Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Penyanyi Muda Thailand Meninggal Dunia Usai 3 Kali Jalani Pijat Tradisional
26 Desember 2024 17:14 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Seorang penyanyi perempuan Thailand bernama Chayada Prao-hom (20), juga dikenal dengan nama Ping Chayada, meninggal dunia pada awal Desember. Ping Chayada meninggal tak lama usai menjalani tiga sesi pijat leher.
ADVERTISEMENT
Dilansir Independent, Ping Chayada melakukan terapi pijat neck-twisting di sebuah panti pijat sejak awal Oktober. Awalnya, ia melakukan pijat tradisional tersebut akibat keluhan nyeri dan kaku di bagian pundak.
Namun, setelah menjalani pijat pertama, ia merasa kondisinya tidak membaik. Saat itu, Ping Chayada aktif membagikan kondisi kesehatannya lewat laman Facebook miliknya.
Setelah melakukan sesi pijat kedua, Ping Chayada mengaku kondisinya memburuk. Ia mengaku merasa kesakitan dan seluruh bagian tubuhnya merasa kaku. Dilansir Times of India, usai sesi ketiga yang dilakukan pada 6 November, Ping Chayada mulai melihat adanya pembengkakan dan memar di jari-jarinya.
Di pertengahan November, Ping Chayada mengaku 50 persen tubuhnya lumpuh. Ia tidak bisa bangun dari tempat tidurnya akibat kondisi yang dialami. Akibat kondisi kesehatan yang terus memburuk, Ping Chayada dilarikan ke rumah sakit yang berlokasi di Udon Thani, Thailand .
ADVERTISEMENT
Ping Chayada meninggal dunia di ICU rumah sakit pada 8 Desember setelah lebih dari dua minggu menjalani pengobatan. Dikutip dari Independent, hasil otopsi menunjukkan bahwa Ping meninggal dunia akibat infeksi darah atau sepsis, infeksi jamur, pembengkakan saraf tulang belakang, dan pembengkakan otak.
Kondisi Ping Chayada dicurigai disebabkan oleh pijat tradisional yang dijalaninya. Namun, tukang pijat yang menangani Ping, bernama Aoy (nama samaran), mengaku tidak melakukan malapraktik. Kepada Bangkok Post, Aoy mengatakan bahwa ia terkejut ketika mendengar kabar meninggalnya Ping Chayada.
“Saya terkejut ketika saya mendengar bahwa sayalah tukang pijat (Ping Chayada). Saya sudah menjalani praktik ini bertahun-tahun dan tak pernah mengalami situasi seperti ini,” ucap Aoy.
Aoy pun menegaskan, ia memohon keadilan dan bersedia untuk membuktikan bahwa ia tidak bersalah. Aoy menjelaskan, panti pijat miliknya sudah berlisensi dan seluruh terapisnya juga sudah memiliki sertifikasi.
ADVERTISEMENT
Investigasi pun dilakukan di panti pijat tersebut. Berdasarkan hasil penyelidikan, panti pijat tersebut telah memiliki lisensi, pun dengan para terapisnya.
Menurut Menteri Kesehatan Masyarakat Thailand, Somsak Thepsutin, hasil tes dan otopsi Ping Chayada membuktikan bahwa kematian Ping tidak berkaitan dengan terapi pijat yang ia jalani sebelum meninggal. Namun, ibu Ping—yang juga seorang terapis pijat—bersikeras bahwa kematian putrinya disebabkan oleh pijat neck-twisting tersebut.
Akibat kasus ini, banyak dokter yang mengungkapkan kekhawatiran atas terapi pijat neck-twisting. Prof. Dr. Thiravat Hemachudha dari College of Oriental Medicine di Rangsit University mengatakan, neck-twisting atau terapi memutar leher berisiko menyebabkan kelumpuhan.
“Jika tidak dilakukan dengan benar, terapi ini bisa meningkatkan risiko kerusakan dinding pembuluh darah yang menyuplai darah ke otak, terutama di bagian belakang, merobek dan mematikan saraf otak, hemiplegia, sampai kelumpuhan,” ujar Thiravat, dilansir Independent.
ADVERTISEMENT