentu semua sibuk. Selain sibuk dengan keluarga, tentu bekerja juga. Dalam kondisi pandemi, banyak yang melakukan WFH. Mungkin nanti bisa tanya juga pada Dewinta dan Hana bagaimana mereka juggling sebagai ibu muda yang bekerja sekaligus mengurus anak-anak.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat sedang beraktivitas di tengah pandemi. Foto: HO-Kementerian Keuangan/Antara
Untuk pertemuan hari ini, kami tentu sudah tes swab PCR. Dan kalau ketemu juga sudah pasti tetap menjaga jarak. Ini hanya karena wawancara saja kami tidak menggunakan masker. Tapi biasanya Dewinta dan Hana selalu memakai masker. Kami di rumah atau di mana saja selalu disiplin 3M. Anak-anak dan cucu saya juga semua sudah terbiasa pakai hand sanitizer dan lain-lain.

Kalau sedang berjauhan, siapa yang menghubungi lebih dulu, Ibu atau anak-anak?

Dewinta (DW): Biasanya Mama dulu yang mengirim pesan di grup WhatsApp, tapi sebenarnya yang ditanya cucunya saja.

Bicara soal Hari Ibu, apakah ada tradisi khusus di keluarga untuk merayakannya?

DW: Kita bukan tipe yang saling beri kado, tapi biasanya hanya kumpul keluarga saja. Itu sudah jadi bagian dari rutinitas.

Dalam beberapa momen Hari Ibu, Ibu Sri Mulyani selalu menunjukkan apresiasi untuk Ibunda di Instagram. Seperti apa sih sosok beliau, Bu?

SM: Almarhumah ibu saya sangat spesial karena beliau itu ibu bekerja, sama seperti kita ini. Ibu saya juga begitu, dengan 10 anak dia juga bekerja. Jadi kami bertiga ini sudah biasa melihat etos ibu bekerja. Saya sendiri melihat kalau ibu di rumah, di sebelah tempat tidurnya itu ruang kerja dan ada tumpukan banyak berkas dan saya sudah biasa melihat ibu melakukan riset.
Sri Mulyani bersama Ibunda. Foto: dok. @smindrawati
Artinya, ibu saya itu adalah contoh untuk kami, sosok role model. Selain itu, ibu juga pandai mengelola rumah tangga. Beliau memang tidak suka memasak, itu jelas. Tetapi Ibu sangat detail dalam merencanakan belanjaan dan makanan apa saja yang akan dimasak untuk anak-anak dan suaminya.

Apa saja nilai-nilai kehidupan penting dari Ibunda yang masih Ibu pegang sampai sekarang?

SM: Terus terang orang tua saya itu religius. Jadi tentu nilai-nilai yang diajarkan itu soal agama. Saya juga diajarkan soal kecintaan terhadap negara. Bahkan keluarga kami punya lagu yang diciptakan oleh bapak saya soal itu. Selain itu, orang tua saya seringnya mengajarkan sesuatu bukan pakai kata-kata, tapi langsung ditunjukkan.
Sri Mulyani bersama Ibunda. Foto: dok. @smindrawati
Ibu saya sebagai seorang dosen yang memiliki 10 orang anak, tentu saja uang atau gajinya tidak banyak. Tapi kalau ada orang datang minta tolong, entah karena sakit, mau mengadakan sunatan, kawinan, mau sekolah tidak punya uang, itu pasti sama ibu akan dibantu. Ibu percaya jika dia berbuat baik pada orang, anak-anaknya di luar sana juga akan diperlakukan baik oleh orang lain. Jadi Ibu selalu percaya, bahwa dalam hidup ini, kalau kamu memberi pasti kamu akan menuai.

Apakah Ibu juga menerapkan nilai-nilai yang sama pada anak-anak?

DW: Mama mengajarkan kami banyak hal. Misalnya, semakin banyak kita memberi, kita pasti tidak akan kekurangan. Kemudian kami selalu dibiasakan untuk bisa membahas dari hati ke hati seperti apa kehidupan yang sebenarnya. Jadi kami selalu berkumpul di akhir pekan untuk makan siang bersama. Biasanya Mama akan mengajak kami membahas berbagai hal.
Kadang bahasannya cukup berat, tapi Mama selalu bisa membuatnya jadi lebih ringan. Itu jadi cara Mama mempersiapkan kami agar tidak takut menghadapi kehidupan. She did a good job.
SM: Jadi saya membangun hubungan sama anak-anak itu sesuai dengan tahapan mereka masing-masing. Hal paling penting yang menjadi fokus saya adalah mereka harus memiliki rasa empati yang sudah dibangun dari kecil. Saya juga mengajarkan anak-anak tentang keadilan lewat hal-hal seperti tidak membela salah satu saat bertengkar. Saya selalu membiarkan mereka menyelesaikan masalahnya sendiri.
Menteri Keuangan Sri Mulyani dan anak perempuannya, Dewinta Illinia Sumartono. Foto: Dok.kumparan
Menurut saya, nilai-nilai hidup itu tidak bisa masuk kalau hanya disampaikan saja. Jadi karakter mereka akan benar-benar terbentuk kalau kita mencontohkan juga. Saya rasa cara itu saya dapatkan dari orang tua saya karena saya melihat bagaimana mereka bersikap dan itu bisa membentuk sikap kami juga. Jadi saya juga begitu pada anak-anak. Empati, peduli pada sesama, dan konsisten, itu yang saya bilang pada Dewinta supaya dia juga bisa sampaikan pada anaknya ketika mereka mulai tumbuh remaja nanti.
Sejak remaja juga saya sudah membiasakan mereka untuk bisa mengambil keputusan dan pilihannya sendiri. Mungkin saat kuliah mereka akan datang pada saya untuk menanyakan pendapat soal jurusan tapi saya selalu bilang pada Dewinta, kalau mengambil keputusan harus siap dengan konsekuensinya.

