Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Pendiri LAKON Indonesia Thresia Mareta Raih Penghargaan dari Pemerintah Prancis
21 Februari 2025 16:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Penghargaan ini diberikan kepada Thresia atas dedikasinya dalam melestarikan dan mengembangkan warisan budaya Indonesia lewat fashion ke kancah internasional. Thresia menerima penghargaan tersebut dalam sebuah seremoni yang dihadiri oleh Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Fabien Penon, serta deretan pejabat dan tokoh industri lainnya di Museum Nasional, Jakarta pada Selasa (18/2).
Ordre des Arts et des Lettres merupakan sebuah penghargaan dari Prancis yang diberikan kepada individu yang dinilai telah memberikan kontribusi signifikan dalam memperkaya dan memberikan pengaruh global di bidang, seni, budaya dan sastra. Ini menjadi bentuk apresiasi dunia terhadap dedikasi dan upaya berkelanjutan yang dilakukan Thresia selama ini dalam melestarikan dan meningkatkan inovasi pada tradisi untuk mendukung perkembangan mode Indonesia.
"Anda merupakan sosok perempuan yang berdaya dan pemimpin yang menginspirasi, menciptakan peluang, dan memberdayakan orang-orang di sekitar Anda. Merupakan kehormatan besar bagi saya, atas nama Menteri Kebudayaan Prancis untuk menobatkan Anda sebagai the Knight of the Ordre des Arts et des Lettres," ujar Fabiene Penone dalam sambutannya.
ADVERTISEMENT
Sebagai penggiat fesyen, Thresia mengungkapkan meski mode terus berkembang, ia akan memastikan bahwa karya dari setiap perajin akan terus relevan dan mendapatkan pengakuan secara global.
“Bagaimana kita memastikan bahwa keahlian perajin kita dalam membuat kerajinan tangan seperti batik, tenun, bordir, dan lainnya tidak hanya dilestarikan tetapi juga tetap relevan, mendapatkan pengakuan global, dan menciptakan peluang ekonomi bagi para perajin,” ujar Thresia usai menerima penghargaan.
LAKON Indonesia & PINTU Incubator jadi bukti dedikasi Thresia pada fashion
Kepedulian Thresia terhadap perajin lokal dimulai sejak ia mendirikan ekosistem fesyen yang komprehensif, yakni LAKON Indonesia pada tahun 2018. Bersama LAKON Indonesia, Thresia terjun langsung ke lapangan untuk bekerja sama dengan para perajin untuk melangkah ke industri fashion yang lebih modern tanpa meninggalkan teknik tradisional.
ADVERTISEMENT
Kiprah Thresia di dunia mode Tanah Air berlanjut saat ia menjadi advisor JF3 Fashion Festival yang rutin diselenggarakan selama 20 tahun terakhir. Festival ini memberikan peluang bagi para kreator fesyen dan perajin lokal untuk menampilkan karya mereka di panggung megah.
Thresia juga terus melakukan berbagai inovasi dan terobosan di dunia mode, salah satunya dengan inisiatifnya mendirikan PINTU Incubator. Ini merupakan program bilateral yang diprakarsai LAKON Indonesia, JF3, dan Kedutaan Besar Prancis melalui IFI.
Program ini menjadi jembatan bagi kreator Indonesia ke ekosistem fashion Prancis dengan memberikan bimbingan, wawasan industri, serta peluang global, sehingga memastikan mereka dapat bersaing di kancah internasional. Lewat PINTU Incubator, Thresia menjadi sosok di belakang para partisipan yang berhasil menjual produk mereka ke konsumen internasional. Bahkan, mereka juga berkesempatan untuk mengikuti Paris Trade Show dan menempuh pendidikan di salah satu sekolah fashion bergengsi di Paris Ecole Duperre.
ADVERTISEMENT
Thresia meluncurkan buku Ode to Indonesian Culture
Di momen istimewa itu, Thresia juga sekaligus meluncurkan buku berjudul Ode to Indonesian Culture. Buku yang dikerjakannya selama dua tahun itu mengangkat cerita dari 15 sosok inspiratif di Indonesia.
Thresia berharap agar bukunya dapat membantu generasi muda untuk lebih memahami warisan budaya yang mereka miliki. Dia juga ingin agar buku tersebut bisa memberikan inspirasi bagi mereka untuk terus merayakan identitas bangsa.
“Dunia akan selalu berubah, tetapi semoga mereka tidak pernah melupakan kekuatan dan keindahan akar budaya mereka. Semoga buku ini menjadi warisan yang hidup, sebuah penghormatan bagi kebijaksanaan dan kontribusi mereka yang membentuk narasi budaya kita hari ini, sekaligus memberikan inspirasi bagi masa depan untuk terus menghargai dan merayakan identitas kita,” pungkas Thresia.
ADVERTISEMENT