news-card-video
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Pangeran dari Luksemburg Meninggal Dunia di Usia 22 Tahun karena Penyakit Langka

11 Maret 2025 11:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pangeran Frederik dari Luksemburg Meninggal Dunia di Usia 22 Tahun karena Penyakit Langka. Foto: Instagram @polgfoundation
zoom-in-whitePerbesar
Pangeran Frederik dari Luksemburg Meninggal Dunia di Usia 22 Tahun karena Penyakit Langka. Foto: Instagram @polgfoundation
ADVERTISEMENT
Kabar duka datang dari keluarga Kerajaan Luksemburg. Pangeran Frederik, putra bungsu Pangeran Robert dari Luksemburg dan Putri Julie dari Nassau meninggal dunia di usia 22 tahun.
ADVERTISEMENT
Dilansir People, Frederik meninggal dunia pada Sabtu (⅓) karena kondisi genetik langka yang diidapnya, Mitokondria POLG. Penyakit itu merupakan kelainan genetik yang merampas energi dari sel-sel tubuh yang pada akhirnya menyebabkan disfungsi dan kegagalan berbagai organ, termasuk otak, saraf, hati, usus, otot, fungsi menelan, hingga mata secara progresif.
Frederik dilahirkan dengan kondisi Mitokondria POLG yang tidak terdeteksi sebelumnya. Sang pangeran kemudian resmi didiagnosis kondisi tersebut pada usia 14 tahun saat gejala-gejalanya semakin terlihat jelas dan membuat penyakit itu lebih akut.
Keluarga Pangeran Robert dan Putri Julie. Foto: Instagram @polgfoundation
Kematian Frederik diumumkan langsung oleh ayahnya, Pangeran Robert pada Minggu (9/3) lewat sebuah pernyataan yang dirilis di laman resmi The POLG Foundation, yakni yayasan yang didirikan Frederik untuk membantunya menemukan perawatan dan penyembuhan penyakit tersebut.
ADVERTISEMENT
“Dengan penuh duka cita, saya dan istri ingin memberitahukan tentang meninggalnya putra kami,” tulis Robert dalam pernyataannya.
Robert mengungkapkan bahwa Frederik sempat mengucapkan salam perpisahan kepada kedua orang tua dan kedua kakaknya tepat di momen Rare Disease Day pada Jumat (28/2) sebelum akhirnya mengembuskan napas terakhir keesokan harinya.
“Frederik memanggil kami ke kamarnya untuk berbicara dengannya untuk terakhir kalinya. Dia menemukan kekuatan dan keberanian untuk mengucapkan selamat tinggal kepada kami secara bergantian,” imbuh Robert.
Pangeran Frederik dan kedua kakaknya. Foto: Instagram @polgfoundation
Robert yang merupakan sepupu dari Grand Duke Henri alias pemimpin Luksemburg saat ini, menyebut bahwa penyakit Frederik merupakan beban yang harus dipikulnya sepanjang hidup. Namun ia juga mengatakan, putranya selalu menghadapi tantangan berat itu dengan anggun dan penuh humor. Frederik dilahirkan sebagai sosok yang selalu bersikap positif, penuh kegembiraan, dan bertekad untuk sembuh.
ADVERTISEMENT
“Frederik tahu bahwa di adalah pahlawan super bagi saya, seperti halnya bagi seluruh keluarga kami, dan banyak teman baiknya. Dia dilahirkan dengan kapasitas khusus untuk bersikap positif, gembira, dan bertekad kuat,” pungkas Robert.