Masyarakat mengenal Ibu Sri Mulyani sebagai sosok menteri yang tegas dan disiplin. Tapi kalau di rumah, sedang kumpul keluarga, Ibu itu seperti apa orangnya?

DW: Satu hal yang pasti, cucu itu selalu benar. Anak saya bahkan sudah mulai tahu kalau dia kesal sama saya, dia akan bilang, ‘I’m gonna tell your mom’. Jadi lucu juga, hubungan mereka antara nenek dan cucu. Sepertinya orang tua saya berusaha melakukan apa saja pada anak saya yang dulu tidak sempat mereka lakukan pada saya waktu kecil.
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama dengan anak, menantu dan cucu. Foto: Fotto by Sweet Escape untuk program My Mom My Inspiration 2020
Hana (HA): Mama itu mertua yang berbeda. Biasanya kalau di luar sana ada banyak drama antara mertua dan menantu, dan biasanya menantunya takut sama mertua. Tapi Mama tidak seperti itu, dengan beliau rasanya seperti dengan ibu kandung sendiri. Selalu baik, mendukung, dan menghormati. Kalau kita gagal, Mama selalu bilang kita harus sabar, ikhlas dan harus kuat. Jadi luar biasa, sebagai mertua, Mama itu one in million.

Dibesarkan oleh orang tua yang bekerja di bidang pendidikan, apakah Ibu juga menjadi orang tua yang ketat mengawasi pendidikan anak-anak?

DW: Mama dan Ayah tidak begitu. Mereka tidak pernah memaksa kami untuk selalu punya nilai yang bagus saat sekolah. Jadi dari SD sampai SMA aku tidak pernah merasakan tekanan seperti itu. Mereka selalu bilang kami harus melakukan yang terbaik, tapi nanti hasilnya seperti apa itu tidak terlalu dilihat. Karena yang penting adalah kami sudah melakukan yang terbaik. Jadi fokusnya lebih kepada kerja keras.

Bagaimana soal pendidikan keuangan, seperti apa sih Ibu Sri Mulyani mengajarkannya pada anak-anak?

DW: Sepertinya tidak ada (yang khusus). Tidak ada yang spesifik, tapi Mama lebih mengajarkan soal kebiasaan-kebiasaan baik sejak kecil. Misalnya, seberapa kecil pun yang kita miliki, kita tetap harus bisa memberi pada orang lain. Dan selalu taat bayar pajak.
SM: Jadi begitu terima gaji, saya langsung tanya, dia punya NPWP atau tidak.
DW: Pada saat itu saya tidak punya. Jadi setelah terima gaji pertama saya baru membuat NPWP. Soal pajak, Mama bilang kalau itu adalah cara kita untuk memberikan sesuatu pada negara. Itu juga kan untuk kebaikan masyarakat bersama.
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama dengan anak, Dewinta Illinia Sumartno dan menantu, Hana Fadhilah. Foto: Fotto by Sweet Escape

Dengan segala pencapaian Ibu, apakah Dewinta dan Hana pernah merasakan tekanan menjadi anak perempuan dan menantu dari Ibu Sri Mulyani?

DW: Tentu ada. Tapi pada akhirnya kami bangga dengan semua pencapaian Mama, jadi apapun tekanan yang ada kami siap menghadapinya. Tapi kalau saya pribadi, saya hanya tidak ingin mengecewakan orang tua saya. Selebihnya, tekanan apapun yang datang karena punya sosok ibu seperti Mama, itu adalah sesuatu yang tidak bisa saya kontrol. Jadi memang harus diterima saja, yang penting saya tidak mengecewakan mereka.
HA: Kalau saya sebagai menantu, Mama dan Ayah itu tidak pernah memberikan tekanan atau memberi target kami harus melakukan apa. Tapi mereka selalu mendorong kami untuk melakukan yang terbaik saja. Jadi sama dengan Dewinta, saya sendiri selalu berusaha untuk tidak mengecewakan mereka.
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama dengan anak, Dewinta Illinia Sumartno dan menantu, Hana Fadhilah. Foto: Fotto by Sweet Escape

Terakhir, ada pesan menguatkan yang ingin disampaikan Ibu Sri Mulyani untuk perempuan Indonesia di Hari Ibu ini?

SM: Kalau orang menghadapi tantangan dan cobaan, kita sangat mudah sekali menjadi helpless dan hopeless, kita menjadi tidak berdaya dan kehilangan asanya. Nah, kalau kita menjadi helpless dan hopeless, itu munculah sikap negatif, dan itu yang disebut vicious circle atau lingkaran setan. Jadi, respon pertama adalah jangan helpless dan jangan hopeless. Maka dari itu sebagai makhluk beragama, kita harus berdoa.
Kemudian menyerahkan diri tapi dengan upaya, dengan kekuatan. Kita bisa berpikir positif, agama itu selalu mengatakan kalau ada kesulitan pasti ada kemudahan. Kalau ada ujian pasti ada solusinya, dan kita selalu mengatakan bahwa kita percaya ini pasti ada solusinya. Nah, kalau energi kita ditumpahkan atau diarahkan kepada arah itu, kita pasti bisa menjadi kuat.
Hal itu membuat mereka punya kekuatan, menjadi tonggak yang kokoh dengan selalu berpikiran positif. Yakin bahwa semua masalah pasti bisa diselesaikan. Mereka harus optimis dan mencari cara baru tentang mengurus anak, pekerjaan, rumah tangga dan lain-lain.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten