Penggunaan Dating Apps Menurun, Berpengaruh pada Angka Pernikahan di Indonesia?

14 Juli 2024 16:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan main dating apps. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan main dating apps. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Penggunaan dating apps pada 2024 kian menurun. Apakah kamu masih menjadi salah satu orang yang menggunakannya untuk mencari teman kencan, Ladies?
ADVERTISEMENT
Sayangnya menurut hasil survei yang telah dilakukan oleh sebuah dating agency asal Singapura, Lunch Actually, penggunaan dating apps di 2024 sudah mulai menurun. Penurunan penggunaan aplikasi ini pun dinilai cukup signifikan.
Survei Lunch Actually ini dilakukan kepada 2.038 orang single yang berada di Singapura, Malaysia, Hong Kong, Thailand, dan Taiwan. Sementara yang dari Indonesia, ada 342 orang yang mengikuti survei. Ribuan orang yang mengikuti survei ini di antaranya adalah 61% laki-laki dan 41% perempuan. Adapun rentang usianya adalah 25-55 tahun.

Hasil data penurunan penggunaan dating apps

Ilustrasi perempuan main dating apps. Foto: Shutterstock
Berdasarkan data, saat ini hanya ada 12% orang single yang masih menggunakan dating apps. Sementara, 42% lainnya sudah sama sekali tidak memakai dating apps. Para pengguna yang sebelumnya memakai dating apps, mulai kembali dengan cara tradisional dalam hal mencari teman kencan.
ADVERTISEMENT
“Tahun ini, dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, kami telah mengamati dampak yang berbeda di mana kenyamanan dalam menggunakan aplikasi kencan telah meningkatkan ekspektasi akan koneksi yang instan, sedangkan keinginan untuk mendapatkan koneksi mendalam dan hubungan yang nyata, semakin besar,” ujar CEO dan Co-Founder Lunch Actually Group, Violet Lim.
Penurunan angka penggunaan dating apps didasari pada keinginan para 72% jomlo di Indonesia yang mulai merasa bahwa mereka memerlukan komunikasi dan hubungan emosional yang lebih nyata. Bagi mereka, komunikasi dan hubungan emosional jauh lebih penting, dibandingkan hanya sebatas dengan ketertarikan fisik yang dilihat dari layar ponsel.

Faktor lain penyebab menurunnya penggunaan dating apps

Ilustrasi perempuan main dating apps. Foto: Shutterstock
Tak hanya keinginan untuk memiliki komunikasi dan hubungan emosional yang lebih baik, berikut ini ada beberapa faktor lain dari penyebab menurunnya penggunaan dating apps.
ADVERTISEMENT

1. Paradoks dalam memilih

Banyaknya pilihan teman kencan yang ada di dalam kolom match dating apps, bisa membuat seseorang jadi cenderung bingung untuk memilih

2. Kelelahan berkencan

Dating apps memiliki banyak poin kriteria yang harus dipilih. Hal itu lama-lama bisa bikin pengguna jenuh. Jadi, ketika kamu sudah menyukai apa yang kamu lihat, terkadang kamu cenderung tidak memprioritaskan aspek jangka panjang yang sebenarnya jauh lebih penting.

3. Kepercayaan dan keaslian profil

Tak sedikit orang tertipu dengan profil seseorang yang ada di dating apps. Alhasil, saat bertemu secara langsung, wajah dan kepribadiannya bisa saja berbeda, yang akhirnya membuat pengguna jadi khawatir dan takut untuk kembali menggunakannya.

4. Masalah privasi

Data-data yang kamu gunakan untuk bermain dating apps tentunya akan jadi lebih berisiko untuk tersebar. Apalagi, jika profil match yang kamu temui tidak 100% asli. Itulah alasan mengapa para jomlo kembali beralih dengan cara tradisional untuk berkenalan.
ADVERTISEMENT

5. Tujuan jangka panjang

Menurut data Lunch Actually, 40% jomblo di Indonesia ingin menikah dalam waktu dekat. Sayangnya, tak sedikit pengguna dating apps yang hanya menginginkan hubungan kasual. Alhasil, tujuan ini kerap kali tidak sama, dan justru membuat kamu berpotensi di-ghosting jika terlalu serius.

Angka pernikahan di Indonesia ikut menurun

Ilustrasi pasangan menikah. Foto: Shutterstock
Menurunnya angka penggunaan dating apps ini ternyata juga berpengaruh pada turunnya angka pernikahan di indonesia, Ladies.
Menurut data dari BPS (Badan Pusat Statistik) pada 2023, terdapat penurunan angka pernikahan di Indonesia sebanyak 53% selama satu dekade. Angka ini turut memperlihatkan bahwa 68,29% anak muda Indonesia belum menikah.