Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Malam pemilihan Puteri Indonesia 2020 yang digelar pada Jumat (6/3) di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, masih menjadi perbincangan netizen. Pasalnya, finalis Puteri Indonesia dari Sumatera Barat, Louise Kalista Iskandar, gagal melafalkan Pancasila di atas panggung penjurian saat sesi penilaian Top 6 Puteri Indonesia oleh salah satu dewan juri, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.
ADVERTISEMENT
Awalnya, Kalista lancar menyebutkan sila pertama hingga ketiga. Namun, ia kemudian salah melafalkan sila keempat, membuatnya disoraki oleh penonton. Perempuan 21 tahun ini juga salah menyebutkan sila kelima, membuatnya dikoreksi oleh dewan juri.
"Nomor empat, kemanusiaan yang... Kemasyarakatan yang dipimimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwak--masy--perwakilan, terima kasih," tutur Kalista di atas panggung.
Peristiwa ini ramai dibahas di media sosial. Banyak netizen yang menyalahkannya karena tidak hafal Pancasila, tapi tak sedikit pula yang memberikan dukungan padanya, termasuk jurnalis dan presenter Najwa Shihab.
"Saya bisa memahami kegugupan yang pasti berkali-kali lipat dihadapi Kalista tadi malam. Hanya diberi waktu menjawab 30 detik di tengah riuh rendahnya sorakan penonton," tulis Najwa Shihab pada akun Instagramnya. Najwa juga menceritakan pengalamannya saat pertama kali tampil sebagai penyiar tv. Saat itu ia bahkan sampai salah menyebut namanya sendiri.
ADVERTISEMENT
Ia melanjutkan, dewan juri pada saat itu, Ketua MPR Bambang Soesatyo, rupanya juga pernah berada dalam situasi yang hampir sama saat momen pelantikannya sebagai Ketua DPR.
"Walau bukan hapalan, karena ia dituntun saat mengucapkan sumpah, tapi ia juga sempat salah ucap sumpah. Bahkan sampai 3 kali. We are all humans after all," tulisnya.
Saat dihubungi kumparanWOMAN, Nana bercerita bahwa ia melihat langsung kejadian tersebut dan berempati dengan Kalista. Menurutnya, penting sekali untuk selalu berusaha reflektif terhadap apa yang pernah kita lakukan atau dalam melihat suatu isu.
Ketika melihat Kalista gugup di atas panggung penjurian, Nana teringat saat pertama kali siaran langsung sebagai seorang reporter. Dulu pun, ia juga melakukan banyak kesalahan saat harus melaporkan peristiwa secara langsung sehingga Najwa bisa membayangkan rasanya menjadi Kalista.
"Menurut saya penting agar kita bisa menempatkan diri pada posisi orang lain. Jadi saya memang memilih untuk bersikap reflektif terhadap diri dan akhirnya menyampaikan pendapat itu (di Instagram). Semua orang pasti pernah berada dalam situasi yang membuat mereka jadi salah ucap, dalam situasi yang khilaf. Menurut saya ini semua kembali kepada pilihan kita, bagaimana kita memaknai atau memandang suatu isu,” ujar Najwa saat diwawancarai kumparanWOMAN, Sabtu (7/3).
ADVERTISEMENT
Dukungan yang diberikan Najwa Shihab pada Kalista ini murni dukungan antar sesama perempuan. Karena pada dasarnya, sesama perempuan seharusnya saling mendukung satu sama lain, bukannya saling menjatuhkan. Menurut Najwa, perempuan harus saling membetulkan mahkotanya satu sama lain. Maksudnya, saling menguatkan dan saling mendukung, serta lebih berempati dan menunjukkan kemurahan hati.
"Saya tidak ragu menunjukkan dukungan Kalista dan senang banget baca komentar di postingan itu. Ada banyak banget yang komen dan menyadari hal yang sama. Para public figure juga jadi bercerita tentang kesalahan mereka karena pernah berada di posisi yang sama. Mudah-mudahan itu juga bisa menjadi contoh ke orang lain bahwa it's ok to be vulnerable, it's ok to make mistake. Penting bagi kita untuk bisa memilih saling mendukung daripada menjatuhkan," lanjut Najwa.
ADVERTISEMENT
Sebelum mengakhiri perbincangan, presenter Mata Najwa ini mengungkapkan prinsipnya bahwa perempuan kuat adalah perempuan yang menguatkan perempuan lain. Bila kita memiliki kesalahan, hal ini sangat wajar dilakukan. Tetapi, yang membuat berbeda adalah pilihan kita untuk bangkit dan belajar dari kesalahan.
"Kita juga punya pilihan untuk menyikapi. Apa yang Kalista lakukan dengan menghadapi bullying itu menunjukkan betapa dewasanya dia menghadapi peristiwa ini," tutup Najwa Shihab.
Ladies, bagaimana pendapat Anda tentang hal ini?