Pemenang Miss France 2024 Dikritik karena Rambut Pendek

Miss France 2024, Eve Gilles (Miss Nord-Pas-de-Calais) tampil pada kontes kecantikan Miss France 2024 di Dijon, Prancis tengah-timur, pada 16 Desember 2023. Foto: Arnaud Finistre/AFP

Eve Gilles berhasil menyandang gelar Miss France 2024. Penobatan tersebut dilakukan pada Sabtu (16/12) di Zénith de Dijon, Dijon, Prancis.

Namun sayangnya, kemenangan Eve Gilles ini tuai kontroversi, Ladies. Adapun alasannya dikarenakan dirinya memiliki rambut pendek bergaya pixie.

Model rambutnya ini memang bisa dikatakan agak berbeda dari pemenang kontes kecantikan biasanya, yang umumnya memiliki rambut panjang.

Miss Nord-Pas-de-Calais, Eve Gilles (Kiri), dinobatkan sebagai Miss France 2024 oleh Miss France 2023 Indira Ampiot (kanan), pada kontes kecantikan Miss France 2024 di Dijon, Prancis tengah-timur, pada 16 Desember 2023. Foto: Arnaud Finistre/AFP

Meski begitu, Eve mengaku tak peduli dengan komentar tersebut. Ia tetap berani untuk menentang standar kecantikan yang pernah ada.

“Kita sudah biasa melihat ratu kecantikan dengan rambut panjang, tapi aku memilih tampilan androgini dengan rambut pendek. Tidak seorang pun boleh mendikte siapa kamu. Setiap perempuan berbeda, kita semua unik,” ujar Eve Gilles seperti dikutip dari Daily Mail.

Pemenang kontes ini ditentukan lewat pemungutan suara dan setengahnya berasal dari penilaian juri. Melalui hal tersebut, Eve menempati posisi ke-3 dalam pemungutan suara publik dan juri menjadikannya juara satu.

Miss France 2024 yang baru terpilih, Miss Nord-Pas-de-Calais Eve Gilles (kiri), merayakan perebutan gelar bersama Miss France 2023, Indira Ampiot, di selama kontes kecantikan Miss France 2024 di Dijon, timur tengah Prancis, Sabtu (16/12/2023). Foto: Arnaud Finistre/AFP

Ada beragam pro kontra terkait kemenangan Eve. Tak sedikit yang merasa kecewa dengan keputusan tersebut. Meski demikian, tetap ada yang mendukungnya, kok. Salah satunya adalah Sekretaris Nasional Partai Komunis, Fabien Roussel.

“Dukungan untuk Eve Gilles, Miss Prancis terpilih, yang dapat tekanan sosial dari masyarakat yang tidak menerima bahwa perempuan mendefinisikan diri mereka sendiri dalam segala keberagaman mereka,” ujar Fabien.