Obsesi Kesempurnaan Christobal Balenciaga

18 April 2024 19:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kombinasi gambar yang diambil pada tanggal 9 Desember 1968 menunjukkan pramugari Air France mengenakan seragam baru perusahaan yang dibuat oleh desainer Balenciaga. Foto: AFP
zoom-in-whitePerbesar
Kombinasi gambar yang diambil pada tanggal 9 Desember 1968 menunjukkan pramugari Air France mengenakan seragam baru perusahaan yang dibuat oleh desainer Balenciaga. Foto: AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Label fashion Balenciaga di masa kini selalu membuat berita. Dari kontroversi karpet merah, koleksi yang merayakan kultus, hingga skandal iklan mengacu kepada pedofilia yang membuat khalayak berjarak.
ADVERTISEMENT
Christobal Balenciaga sendiri, sang pendiri rumah mode, bukanlah desainer pencari sensasi dan kegaduhan. Selama hidupnya, ia hanya mengobsesikan satu hal, kesempurnaan karya.
Lahir sebagai anak seorang penjahit di wilayah Basque, Spanyol, Christobal Balenciaga bekerja membantu ibunya sedari kecil. Di umur 12 tahun, ia telah membuatkan gaun bagi Marchioness de Casa Torres, perempuan ningrat penggemar adibusana yang kemudian mensponsorinya bersekolah mode di Madrid.
Pada 1917, di usia 24 tahun, Balenciaga membuka butik di San Sebastian, Spanyol. Dengan klien-klien yang merupakan aristokrat dan anggota keluarga kerajaan Spanyol, usahanya makin maju, merambah ke Madrid dan Barcelona. Ini semakin mengukuhkan nama rumah mode Christobal Balenciaga.
Namun, perang sipil Spanyol memaksa Balenciaga untuk memindahkan rumah modenya ke Paris. Pada 1937, ia memperagakan koleksi perdana yang kental dengan pengaruh periode renaisans Spanyol di hadapan khalayak mode Paris. Seketika, karya-karya Balenciaga diterima baik oleh publik. Meski sukses di Paris, ia merindukan tanah air. Tak heran jika karya-karya awalnya di sini banyak dipengaruhi seni budaya Spanyol. Potret dan lukisan karya Goya, Velázquez, dan El Greco yang dilihatnya di kediaman Marchioness de Casa Torres sewaktu kecil, muncul menjadi sumber inspirasi.
ADVERTISEMENT
Selama 400 tahun sejarah seni lukis, memanglah terlihat bagaimana pelukis-pelukis Spanyol sangat memberi perhatian pada mode. Ini yang terserap oleh si kecil Balenciaga dan kelak mentransformasikan ingatan itu ke wujud busana. Gaun-gaun putri Spanyol di lukisan Velázquez, bolero penuh ornamen pada busana matador, penari flamenco dengan gaun berekor, dan warna biru kobalt, kuning limau, merah muda yang digunakan El Greco di lukisan orang-orang kudus – terwujud ke dalam karya mode dengan perhatian terhadap detail yang tinggi.
Christobal Balenciaga memperlakukan fashion sebagai seni. Rancangan Balenciaga lalu terus berevolusi, ia pun disebut sebagai inovator bagi fashion. Semakin piawai, semakin sederhana dan linear garis desainnya, ia pun mengutamakan struktur.
Museum Tekstil dan Mode Paris menunjukkan pakaian yang dipamerkan pada retrospektif desainer Spanyol Cristobal Balenciaga, 28 Januari 2007. Foto: FRANCOIS GUILLOT / AFP
Pers Prancis mengelu-elukannya, mereka mengatakan Balenciaga sebagai The King of Fashion, kekuatan yang merevolusi dunia mode.
ADVERTISEMENT
Para fashion buyer dan pelanggan bahkan mengambil risiko dengan bepergian ke Eropa semasa perang demi memperebutkan rancangannya, terutama jaket yang terbuat dari selembar kain yang dipotongnya laksana pahatan patung.
Meski dunia mode adalah dunia yang penuh persaingan, tampaknya Christobal Balenciaga adalah pribadi yang dihormati oleh sesama perancang. Ia membuka lebar kesempatan bagi desainer lain untuk belajar darinya, seperti desainer André Courrèges dan Emanuel Ungaro yang bekerja di studionya atau Hubert de Givechy, salah satu penggemar terberatnya.
Koleksi Balenciaga Couture 2021. Foto: Dok. Balenciaga
Christian Dior menyebutnya sebagai seorang maestro. Perancang Coco Chanel yang menjadi pujaan Balenciaga sedari muda pun memberikan pujian.
Obsesinya dalam menghasilkan karya sempurna membuatnya menolak gagasan baju siap pakai. Ia bertekad tidak akan pernah menggunakan mesin dalam mencipta baju. Baginya, esensi rumah mode adalah buah karya tangan yang mumpuni dari si perancang. Bukan keviralan atau komersial.
ADVERTISEMENT
Penulis: Rifina Marie